Part 7

1.3K 78 14
                                    

Banyak yang bilang, cinta pertama itu tak pernah terwujud. Banyak yang bilang cinta pertama itu selalu tak berakhir bahagia.

Sepertinya, itu yang sedang terjadi padaku.

Tapi..

Bolehkah aku berharap ? Walaupun rasanya tak berguna.

Mungkin sedikit berharap bisa melampiaskan perasaan ini walau pada akhirnya mungkin hanya akan remuk bersama harapan yang kosong.

.

.
Malam yang dingin terasa menusuk ketika hati yang hangat tersapu dengan kerinduan yang kelam.

Perasaan hangat yang ada dalam foto itu.. Berganti dengan perasaan rindu yang dalam..

Keirin menatap sebuah foto yang sedang dipegangnya saat ini.

Foto berisikan 4 orang anak yang tersenyum cerah didepan sebuah rumah bercat putih yang sepertinya baru saja selesai direnovasi itu Tampak 2 anak yang berumur 12 tahun berdiri di belakang sedangkan 2 anak perempuan didepan yang duduk disebuah kursi kecil berumur 10 tahun dan yang satunya berumur 8 tahun.

Foto itu tampak sudah lama, namun gambarnya masih terlihat bagus.

Keirin tersenyum kecil melihat foto-foto itu.

"Aku merindukan kalian." lirihnya.

Ia kemudian beralih melihat beberapa foto lainnya. Foto kali ini terlihat tidak terlalu usang sepertinya belum lama di ambil.

Mark. Fotonya dan Mark.

Di foto itu Mark tampak menatap kamera sambil membuat tanda 'peace' di jarinya sedangkan Keirin hanya menampilkan senyum saat di foto. Foto itu diambil saat kelulusan Mark. Keirin menatap foto itu cukup lama sebelum ia mengaturnya kembali dan menyimpannya disebuah kotak dan berniat menaruhnya di lemari .

BRUK

Keirin tak sengaja menyenggol tasnya hingga tasnya jatuh. Namun sepertinya ada sesuatu yang berat ddidalam tasnya.

Ia memeriksa tasnya. Ada sebuah buku tebal didalamnya. Buku itu milik Mark yang tak sengaja ia tinggalkan dikursi cafe saat mereka bertemu.

Ia mengambil hp nya lalu mengetikkan beberapa kata dalam chatroomnya pada Mark.

'Sekarang ada dimana ?'

Send.

Tak lama kemudian hpnya berbunyi menandakan ada pesan masuk.

'Rumah sakit.'

Ah, Keirin baru ingat sekarang hari jumat malam, Dwight dan Mark tetap diharuskan untuk bekerja di rumah sakit saat weekend.

Ia dengan cepat mengambil tasnya dan pergi ke rumah sakit. Tak berapa lama, ia turun dari taksi dan masuk ke dalam rumah sakit.

Seperti biasa UGD terasa sibuk dengan pasien-pasien yang membutuhkan pertolongan pertama.

Beberapa dokter dan suster tampak berjalan dengan tergesa-gesa ketika ada pasien keritis yang tiba.

Yang lain sibuk mondar mandir memeriksa para pasien dengan telaten. Walaupun begitu mereka tersenyum sambil melakukan tugasnya. Mereka terlihat letih, namun mereka tetap menjalankan tugas mereka.

Seketika ia kembali menyadari betapa melelahkannya menjadi seorang dokter.

Mark juga pasti lelah.

Ia mengedarkan pandangannya sekeliling mencari Mark.

"Permisi. Anda mencari dr.Mark ?" salah seorang Suster muda datang kepadanya. Sepertinya suster tersebut sudah hafal dengan wajahnya.

"Ah Iya." balas Keirin sambil tersenyum.

"Dia sedang istirahat makan dalam ruangannya."

"Ah, iya Terimakasih."

Keirin melangkahkan kakinya mendekati ruangan Mark.

Tok Tok

Tak ada jawaban ketika ia mengetuk pintu.

Tok Tok

"Mark?"

Keirin akhirnya membuka pintu itu dengan perlahan. Ternyata pintunya tak dikunci

Sesaat Keirin terdiam.

Ternyata Mark tertidur. . ia menutup pintu dengan perlahan agar Mark tidak terbangun.

Jas dokternya yang hanya di lempar sembarangan diatas kursi, sedangkan dirinya tertidur pulas diatas sofa.

Keirin menghela napasnya dengan keras. Entah kenapa dia sedih melihat Mark yang kelelahan seperti itu. Bagaimana jika dia sakit juga?

Tanpa sadar ia berjalan dan berjongkok untuk melihat wajah yang letih itu lebih jelas.

"Bagaimana bisa kau tidur seperti anak kecil ?" lirihnya sambil menumpuhkan wajahnya diatas lututnya.

Deru angin masuk melalui jendela yang masih terbuka lebar saat malam membuat suasana terasa dingin.

Keirin melangkah menutup jendela lalu mengambil selimut kecil bermotif kartun yang memang ada dalam ruangan itu untuk menyelimuti Mark.

Keirin melihat sekeliling. Tak ada makanan disana. Padahal seharusnya ini adalah jam makannya. Akhirnya ia memutuskan keluar untuk mencari makanan.

.

.

Wanita cantik itu berjalan masuk kedalam ruangan Mark.

"Lucunyaa." ucapnya gemas melihat mark tertidur dengan sebuah selimut yang dianggapnya 'lucu' itu. Tentu saja karena selimut itu adalah selimut bermotif kartun.

Perlahan Mark membuka matanya, terganggu karena ucapan wanita itu yang terdengar cukup keras.

"Dea." ucap Mark sambil bangkit dari posisi tidurnya dan duduk ditempat duduk.

Wanita itu, rekan kerjanya sebagai dokter.

"Kau sudah bangun ?"

Mark menatap selimut yang menyelimutinya.

"Kau pasti kedinginan."

Mark mengangguk.

"Terimakasih." ucap Mark mengira wanita itu yang memasangkan selimut padanya.



DWIGHT (Completed - Revised)Where stories live. Discover now