• IGATT - 5 •

3.3K 551 32
                                    

••••

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

••••

Mungkin bagi beberapa siswi di SMA Kartini, pelajaran olahraga itu nggak banget. Cuman bikin keringetan dan lain sebagainya. Tapi untuk Lalisa dan beberapa yang lain, pelajaran olahraga bisa dipakai sebagai sarana bersantai daripada hanya duduk di kelas seharian.

Meski lapangan outdoor SMA Kartini yang memiliki 2 pohon beringin besar di sisi barat adalah tempat yang kurang disukainya. Biasanya pelajaran olahraga dilakukan di lapangan indoor yang lebih tertutup, bukan di lapangan outdoor yang memiliki akses perhatian penuh dari setiap kelas. Lalisa tidak menyukai segala macam bentuk perhatian.

Teman-teman sekelas Lalisa yang lain sedang duduk santai di permukaan lapangan. Ada yang sekedar beristirahat dengan meminum air mineral, atau tebar pesona. Seperti Rose dan Layla yang sedang cekikikan tak jelas di sebelah Lalisa sambil memperhatikan Dino, si ketua OSIS.

"Duh Dino-nya gue makin hari makin bening aja deh. Herman gue," ucap Rose genit kearah Layla.

"Heran Rose, bukan Herman. pake lo sebut-sebut segala," ralat Layla.

"Ihh pokoknya Din-- EBUSET DINO KEMANA?" Rose berseru lantang, sambil memukul-mukul lengan Layla tanpa sadar sampai cewek itu mengaduh kesakitan.

"Dino udah pergi, eh sakit Rose!" ucap Layla.

Gerakan Rose terhenti, lalu menatap Layla dengan wajah sedih yang dibuat-buat. "Yahh padahalkan gue belum puas mandanginnya."

Lalisa dan jennie mendelik, lalu saling tatap. Jennie seakan mengisyaratkan sesuatu lewat tatapannya, seperti bukan temen gue, bukan temen gue.

"Lo suka Dino?" Lalisa tiba-tiba bertanya.

Rose, Jennie, dan Layla memberikan perhatian mereka pada Lalisa sepenuhnya. Rose menggeleng. "Bukan, lebih tepatnya sekedar mengagumi."

Layla lantas menoleh kearah Jennie. "Jen, Lo masih sama Arsen?"

Jennie hanya mengangguk malu-malu ayam. Untuk sesaat, Lalisa mencoba berpikir secara realistis di tengah lapangan outdoor SMA Kartini yang ramai. Apakah diantara mereka berempat, hanya dirinya yang tidak punya pacar? Ataupun seseorang yang sedang ia kagumi? Tanpa sadar, Lalisa melamunkan hal yang aneh.

"Lalis, apakabar sama Benua?" Jennie menanyakan hal yang sedari tadi Lalisa hindari.

Lalisa mengangkat bahu, tak acuh dengan arah pembicaraan. Sebenarnya Lalisa juga tidak peduli dengan Benua, meskipun cowok itu masih sering mengirim spam chat lewat line yang tak pernah dibalas oleh Lalisa semenjak pertemuan mereka di ruang musik ---yang menggagalkan rencana Lalisa.

"Lalisa!"

Semua pasang mata memperhatikan arah datangnya suara yang sudah nekat memanggil Lalisa dengan sangat lantang di hadapan semua orang tersebut.

Ice Girl And The TroublemakerKde žijí příběhy. Začni objevovat