• IGATT - 8 •

2.4K 418 14
                                    

"HEH!"

Suara nyaring milik Layla menyeruak di indra pendengaran Heru yang sedang membuka kulkas di dapur. Cowok itu menoleh ke arah Layla yang berdiri di ambang pintu.

"Iya, dek?"

Layla berdecih sambil memutar bola matanya dengan malas. "Gak usah pake ngalus segala lah, sekarang lo kemanain jichu?"

Heru meletakkan botol yang berisi air dingin di atas meja, lalu mengambil sebuah gelas dan menuangkan air ke dalamnya.

"Oh, maksud lo tanaman kaktus kecil kerempeng kesayangan lo itu?" Heru menempelkan bibir gelas dengan bibirnya, mendorong air masuk ke mulutnya. Layla meniup poninya dengan kasar saat melihat kakak laki-lakinya itu begitu santai setelah melakukan kesalahan besar.

"Kalo lo bukan kakak gue, mungkin lo tinggal nama," ucap Layla.

Cowok itu meletakkan kembali gelasnya ke atas meja, kemudian menatap adik perempuannya. "Layla, kok lo jadi nakal sih sama kakak sendiri?"

"Halah kayak lo gak nakal aja."

Cowok itu melotot. "Nggak kok. Kata siapa? Orang ganteng, tidak sombong, dan rajin menabung kaya gini masa dikatain nakal."

Layla melipat tangannya di dada, lalu membuat gerakan seperti ibu kos yang menghitung bayaran. "Banyak degem, suka males ngerjain tugas, PHP-in anak orang. Lo pikir gue nggak tau?"

Heru tersedak air liurnya sendiri. "Sok tau lo bocil."

Cowok itu membuat gerakan mencuci gelas di wastafel dengan canggung. Kenapa bocil ini sudah besar dan tahu semua tingkah laku jeleknya sih? Sedangkan bocil yang dimaksud, Layla, masih berdiri di tempatnya.

"Gue bukan anak kecil lagi, njir."

Sosok berbadan tegap yang sedang meletakkan gelas di rak pun menoleh dengan cepat. "Layla, languange."

Layla duduk di hadapan meja makan dengan wajah tertekuk. Ia menopang dagunya dengan punggung tangan. Heru lantas menyusul duduk di seberangnya. "Kenapasih sayang banget sama jichu?"

"Gak tahu."

Heru mengangkat sebelah alisnya. "Why? Lo pasti punya alasan khusus sampe bisa sayang banget sama tuh kaktus kerempeng."

"Because, rasa sayang dan spesial itu nggak memerlukan alasan."

Jidat Layla di sentil oleh Heru, ia meringis kesakitan. "Bisa aja. Si jichu kemaren-kan lo taro di jendela dapur, dan potnya pecah karena jatoh kesenggol sama Less."

Less, kucing hitam-putih milik Heru yang sudah ia rawat sejak bayi. Diam-diam, meskipun di luar Heru terlihat seperti berandalan di kampusnya, tapi jika dirumah, ia adalah sosok yang penyayang. Terlebih kepada Layla yang menjadi tanggung jawabnya karena orang tua mereka yang bekerja di luar kota. Ditambah dirinya yang seorang mahasiswa semester dua. Otomatis, dirinya juga terkadang disibukkan dengan kegiatan kampusnya.

Ia mengelus surai panjang Layla dengan lembut. Layla yang masih kekanak-kanakan itu pasti akan menangis karena jichu telah tiada. Sebuah tanaman kaktus kecil yang amat disayanginya. Well, sebenarnya ia juga menyukai jichu karena bentuknya yang imut, meskipun sering ia panggil dengan kaktus kerempeng.

Ice Girl And The TroublemakerWhere stories live. Discover now