• IGATT - 18 •

1.4K 215 11
                                    

Happy reading!

•••

Hujan masih terhitung gerimis kecil saat Jennie dan Layla tengah menjinjing dua paper bag yang penuh dengan belanjaan masing-masing sambil berjalan menuju mobil yang terparkir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hujan masih terhitung gerimis kecil saat Jennie dan Layla tengah menjinjing dua paper bag yang penuh dengan belanjaan masing-masing sambil berjalan menuju mobil yang terparkir.

Sampai,

Ctash!

"EH MONYONG ASELOLE."

Salah satu kebiasaan buruk Jennie adalah latah. Dan kebiasaan itu baru saja dibangkitkan karena suara petir yang menggelegar. Lagipula siapa coba yang nggak kaget saat lagi jalan tiba-tiba petir serasa hampir menyambar? Untung masih hidup, bor.

Layla mendongak ke atas, menatap rintikan hujan yang jatuh semakin banyak lalu menoleh ke arah Jennie di sebelahnya. "Mending kita makan dulu, gabaik nyetir sambil hujan begini. Ntar lo latah, guenya yang mati."

Jadinya, pada siang yang hujan di temani petir kecil itu Layla dan Jennie memutuskan untuk mampir ke tempat di mana mereka bisa mengisi perut yang keroncongan sebentar sembari menunggu hujan reda──sampai petirnya menghilang.

Mereka duduk dibagian tengah. Jennie menolak keras duduk didekat jendela dimana kilatan petir akan sangat terlihat. Kalau dia latah saat sedang mengunyah, bagimana? Bayangkan saja sendiri.

"Jen."

"Hm."

"Lo ada hubungan apa sama Alfa?"

"Uhuk-uhuk!" Jennie segera meraih tissue dengan tergesa, mengelap bibirnya dengan gerakan grasak-grusuk.

"Hubungan? Ya ... Sama kayak hubungan lo dengan dia, gue sama Alfa cuman teman," ucap Jennie setelah beberapa saat hening.

"Yakin?"

Meskipun Layla jarang melakukan hal luar biasa dalam hidupnya, namun ia adalah seorang pengamat yang baik. Ia bisa mengetahui jika pena yang biasa dipakai Heru untuk ke kampus telah diganti, ataupun warna case ponsel milik Rose yang tadinya berwarna kuning kenari bergambar bunga matahari telah berganti gambarnya menjadi gambar awan.

Juga, sebagai yang tertua diantara teman-temannya yang lain, Layla cukup teliti untuk mengenali dengan baik sahabat-sahabatnya. Jadi ia bisa dengan mudah menebak jika mereka sedang berbohong atau tidak. Terlebih Jennie. Gadis itu terlihat aneh akhir-akhir ini dimatanya.

Jennie mengangguk. "Yakin."

"Gue gatau apa yang lo sembunyiin, cuman gue mau bilang, kalau lo nggak seharusnya terlalu ikut campur kayak gini," ucap Layla.

Tidak ada raut kekanakan pada ekspresi Layla saat mengatakannya hingga Jennie menelan saliva- nya dengan susah payah. Layla sedang tidak main-main dengan ucapannya.

Melihat Jennie yang terdiam, Layla meneruskan ucapannya, "Lalisa udah bukan anak perempuan yang pernah rebutan permen yupi sama lo waktu SD lagi. Dia udah lulus dari SMA, dia udah besar. Jadi lo nggak seharusnya terlalu ikut campur urusannya, sekalipun lo sahabatnya. Lo sadar, apa yang lo lakuin udah menekan dia selama ini?"

Ice Girl And The TroublemakerWhere stories live. Discover now