21 || Hati yang Panas

20.8K 1.2K 116
                                    

Bagi yang tidak sabar menunggu bab selanjutnya kalian bisa membeli seperti novel versi cetak dalam versi ebook (sudah END). EBOOK PDF ini berisi versi lengkap seperti Novel. Lebih panjang, seperti kakak membeli novel versi cetak seharga 89k💗😍 dengan total 501 halaman.

EBOOK PDF Ikhlas Bersamamu ini harganya Rp. 45.000 yang bisa kamu beli melalui WhatsApp di nomor : ‪0838‑4105‑6192‬

FORMAT PEMESANAN

• Nama Lengkap :
• No. Hp :
• Alamat Email aktif (jangan sampai typo) :

***

"Chagiya, sudah siap belum?" Seo berteriak sangat lantang memanggil Asiyah yang sampai sekarang belum juga kunjung keluar dari kamarnya. Sebenarnya Seo yang memberi perintah ini, menyuruh Asiyah harus tampil sangat cantik.

Seo terus melirik jam di pergelangan tangannya, ia tersenyum tipis ternyata Asiyah menuruti perintahnya. Ia tahu Asiyah adalah tipe orang yang tak ingin berlama-lama berdandan, dan bahkan mungkin saja Asiyah tanpa make-up pun sudah terlihat sangat cantik.

Telinga Adam tiba-tiba lebih dipertajamkan pendengarannya, ketika Seo mengeluarkan suara yang begitu keras, bisa saja suara Seo yang menurut Adam sangat jelek itu akan terdengar oleh tetangganya. Tak hanya itu Seo juga sudah menganggunya yang saat ini sedang fokus membaca sebuah majalah.

Adam berdecak, bahkan suara itu bisa mengalahkan kerasnya suara televisi yang kini ditontonnya. Urusan kantor saat ini tak terlalu sibuk, makanya ia memilih menghabiskan waktu untuk bersantai dirumah, dan itu tidak sempurna karena Seo sudah menghancurkan semuanya.

"Sedikit lagi selesai," samar-samar Seo mendengar teriakan Asiyah dari balik kamar. Ugh, beginikah rasanya menunggu seseorang yang ia cintai. Entahlah yang dibenakknya Seo saat ini malah membayangkan jika Asiyah istrinya, mengajak kencan dan berjalan-jalan sambil bergandengan tangan, seperti keluarga yang sangat bahagia. Seo menggeleng samar, otaknya terlalu lancang memikirkan hal itu!

"Wahhh, walaupun Oppa belum melihatmu, pasti dirimu akan terlihat sangat cantik." Teriak Seo lagi sembari terkekeh kecil. Ah, kenapa ia begitu berani menggoda istri orang dan bahkan suaminya itu tak jauh dari posisinya. Seo melakukannya dengan sengaja, membesarkan Volume suara agar seseorang disana yang tak jauh darinya bisa mendengar dengan jelas. Seo kembali melirik arloji, menghela napas panjang, harus beberapa lama lagi ia harus menunggu. Seo menyandarkan punggungnya di sandaran dinding.

"Hei, jangan terlalu keras, suaramu merusak telinga saya."

Seo tak percaya Adam akan menyahut, ia pikir Adam tak akan peduli. Karena, kalau dilihat dari Adam yang sedari tadi hanya duduk nyaman di sofa depan TV dengan majalah di tangannya.

Seo memandang kearah Adam, walaupun Adam tak menatapnya, karena kini Adam lebih fokus dengan kegiatannya, dengan membelakangi dirinya.

"Aku hanya memanggil kekasihku." Ah, terlihat sangat kurang ajar, Seo mengatakan Asiyah kekasihnya. Ia terpaksa melakukannya, agar sandiwara ini berhasil. Dirinya ikhlas membantu Asiyah demi mendapatkan cinta dari lelaki brengsek yang saat ini membelakanginya itu. Kenapa juga Asiyah begitu dalam mencintai Adam, apa yang sebenarnya dilihat dari seorang Adam? Kalau dilihat-lihat dirinya yang lebih ganteng.

Adam mengernyitkan dahinya. Kekasih? Sejak kapan Seo memiliki kekasih? Yang ia tahu Seo adalah lelaki yang begitu jarang mendekati perempuan. "Kekasih? Kau membawa kekasihmu dirumah ini, dan memasukinya ke dalam kamarmu?" Adam menggeleng tak percaya, seraya membalikkan halaman majalah berikutnya dan membacanya perlahan.

Seo tersenyum tipis. "Tentu saja, saya lelaki normal." Sepertinya Adam tak tahu, kalau saat ini kekasih yang ia maksud adalah istrinya sendiri. Tentu saja, Seo melakukannya tanpa sepengetahuan Adam. Seo juga menyuruh Asiyah untuk sedikit merubah nada bicaranya ketika berteriak seperti tadi, agar tidak ketahuan. Dan sepertinya, Asiyah sungguh sangat pro dalam hal beracting.

Ikhlas Bersamamu |END|✓Where stories live. Discover now