• IGATT - 25 •

1K 196 15
                                    

Kusut. Baik pikiran maupun penampilan Jeffrey sekarang, keduanya kusut. Tak ada yang tampak lebih baik satupun.

Cowok itu mengacak rambutnya sembari menjinjing buku tebal. Koridor kampus ramai, orang-orang berlalu lalang menuju kelas berikutnya sama seperti Jeffrey.

"Oy, bro!" Seorang cowok berambut pirang menyapa ke arahnya──meskipun ia tidak mengenalinya──namun Jeffrey tetap membalas sebisanya.

Jetfrey lalu kembali ke tujuan awalnya, mencari Lalisa untuk meminta maaf. Tapi kenapa cewek berponi itu tidak menampakkan batang hidungnya sejak kemarin dan hari ini?

Oh ayolah, kelas terakhir sebentar lagi dimulai dan Jeffrey tidak mau tidurnya tidak tenang lagi malam ini.

Mungkin saking fokusnya Jeffrey dalam memikirkan ini, ia tanpa sadar telah menabrak seseorang hingga buku yang dibawa orang itu nampak berjatuhan.

Jeffrey tentu langsung membantunya, "I am sorry."

"It's okay." Tepat saat orang yang Jeffrey tabrak ini bersuara, ia memutar fokusnya dari sibuk memunguti buku yang terjatuh.

"Lis?"

Lalisa nampak terkejut melihatnya. Kalau tatapan bisa diartikan maka agaknya akan menjadi semacam, eh anjir, kenapa ketemu lagi?

"Aturan di saat-saat kaya gini kita lagi tatap-tatapan nggak si? Terus tau-tau jatuh cinta pada pandangan pertama," canda Jeffrey.

Tapi Lalisa hanya diam, lalu serta merta pergi begitu saja. Jeffrey, yang mencoba mengejarnya, harus berhenti ketika Lalisa menoleh ke arahnya.

"Apasih?" Katanya.

"Buset dah, jutek banget bu?"

Tidak peduli, cewek itu kembali melangkah. Jeffrey yang berdiri di belakangnya kemudian menghela napas, padahal ia berniat untuk menjalin pertemanan setelah ini dengan Lalisa, tapi kenapa yang namanya perempuan begitu sulit untuk ditaklukan?

"Yaudah, kalo gamau dengerin gue." Cowok itu berbalik, diam-diam menyeringai.

Tolong jangan remehkan otak licik Jeffrey jika sudah bekerja. Tunggulah sebentar lagi, Lalisa pasti akan berbalik mengejarnya.

Satu langkah, dua langkah.

Cowok itu mulai resah, ko ngga ngejer balik si──

"Jef, lo ngejatohin ini."

Jeffrey seketika berbalik dengan senyuman lebar menggantung di bibirnya. Deretan giginya terlihat, cerukan pipinya tercetak.

"Ah, makasih lho." Jeffrey menerima barang yang Lalisa beri sebagai alasan. Lalu keduanya tanpa sadar berjalan bersama disepanjang koridor kampus.

Setelah membaca situasi, akhirnya Jeffrey menyampaikan niatnya, "gua mau minta maaf soal yang kemarin."

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Kenapa lo ngelakuin itu kemarin?"

Sesaat, Jeffrey berpikir dengan keras. Ia ingin berkata jika ia bersama dengan Lalisa, seperti ada perasaan familiar yang terasa.

Jetfrey bisa saja mengatakannya tapi ia tidak mau dikira aneh. Jadi, ia hanya diam tanpa menjawab apapun sambil berharap Lalisa tidak memperpanjang persoalannya.

Untungnya tak lama Lalisa berucap, "yaudah kalau nggak bisa bilang. Gue maafin."

Cowok itu lalu tersenyum dan menampilkan cerukan pada kedua pipinya, "makasih."

Ice Girl And The TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang