PART 19

1.8K 405 334
                                    

Kebanyakan orang mengira, apa yang Tori takuti adalah ketinggian. Rasa takut yang lumrah dialami banyak orang di berbagai belahan dunia. Tidak ada yang tau, bukan ketinggian itu yang menakutkan Tori, melainkan sebuah kenangan yang melintas di benaknya.

Tempat tinggi dan terbuka selalu mengingatkan Tori pada sebuah kejadian di masa lalu yang tidak mampu ia lupakan. Tidak mampu ia relakan.

Layaknya duri yang tertancap di dada, kenangan itu ada dan masih menyakitinya.

Seperti hari ini.

Dia kembali mengingat sosok itu.

🥀 Jejak-jejak familiar 🥀

Tori terbangun dengan air mata yang merembes di pipi dan membasahi bantal.

Ia membuka mata dan sosok pertama yang mengisi arah pandangnya adalah Oh Sehun. Pria itu bernapas lega dan segera menggenggam tangan Tori. Ia duduk di bibir ranjang, menatap lurus ke arah Tori yang baru bangun setelah pingsan sejam-an yang lalu.

"Syukurlah kau sudah sadar." gumam Sehun, tapi tidak melunturkan kecemasan yang tersirat di matanya.

"Apa yang terjadi?" Tori hendak menggerakkan tangan kanannya, tapi terhenti ketika ia menyadari lengannya diberi penyangga.

"Kau tidur sambil nangis." jawab Baekhyun, dia juga berada di ruangan itu. Hanya saja, tidak seperti Sehun yang merapat di tepi ranjang, Baekhyun bertengger di jendela.

"Aku?" Tori menyentuh pipinya aneh. "Kenapa aku di sini?"

"Kau tidak ingat?"

"Aku uh..." Tori mengerjapkan mata, dan kilas balik yang samar merayap perlahan mengisi benaknya. Potongan-potongan memori, dan..., "Yuqi? Di mana dia?"

"Untuk apa kau mencari berandalan itu." Baekhyun menyahut sewot.

"Dia baik, Tori. Yuqi baik-baik saja. Berkat kau." untungnya, Sehun tidak sesinting Baekhyun. Ia menjawab Tori sekaligus menenangkan gadis itu.

"Orangtuanya datang tadi dan mereka tampaknya sedang berbicara di suatu tempat. Kau tidak perlu cemas, dia aman."

"Dia yang tidak baik-baik saja." Baekhyun memutar mata. "Bersikap sok heroik seperti itu, gajimu sebagai editor pasti sangat besar."

"Baekhyun." Sehun menarik napas gusar.

"Dia mungkin juga punya asuransi jiwa."

"Baek, please." Sehun memohon pengertian. Tori baru saja siuman, ya ampun!

"Apa aku salah bicara? Man, kalau tidak ada pemadam kebakaran yang merentangkan balon karet di bawah bangunan itu, Tori sudah pasti benyek."

"Maaf." Tori menunduk muram.

"Kau itu to-lol. Menyelamatkan orang lain tapi tidak memikirkan keselamatan sendiri. Hell, aku tidak akan heran kalau Marvel merekrutmu sebagai superhero baru di Avenger. Kau mau nama hero? Dumb-dumb sangat cocok untukmu."

"Oh, ya tuhan. Diamlah!" Sehun akhirnya meninggikan suara.

Tidak seperti Sehun, Tori hanya menggigit bibir. Di saat seperti ini, ia tidak bisa menyalahkan Baekhyun sama sekali. Baekhyun benar, dia sudah bertindak gegabah. Menyelamatkan Yuqi tanpa mengabari siapa pun. Beruntungnya, seorang petugas yang sedang memperbaiki tiang listrik melihat Yuqi bergelantungan di ujung balkon. Nyaris jatuh. Pria itu pun menghubungi polisi dan pemadam kebakaran untuk bantuan lebih.

RESONATE (PCY)Where stories live. Discover now