Part 9

1.4K 75 16
                                    

Semua manusia pernah merasakan rasa paling terpuruk dalam hidupnya.

Namun seburuk apapun itu, semuanya akan menjadi kenangan. kenangan yang tak bisa dihapus.

Banyak orang berpikir kenangan buruk akan berlalu seiring waktu, Karena tak banyak orang yang mengalami kenangan buruk yang menghantui setiap waktu.

Bahkan terkadang, ingatan manis pun bisa menjadi kenangan yang buruk.

.

.

'Chlarise!'

Panggilan itu membuat seorang gadis kecil yang sedari tadi duduk diam disudut kamarnya itu menengok ke arah suara yang memanggilnya.

Tuk

Anak laki-laki yang memanggilnya itu terlihat masuk kedalam kamarnya melalui jendela.

'Whiite ?' gadis kecil berusia 5 tahun bernama itu mengangkat kepalanya memandang anak laki-laki itu yang berjalan mendekat padanya.

Anak laki-laki itu terlihat menaruh jari telunjuknya didepan mulutnya mengisyaratkan agar anak itu diam.

'Aku Dwight, bukan white kenapa kau masih tak bisa menyebut namaku dengan benar?' ucap anak laki-laki itu dengan pelan sambil berlutut memandang gadis kecil yang duduk dilantai itu.

'Takut.' ucap gadis kecil itu dengan singkat namun mampu membuat hati Dwight terenyuh.

Suara suara orang dewasa yang saling berteriak diluar sana membuat mata gadis kecil itu bergetar ketakutan.

Bocah lelaki itu menaruh kedua tangannya di kedua telinga gadis kecil itu.

'Tidak apa-apa, aku ada disini' ucapnya sambil memberikan senyumnya pada gadis kecil itu.

Gadis kecil itu hanya memandangnya dengan diam.

'Seya mau lihat kelinci ?' bisiknya yang seketika membuat gadis kecil itu membulatkan matanya dengan berbina-binar. Ia menganggukan kepalanya dengan cepat dan bocah lelaki itu langsung menariknya keluar lewat jendela itu.

'Hati-hati.' ucapnya pelan saat membantu gadis kecil itu keluar melewati jendela.

Ia membawa gadis itu ke sebuah taman kecil dibelakang rumahnya.

'Tapi Ayah melarang Seya mengunjungi rumah White' ucap gadis itu dengan wajah lucunya membuat Dwight kecil menarik nafasnya dengan keras.

'Ayo lihat kelinci.'

Dwight kecil mengajaknya ketempat yang ada dipaling belakang taman itu.

'Waah' seruan senang gadis kecil itu cukup bisa membuat Dwight mengukir senyumnya.

Seekor kelinci berwarna putih terlihat berlarian ditaman itu. Tubuhnya yang berisi membuatnya terlihat sangat lucu.

'Siapa namanya ?' tanya gadis kecil itu sambil menunjuk-nunjuk kelinci itu.

'Namanya... L' balas Dwight kecil setelah berpikir cukup lama.

'Kenapa namanya begitu?' tanya gadis kecil itu sambil memiringkan kepalanya bingung.

'Entahlah aku baru kasih dia nama sekarang' balasnya membuat wajah gadis kecil itu cemberut.

'Kasihan dia baru punya nama.' lirihnya sedih membuat Dwight terdiam mengagumi wajah lucunya saat sedang cemberut.

Tak lama kemudian tawa gadis itu pecah tiap kali melihat kelinci itu berlaku lucu. Dan itu menjadi alasan sekali lagi bagi Dwight kecil untuk tersenyum.

.

.

Seya membuka perlahan matanya namun sesaat kemudian menutupnya kembali dengan rapat ketika dirasanya air hangat menggenang dimatanya.

Ia membuka matanya kembali. Dalam hati ia bertanya terbangun dimana lagi dirinya saat ini? Apa yang terjadi padanya ? Dia benar-benar lupa.

Ia melihat kesekitar. ia berada dalam sebuah ruangan. Jendela yang menampilkan cuaca cerah diluar sana membuat hatinya terasa tenang dan..

Ia bisa melihat wajah seseorang yang tertidur disampingnya. Setengah badannya memang duduk dikursi namun kepalanya ia sandarkan pada ranjang Seya. Wajahnya terlihat letih entah kenapa.

Deg

Ia memerhatikan wajah itu perlahan.

Entah kenapa wajahnya terlihat familiar.

Begitu serius ia memerhatikan wajahnya hingga ia tak sadar orang yang sedari tadi diperhatikkannya itu perlahan membuka matanya.

"Wajahku memang tampan" Ucap Dwight seketika membuat Seya terkejut.

Ia mengalihkan pandangan matanya dari Dwight.

Tak lama kemudian, Dwight terlihat merenggangkan badannya dan berjalan mengambil sesuatu dari lemari makan.

Ia mengeluarkan satu per satu sayur dan buah yang begitu banyak hingga membuat Seya terperangah dengan semua itu.

"Sejak kapan kau merebus sayur itu ?" tanya Seya bingung.

"Tadi."

"Lalu buah-buahan itu, sejak kapan kau siapkan ?"

"Tadi."

"Tadi ? Tadi kau kan ti--"

Seketika ucapannya terpotong ketika ia menyadari.. Sepertinya Dwight menyiapkan itu semua ketika matahari baru terbit.

CKLEK

Seseorang membuka pintu.

"Keirin?"

Dwight menoleh ke arah pintu. Gadis itu terlihat berkaca-kaca.

"Kau kenapa ?"

"Aku cuma capek."

"Aku sudah bilang berhenti memaksakan dirimu." omel Keirin sambil terisak.

"Maaf." seru Seya dengan pelan.

Keirin berlari lalu memeluk Seya.

"Hey.. ini temanku Keirin" Ucap Keirin memperkenalkan Keirin.

Dwight memandang semua makanan yang baru saja ia siapkan. Ia menghela nafas dengan keras.

"Kuharap kau bisa menyuapinya." ucap Dwight lalu berjalan keluar memberi waktu kedua sahabat itu untuk bicara.

"Hah.." Dwight memegang lehernya yang terasa pegal.

"Selamat." Mark tiba-tiba menjabat tangannya.

"Perlakuan bodoh macam apa lagi ini ?" keluh Dwight sambil menarik tangannya.

"Selamat! Kau tidak tidur semalaman, menghabiskan waktu untuk berpikir entah memikirkan apa, hingga pagi hari kau tiba-tiba dengan ajaibnya berubah dari seorang dokter menjadi koki." ucap Mark sambil menepuk tangannya dengan pelan.

Dwight menatapnya tajam.

"Ah.. Aku sedang memikirkan metode pengobatannya." Ucap Dwight dengan pelan.

Mark memandangnya sambil tersenyum.

"Selamat pagi"
Pandangan kedua pria itu tiba-tiba teralih ketika seseorang menyapa.

Mereka terdiam memandang sosok Garry yang datang dengan menenteng tempat makan yang banyak dikedua tangannya.

"Permisi aku mau masuk." Ucapnya lalu melewati kedua sahabat itu dengan tenang.

Dwight memandangnya tajam.

"Ha. . Ha. .Ha. ."

.

.

.

TINGGALKAN KOMENTAR YOO 😘😘

DWIGHT (Completed - Revised)Where stories live. Discover now