Chapter 2

27.4K 1K 1
                                    

Aku merebahkan diriku di kasur. Ku lihat foto-foto ku dan ali di ponselku. Rasanya ingin kembali ke masa itu. Dimana ali selalu ada disamping ku dan selalu tertawa bersamaku. Kejadian indah yang tak akan pernah terlupakan dan tergantikan.

Setelah lama memandang foto ku dan ali, rada ngantuk mulai menyerangku. Mataku sembab, dan besok aku harus kuliah pagi. Aku menarik selimut, matikan lampu dan mulai memejamkan mataku. Aku berharap agar dalam mimpiku, aku dapat bertemu dengan ali. Walaupun saat bangun nanti, jantung ku akan terasa sesak. Setidaknya aku dapat melihatnya setelah 3 tahun lamanya.

Tak lama akupun tertidur dengan lelap....... tak kusangka harapanku menjadi kenyataan.

Aku bermimpi tentang nya, ali.mimpi indah yang menyedihkan... Aku sedang duduk sendirian di halaman rumahku, aku terduduk menangis atas kepindahan ali. Saking kesal dan frustasi nya, aku mencabut semua rumput yang ada di depanku. Aku berteriak sekencang mungkin untuk menghilangkan kesedihan ku. Aku menangis tanpa henti. Ali yang harusnya pulang hari itu harus mundur 1 tahun.

Saat aku sedang menangis, datanglah seseorang yang menutup mataku dan berkata "gausah nangis sayang.. aku disini" terdengar suara itu lembut di telinga ku. Aku menoleh dan melihat ali yang sedang menunjukan senyum terbaiknya. Spontan, aku langsung memeluknya dan menangis dalam pelukannya. Tak henti-henti aku berkata padanya "aliii kangeeen. Jangan tinggalin akuu lagi" ucapku sambil menangis. Ali hanya mengusap rambutku dan berbisik di telinga ku "gak akan pernah, LOVE YOU"

Aku yang masih tak percaya atas kehadirannya pun melepaskan pelukan ku dan menatapnya. "Katanya diundur 1 tahun lagi?" Tanyaku.

"Hahahah maaf sayang, aku bercanda kok itu. Maaf ya bikin kamu sedih" jawab ali padaku. Membuatku memukul tangannya dan memeluknya lagi.

Tib-tiba mimpiku gelap, aku tak melihat apapun dan langsung terbangun karna terdengar suara jam weker yang terus berbunyi. Mataku basah, rupanya aku benar-benar menangis. Terlihat jelas wajah ali di mimpiku. Membuat rasa rinduku padanya semakin besar.

Jam sudah menujukan pukul 7, aku harus segera bersiap untuk kuliah pagi. Saat aku hendak menuju kamar mandi, mama masuk membawakan sarapan.

"Pagi sayang. Nih sarapannya, tumben baru bangun jam segini?" Tanya mama sambil menaruh makanan di meja ku.

"Haha, iya kesiangan nih, aku mandi ya ma" ucap ku tanpa menoleh ke arah nya. Aku langsung masuk ke kamar mandi dan bercermin. Mataku terlihat habis menangis, aku berusaha menghilangkan sembab itu dengan air.

Selesai mandi, aku bersiap dan berangkat ke kampus. Aku menjemput gritte, sahabat tersayang ku. Selama perjalanan, aku bercerita tentang mimpi yang ku alami semalam, tanpa ada yang terlewat. Gritte memang tempat curhat paling baik sepanjang masa setelah ali. Ali yang paling mengerti diriku, tapi tak ada dia disini.

Sesampainya di kampus, aku langsung ke kelas karna hampir terlambat, untungnya dosen ku belum hadir. Terlihat kursi disebelahku kosong, kursi yang biasa ali tempati. Kenangan mulai terbayang di pikiranku.

"Woy! Bengong aja dah.. kursi nya gak ilang kok, orang yang dudukin aja ilang" suara iqbal mengagetkan ku.

"Iiih ngagetin aja sih. Gak lucu" jawabku ketus karna mendengar ucapannya. 'Orang yang dudukin aja ilang' rasanya kata itu berhasil membuat hatiku sakit.

"Yeee sorry prill, gak bermaksud. Lagian bengong" lanjutnya dan langsung pindah ke kursi yang ia duduki.

Aku kembali termenung dan memikirkan semua kejadian yang ku alami bersama ali. Termasuk disaat aku dan ali berantem sampai sehari.

Saat itu, ali tak mengabariku kalau ia ada acara keluarga, aku yang sedang menunggunya di taman yang kita beri nama 'Aprill' atau Ali Prilly, sampai terasa hawa dingin menusuk badanku. 2 jam aku menunggunya, tapi ia tak kunjung datang. Aku pun memutuskan untuk pulang karna cuaca sangat tidak bersahabat.

*****

Can You See Me (Aliando-Prilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang