25 || Baku Hantam

17.7K 1K 139
                                    

Bagi yang tidak sabar menunggu bab selanjutnya kalian bisa membeli seperti novel versi cetak dalam versi ebook (sudah END). EBOOK PDF ini berisi versi lengkap seperti Novel. Lebih panjang, seperti kakak membeli novel versi cetak seharga 89k💗😍 dengan total 501 halaman.

EBOOK PDF Ikhlas Bersamamu ini harganya Rp. 45.000 yang bisa kamu beli melalui WhatsApp di nomor : ‪0838‑4105‑6192‬

FORMAT PEMESANAN

• Nama Lengkap :
• No. Hp :
• Alamat Email aktif (jangan sampai typo) :

***

Seo berjalan memasuki gedung pencakar langit itu, tentu saja dengan wajah yang begitu menyeramkan. Ah, tepat sekali karena di pikirannya sekarang adalah ia harus segera menemui Adam, dan lelaki di depan mata tajamnya. Seo bergegas menghampiri Adam yang sedang berbincang dengan beberapa klien disana. Seo mendesis sinis saat ada senyuman di bibir itu, berani sekali Adam tersenyum setelah apa yang sudah di lakukan.

Ketika langkahnya semakin mendekat, Seo menciptakan kepalan erat di tangannya, lalu langsung memberi Adam sebuah bogem mentah di pipi kanan dengan keras, tentu saja mampu membuat Adam tersungkur kebelakang. Adam terkejut dengan tindakan itu, dan lebih membuatnya marah Seo mencengkeram kuat kerahnya. Adam menjilati bibirnya yang sedikit kaku akibat pukulan itu.

Adam tidak sedikitpun melawan, ia berusaha bertindak tenang apalagi kejadian ini di tonton langsung oleh Kliennya dari luar negeri.

Adam hanya tersenyum tipis, lebih ke menyerangai. Tak di pungkiri orang yang melihat kejadian itu membuat beberapa orang di dekat mereka terkejut bukan main, saking terkejut mereka menutup mulutnya dengan tangan. Sempat, Adam menduga kejadian ini pasti terjadi. Apa segitunya Seo begitu peduli dengan Asiyah? Dan satu pertanyaan dibenaknya, darimana Seo tahu akan semua ini?

Adam tersenyum tipis pada beberapa kliennya, seolah mengatakan jika ia baik-baik saja. Mengerti maksud itu, klien itu pun pergi menjauh dari dua orang yang tampak seperti ada masalah besar. Seo mencengkeram kerah itu semakin kuat, lalu di dorongnya hingga tubuh Adam membentur dinding di antara dua sudut yang sama-sama memperlihatkan kaca besar yang langsung menampakkan ribuan bangunan tinggi yang tak berjajar rapi. Tatapan sinis Seo berikan membuat suasana perusahaan mewah itu berubah menjadi mencekam. Karyawan-karyawan yang tadinya sibuk dengan kegiatan masing-masing, dan sekarang membuat sebuah kurumunan melihat apa yang akan terjadi, jarang sekali mereka menyaksikan perseturuan antara sepupu itu. Namun saat melihat tatapan dingin dari sang bos, secara cepat mereka kembali dengan kegiatannya.

Adam terkekeh sinis, namun terdengar samar mencoba tenang dengan tingkah memuakkan Seo, mengendalikan emosinya untuk tidak memukul wajah itu, sungguh kekanakan sekali. "Ada apa denganmu? Wah kau benar-benar mengesankan, mengacaukan dan membuat keributan di kantorku!"

Dengan rahang yang sudah mengeras bahkan buku jarinya terlihat memutih saking kuatnya kepalan tangan yang di ciptakan Seo. Ini sungguh luar biasa tak di percaya, Adam kini masih terlihat sangat santai seolah tidak menyadari dengan perbuatan sialannya itu. "Apa ini menurutmu sebuah lelucon, saya menyuruhmu melindunginya bukan menyakitinya. Kenapa kau memberitahu nya? Dia menangis karena kau berengsek! Seharusnya kau memperlakukannya dengan baik!" Nada rendah yang begitu menahan amarah. Seo masih berusaha mengatur nada suaranya padahal sudah sejak tadi kepalanya terasa sangat panas.

Adam menyugar rambutnya, tersenyum tipis kearah lain lalu kembali menatap Seo dengan pandangan santai. "Tentu saja untuk menyuruhnya menyerah, melarikan diri dengan sekuat tenaga. Tapi kurasa dia tidak akan melakukannya. Asiyah betapa bodohnya dia."

Seo meremas kuat jemarinya, menggertakkan giginya menatap tajam ke Adam yang menyeringai, tatapan Adam benar-benar merendahkan. Ingin rasanya Seo tak hanya mencengkeram kerah itu tapi juga mencekik leher. Namun Seo tahu itu tidak boleh, ia tidak mau membunuh apalagi membuat tangannya kotor dengan tindakan keji itu. "Berhenti bertindak seperti pengecut! Kau mencintainya bukan? Kenapa kau menyakiti nya."

Ikhlas Bersamamu |END|✓Where stories live. Discover now