"9"

2.7K 302 90
                                    

"Lakukan tugasmu sebelum tidur. Jangan coba-coba masuk ke dalam kamar. Tidur di sini dan pikirkan kesalahan yang kau perbuat."

Ialah ucapan Leeteuk sebelum sang kakak tertua benar-benar pergi meninggalkan Kyuhyun lalu berbalik bersama Eunhyuk, Donghae, dan lainnya dari ruang tamu. Mereka semua masuk untuk tidur di kamar masing-masing.

Tidak dengannya yang harus menyelesaikan semua pekerjaan rumah lebih dulu.

Kyuhyun ingin mencoba nakal dengan mengecek kamar, akan tetapi sepintar itu Leeteuk untuk mengunci kamar si bungsu lebih dulu. Membuat Kyuhyun mendesah kecewa setelahnya dan memilih beringsut demi merebahkan diri di sofa ruang tamu. Padahal ia hanya ingin mengganti seragam kotornya dengan kaus santai.

Jarum jam menunjuk angka 11. Kyuhyun kini duduk di lantai dengan kepala berebah di atas sofa. Menatap kosong ke arah dapur di mana ia baru saja selesai mencuci tumpukan piring yang tidak begitu banyak atas suruhan sang kakak tertua. Peluh-peluh tipis nampak menghias kening.

"Hhh...."

Bibir pucat Kyuhyun terbuka kecil dengan helaan napas.

Tak ada lagi getaran menggigil. Rumah ini cukup hangat dari hawa dingin di luar. Walau bibirnya masih menyisakan rona pucat, Kyuhyun berhasil menyingkirkan rasa dingin tersebut. Salah satunya karena beberapa menit berkutat dengan piring dan air dan juga dengan lantai dan pel.

Intinya kehangatan itu bukan karena hal 'hangat'. Tapi karena membakar kalori dengan pekerjaan rumah lah yang membuat tubuh dingin Kyuhyun jadi hangat.

"Yah... tidak terlalu buruk. Jangan mengeluh, Kyu," gumam Kyuhyun sedih.

"Untung aku menjemur baju kemarin di luar, jika tidak, aku tidak akan bisa ganti baju."

Ia juga selesai membereskan baju seragamnya yang kotor nan kusut. Meski kamar dikunci, setidaknya penampilan Kyuhyun sudah lebih baik dari sebelumnya. Hanya lebih baik. Bukannya jauh lebih baik.

Kelelahan. Sudah pasti. Siapa yang bisa semudah itu menyelesaikan seluruh tugas rumah di tengah badan babak belur seperti Kyuhyun?

Akan tetapi peluh yang hanya tampak di kening mulai menetes jatuh ke leher.

Ada rasa sesak di salah satu bagian tubuh yang tak bisa Kyuhyun katakan bahkan pada saat sepi melingkupinya.

"Lelah..." monolognya seraya terpejam.

"Mengapa berbeda sekali..." racaunya lagi.

Kyuhyun menelungkup lesu, "Mengapa aku tidak boleh..."

Sambil mempertahankan posisi itu, kali ini ia mengangkat tangan dan mendaratkannya keras di salah satu bagian tubuh.

"Berhenti mengeluh—"

Dug.

Pukulan tersebut mendarat tepat di kepala. Kyuhyun menepuk kepalanya sendiri kesal.

Dug dug.

"Ssh!"

Di tengah dumalan, Kyuhyun meringis. Ringisan yang muncul sebab ia memukul kepalanya sendiri. Tapi ringisannya berlanjut. Kyuhyun tambah meringis karena luka yang bersarang. Sudah terlanjur malas bocah itu untuk membangunkan tubuh dan mengambil obat merah beserta teman-temannya.

"A—shh!"

Yang dilakukan Kyuhyun hanya duduk tak beralas apapun. Duduk beralas lantai tanpa karpet sambil masih menidurkan kepalanya di atas sofa empuk. Posisi itu tidak membantu. Luka ini tetap terasa perih.

"Ah, paboya Kyuhyun-ah. Bertindak menolong tapi kau menolak ditolong. Apa isi kepalamu? Apa yang kau pikirkan?"

Bocah itu mendumal dan kembali mendumal. Padahal kalau sudah diobati Ryeowook, luka itu akan mulai sembuh.

AGONLESS • [CKH]✔️Där berättelser lever. Upptäck nu