Part 17

746 48 4
                                        

Hari sudah hampir malam dan Seya memutuskan untuk pulang kerumah setelah seharian dirumah Keirin.

Seya menekan tombol ‘Call’ dinomor Dwight entah sudah ke berapa kalinya namun Dwight tidak mengangkatnya.

Seya menatap ponselnya dengan bingung. Ini sudah minggu ke 2 sejak ia kembali ke sekolah namun tidak ada satupun panggilannya yang diangkat.
Seya menyimpan kembali handphonenya.

Ia berjalan di terotoar menuju rumahnya. Dalam perjalanan ada banyak pikiran-pikiran yang hinggap dipikirannya.

Apa dia benar-benar hanya datang untuk misi itu ? Kenapa dia tidak mau bertemu denganku, padahal sudah lama tidak bertemu. Apa dia berbuat salah ? Seya berjalan dengan hati yang kesal.  Keirin juga tidak memberikkan informasi yang berarti kepadanya.

“WAA Menyebalkan.” Ia kesal. Saking kesalnya ia tak bisa melihat ada batu didepannya hingga ia hampir jatuh karena batu itu.

SRET

Seseorang menarik belakang hoodienya
.
“Siapa yang membuat gadis ini kesal ?”

“Garry ?”

“Makanya perhatikan jalanmu nona.” Omelan Garry itu membuat ia teringat seseorang.

“Huaaaaa” Seya menunduk lalu menangis. Garry tiba-tiba bingung dan panik.

“H-hei jangan menangis.” Ucap Garry sambil ikut berjongkok.

“Aku tidak menangis, aku hanya kesal huaaa.” Jawabnya sambil menangkup wajahnya dengan telapak tangannya.

“Siapa yang membuatmu kesal ?” Aku akan menghajarnya.”
.
.
.

Sementara itu disuatu pagi yang sibuk, seorang Dokter yang dengan sabar memeriksa satu persatu pasiennya duduk sambil berdiskusi dengan pasien.

“Anda mengalami Gastristis pak, ada masalah dengan lambung anda.” Jelasnya dengan pelan.

“Apakah parah dokter ?” Pasien itu terlihat khawatir.

“Akan membaik dengan menkonsumsi beberapa antibiotik dan obat-obatan untuk lambung seperti antasida dan lain-lain sebagainya.

"Anda harus menjaga pola makan agar tetap teratur.” Jelasnya lagi sambil tersenyum.

“Baiklah.. Terimakasih dokter, Dwight.” Ucap Pria paruh baya itu dan dibalas dengan senyum hangat olehnya.

Ia memberi kode kepada perawat untuk memanggil pasien berikutnya. Sambil menunggu, ia meneguk air mineral yang ada dimejanya.

CKLEK

Dwight sibuk memeriksa berkas-berkas para pasien hingga tak menyadari pasiennya sudah duduk didepannya.

“Selamat pagi.” Pasien itu menyapanya.

“Selamat pa-

Dwight terdiam lalu mengangkat wajahnya untuk menatap siapa yang ada didepannya. Suara familiar itu.

Seya.





DWIGHT (Completed - Revised)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant