PART 12

1.8K 391 193
                                    

"Untuk apa barusan?"

Masih dengan selimut yang menutupi kepala, Tori bergumam kelu. Suaranya yang sedikit bergetar membuyarkan keheningan yang mengatmosfir di antara dirinya dan Chanyeol.

Sejujurnya, saat ini Tori benar-benar kehilangan akal akan situasi yang tengah ia hadapi. Puluhan tanya menyerang kepalanya, membuat pikirannya bercabang dan penuh oleh dengung kebingungan.

Mengapa?

Mengapa Chanyeol menciumnya?

"Untuk fanservice."

"Eh?"

Chanyeol mendenguskan tawa mendengar suara keheranan Tori.

Menjawab keheranan gadis itu, Chanyeol pun kembali bersuara.

"Tori..., kau menyukai aku, kan?" pertanyaan retoris itu terlontar dari bibir Chanyeol dengan santai dan jenaka. Seakan hal tersebut bukanlah sesuatu yang tabu dan baru.

Tori yang mendengarnya, tertegun. Panas yang tadinya menjalar di sepanjang pipi hingga telinganya, memudar. Surut dan tergantikan oleh rasa sesak dan hina.

"Sebenarnya aku ingin berpura-pura tidak tau mengenai perasaanmu, tapi sulit melupakan apa yang sudah kau dengar, bukan? Terlebih lagi, ini bukanlah topik yang bisa kuabaikan begitu saja." Chanyeol duduk di kaki ranjang, tangan bertaut di antara kaki. "Kau mengatakan semuanya semalam. Segala racauan yang mengejutkan."

Tawa kecilnya menyusul kemudian.

Chanyeol tidak ambil pusing sama sekali dengan selimut yang belum luruh dari kepala Tori. Malahan ia merasa lega, setidaknya ia dapat mengatakan hal-hal menyakitkan ini tanpa perlu melihat raut Tori. Tanpa perlu tau bagaimana terlukanya gadis itu.

"Nah, Tori. Maafkan aku, ya."

Dia mengatakannya. Tori menghela napas. Jemarinya yang dingin menarik selimut yang menutupi wajahnya. Dengan sorot mata yang tenang, ia pun menguatkan diri dan menatap Chanyeol.

Merasa diperhatikan, Chanyeol pun balik menatap Tori. Ia sedikit merasa bersalah ketika menemukan sepasang netra cokelat itu. Walau terlihat lugu dan biasa, Chanyeol yakin ada luka tersembunyi di balik permukaannya.

"Apa aku berceloteh aneh semalam?" Tori terkekeh. "Aah, padahal sudah menyembunyikan perasaanku sejak lama, tapi malah berakhir karena alkohol. Aku payah sekali, ya?"

"Sangat payah dan mengecewakan." Chanyeol membuang napasnya kasar dan memiringkan tubuh menghadap Tori.

"Jadi Tori, aku benar-benar meminta maaf." Chanyeol mengulang sekali lagi. Tidak terdengar bersungguh-sungguh.

"Aku tidak bisa membalas perasaanmu." terangnya, terlalu lancang.

"..."

"Juga, sebenarnya aku berharap kita bisa menjadi teman yang seperti biasa, tapi setelah mengetahui perasaanmu terhadapku, aku rasa sebaiknya kita saling menjauhi saja."

"Ke-kenapa?" Tidakkah itu berlebihan?

Chanyeol menggaruk dagu. "Apa kau pikir kita bisa berteman seperti biasa setelah kecanggungan yang kau buat ini?" ia melempar pandangan menyalahkannya ke Tori. "Jujur saja aku tidak."

RESONATE (PCY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang