• IGATT - 30 •

1.1K 177 21
                                    

Kalau disuruh memilih, kalian lebih baik berdamai dengan masa lalu atau menghindari masa lalu selamanya?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalau disuruh memilih, kalian lebih baik berdamai dengan masa lalu atau menghindari masa lalu selamanya?

Untuk Lalisa, opsi kedua adalah pilihannya. Bukan apa, dia hanya takut jika memilih berdamai dengan masa lalu, dia yang berniat mengiklaskan malah justru tenggelam kembali. Lalu kalau sudah tenggelam, pasti sulit untuk naik ke permukaan dan mendapat kesadaran lagi.

Sejak Bagas memutuskan secara sepihak kalau Lalisa harus pulang bersama dengan Jeffrey ke Indonesia, overthinking nya makin kacau. Padahal hari-hari setelahnya berjalan normal dan damai, Lalisa dengan Jeffrey sama-sama sibuk serta bertemu sesekali.

Sayangnya, kedamaian itu hanya ada di raganya, bukan jiwanya. Hatinya? Jangan ditanya, resah bukan main.

Beberapa waktu setelahnya, Bandara Soekarno-Hatta yang bising bahkan tidak dapat mengalahkan ribut di pikiran. Finally, dia tiba di Indonesia. Tempat di mana dia dilahirkan, tempat penuh kisah kasih dan suka duka. Termasuk tempat masa lalunya berada.

Menghela napas, sembari menggeret koper yang dibawa, Lalisa menunduk dan melirik Jeffrey di sebelahnya. Karena hubungan mereka datar-datar saja, cowok itu pasti tidak tahu bagaimana perasaan Lalisa kan?

Ketika Lalisa memperbaiki masker di wajahnya, Jeffrey tengah sibuk menjawab telpon keluarganya yang katanya sudah menunggu.

"Lis, gua udah dijemput. Lo sendiri? Mau langsung ke Bogor?"

Lalisa mengangguk, "iya."

Jeffrey itu cowok pemerhati sekitar. Tapi kalau dibilang peka, nggak juga sih. Dia cuma cepat menyadari kalau ada perubahan di sesuatu yang kerap dia perhatikan. Merasakan nada dingin dari cewek yang menutupi ekspresinya di balik masker itu membuat Jeffrey gatal ingin bertanya.

Pertanyaan yang sudah menumpuk sejak cewek itu nampak murung ketika disuruh pulang ke Indonesia, rasanya bisa meledak kapan saja. Tapi seperti biasanya pula, Jeffrey lagi-lagi bungkam.

Menghela napas, cowok itu memasukan tangan ke saku celana. "... Gua rencana bakalan ke Bogor kalau kerjaan Ayah udah selesai, jadi nanti balik ke Kanada kita bareng lagi."

Diamnya Lalisa dia anggap sebagai tanda mengerti. Melihat penampakan sang adik dari kejauhan, Jeffrey bermaksud untuk pamit. "Lis, gua duluan ya? Kalau ada apa-apa jangan lupa ngabarin."

Cowok itu pernah membaca sebuah cuitan di linimasa Twitter beberapa waktu lalu. Disana tertulis, jika Bandara telah melihat jutaan pelukan paling tulus di dunia, mengalahkan altar pernikahan.

Maka dengan dalih begitu, tanpa persetujuan Lalisa yang masih diam seperti entah kemana jiwanya pergi, cowok itu diam-diam merentangkan tangannya dan merangkul Lalisa. Bukan hanya sekedar rangkulan seperti saat mereka menonton kembang api bersama, kali ini benar-benar pelukan yang hangat.

Sebenarnya sih Lalisa sudah terbiasa dengan perlakuan Jeffrey yang suka skinship kecil-kecilan begini. Tapi dia tetap membatu karena Jeffrey melakukannya di tempat umum.

Ice Girl And The TroublemakerWhere stories live. Discover now