"Devan kamu gak nyulik aku kan?"

"Devan kamu gak-"

Ucapan Alena terhenti ketika penutup matanya terbuka dan mulutnya menganga lebar melihat apa yang di depannya.

"Iya aku nyulik kamu ke sini,"

Alena tanpa sadar berjalan dan melihat satu persatu dekorasi yang indah ini.

"Woah cantik banget," gumam Alena tak lepas memandang bentuk love di sekitaran meja dan segala pernak-pernik lainnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Woah cantik banget," gumam Alena tak lepas memandang bentuk love di sekitaran meja dan segala pernak-pernik lainnya.

Sepasang tangan melingkari perutnya dari belakang "Kamu suka?"

Alena tersentak dan menoleh melihat wajah Devan di bahunya "Hmm suka banget,"

"Kita dinner di sini, aku siapin khusus dihari yang spesial buat pacar Devan yang cantik," bisik Devan tepat di telinga Alena membuat Alena merinding.

Alena membalikkan tubuhnya dan memeluk Devan erat "Makasih,"

Alena menangis di pelukan Devan, Alena senang di saat orang tuanya tidak memperhatikannya, ada Devan yang membuatnya bertahan, jika tak ada Devan mungkin Alena tidak akan bisa tegar.

Alena berterima kasih pada tuhan karena masih ada Devan yang menjadi tempat sandarannya, Alena tidak bisa membayangkan jika tak ada Devan yang dia miliki.

Devan membalas pelukan Alena tak kalah erat dan mengelus rambut panjang Alena. Devan menenangkan Alena yang menangis.

"Jangan nangis Alen," gumam Devan.

Sebenarnya Devan belum pulang saat mengantarkan Alena ke rumahnya tadi sore. Entah mengapa Devan enggan meninggalkan rumah Alena.

Tiba-tiba dia melihat Alena berlari dengan keadaan menangis, Devan khawatir dan mengikuti Alena dengan cepat. Dia sengaja tidak menghampiri Alena yang menangis sendirian di tepi danau.

Devan ingin memberi Alena ruang, Devan diam-diam mencari tahu apa yang selama ini membuat kekasihnya selalu sedih. Tapi sampai sekarang Devan belum menemukannya.

Devan menuntun Alena untuk duduk lalu menghapus air mata Alena.

"Jangan menangis kamu jelek,"

Alena terkekeh lalu memukul bahu Devan pelan. Devan tersenyum lalu mengecup kedua mata Alena.

"Tunggu sebentar," Devan pergi membuat Alena bingung.

Tak lama kemudian Devan kembali dengan membawa kue ke depan Alena. Alena terharu di perlakukan istimewa seperti ini.

"Ku percaya kamu itu adalah peri yang hanya mempunyai satu sayap, karena satu sayapnya lagi telah aku miliki, disaat kita bersama nanti, kita akan terbang kemana saja kita mau. Selamat ulang tahun cintaku, semoga saja kebahagiaan akan selalu ada di setiap hari - harimu,"

Alena sudah tak dapat menahan air matanya untuk turun kembali. Alena bahagia sangat-sangat bahagia, Alena akan mengingat malam ini sebagai salah satu kenangan terindah di hari ulang tahunnya.

"Aku gak tau mau ngomong apa sama kamu selain terima kasih, aku tidak pernah bisa membayangkan jika hidup ini
kosong tanpa ada kamu di sisiku," ucap Alena.

"Sejak mengenalmu bawaannya aku pengen belajar terus, belajar menjadi yang terbaik buat kamu," ucap Devan.

Devan meletakkan kue itu di meja, lalu beralih menarik tengkuk dan mencium bibir Alena lembut. Biarkan para jomblo yang membaca jadi baper wkwk.

Ciuman keduanya terlepas membuat pipi Alena memerah, Devan terkekeh melihatnya. Padahal ini bukan pertama kalinya mereka berciuman.

"Tiup lilin dan berdoa Alen," ucap Devan kembali menyodorkan kue ulang tahun.

Alena memejamkan mata dan berdoa di dalam hati sebelum meniup lilin itu. Doa Alena selalu saja sama setiap tahun, dan dia berharap semoga kali ini bisa terkabul.

"Ya allah, doa Alena tidak pernah berubah, Alena cuma mau hati mama dan papa terbuka pada Alena bahwa mereka masih memiliki putri yang membutuhkan mereka di sisi Alena, dan juga Alena berharap hubungan Alena dan Devan baik-baik saja selamanya aamiin,"


Follow Author dong hehe, jangan lupa share ke teman kalian siapa tau kepincut. Dan like comment

ig : saniyyahputrisaid

Saniyyah Putri Salsabila Said

24 Desember 2019

Lilin [TELAH TERBIT & DISERIESKAN]Where stories live. Discover now