Sinar matahari bersinar menghiasi pagi yang datang hari ini. lagi, matahari membuat pagi menjadi cerah bagi beberapa orang kecuali satu orang, Dwight.
Dwight menatap wajahnya didepan cermin. Tampak lingkaran hitam berada disekitar matanya.
"Jangan sampai kesadaranmu hilang." Lirihnya sambil menarik nafas dengan pelan.
TOK TOK
"Dwight ?"
CKLEK
"Jangan panggil aku seperti itu saat disekolah."
Mark meringis.
"Dasar aneh. Ayo pergi, nanti sore aku ada ujian, hari ini pasti akan melelahkan."
Selepas itu, mereka berdua pergi ke sekolah, dalam penyamaran seperti biasa.
"Kemana saja kau tadi malam ?" Mark melontarkan pertanyaan.
"Bukan urusanmu."
Mark terkekeh.
"Jangan bilang kau kencan buta."
TAP
Dwight menghentikan langkahnya
SRET
Hampir Saja smartphone miliknya ia 'tamparkan' ke jidat Mark
"Seya!" Teriakkan Mark mengalihkan perhatiannya.
Seya hanya melirik sekilas lalu tersenyum. Ia kembali sibuk menulis sambil berjalan.
"Sedang menulis apa ?" Mark dengan kepo nya mendekat dan berniat mengintip.
Seya menghindarinya.
"Bukan sesuatu yang penting." Balasnya sambil tersenyum kecil.
Dwight Mengernyit saat melihat Mark masih dengan kepo nya semakin gencar mendekatinya.
SRET
Mark merebut bukunya membuat Seya terkejut. Mark tidak boleh melihatnya. Belum sempat Mark membacanya..
SRET
Buku itu sudah berpindah tempat.
"Kembalikan!"
Seya berusaha mengambil buku itu dari tangan Dwight namun Dwight mengangkat tangannya keatas. Dan tentu saja, Seya tak bisa menggapainya.
Tanpa sadar Dwight tertawa kecil melihat tingkah lucu Seya yang berusaha menggapai tangannya padahal tinggi badannya hanya mencapai dada Dwight.
"Kembalikan, kumohon." Kali ini Seya meminta sambil memohon. Dwight menjadi tidak tega. Ia menyerahkan buku itu kepadanya.
"Makanya jangan menulis sambil berjalan. Kau bisa jatuh." Ucapnya pendek lalu berlalu meninggalkan Seya yang memandangnya dengan tajam.
"Dasar Pengganggu." Ucap Seya sambil memasukkan buku itu ke dalam tasnya.
"Jangan mengumpatku dibelakang sana." Teriak Dwight membuat Seya terkejut. Apa-apaan dia ?
.
.
Tak
"Apa ini ?" Seya memperhatikan sekotak susu yang ditaruh Dwight dimejanya.
"Kau bodoh ya ?"
Seya memandang sengit Dwight.
"Maksudku kenapa kau beri aku ini ? Kemarin juga kau memberiku susu kotak." Ucap Seya sambil berusaha menahan kesabarannya jika tak mengingat rahasia yang Dwight simpan.
"bukannya kita berteman ? Susu baik untukmu, siapa tahu tinggimu bertambah."
Nyaris saja Seya mau mengumpatinya
"Kau kan berjanji mau jadi anak buahku." Bisik Dwight membuat Seya kembali meredam amarahnya.
Demi nama baiknya. Demi nama baiknya.
"Lalu kenapa susu ? kau anak kecil ya minum susu tiap hari?" Tanya Seya berusaha se tenang mungkin untuk bertanya.
Dwight melirik ke arah Mark yang duduk dibelakangnya.
"Dia dan aku suka minum susu, Jadi kau juga harus suka." Ucap Dwight dengan wajah datarnya membuat Seya menarik nafasnya. Sabar.. Sabar..
"Lalu kenapa aku jadi ikut-ikutan minum susu ?" Tanya Seya sambil menunjuk dirinya dengan jari telunjuknya sendiri.
Dwight meliriknya sambil tersenyum kecil.
"Karena kau pendek." Jawabnya cuek membuat Seya tersentak nyaris kembali mengumpat.
"Dasar orang ini-
"Aku bercanda."
Seya kembali tersentak dengan tingkah laku orang aneh didepannya.
Dwight memandangnya kembali.
"Supaya kau tidak sakit." Ucapnya dengan tenang membuat Seya kembali berpikir tentang kepribadian tak menentu orang yang ada didepannya.
"Kau pikir aku menaruh racun didalamnya?" Tanya Dwight membuat Seya sontak menggeleng karena pertanyaan tak mengenakkan itu. Dengan cepat ia mengambil susu itu dan meminumnya.
Tak lama senyum yang tulus itu terukir diwajah Dwight. Seya meliriknya dan dengan cepat ia menghilangkan senyumnya memalingkan wajahnya berusaha mengalihkan perhatian.
Mark yang sedari tadi pura-pura bodoh dibelakang itu menatap intens kedepan. Suasana macam apa tadi itu?
.
.
Dwight berlari sambil membawa seorang gadis yang pingsan ditaman tadi.
"Tolong tangani pasien ini." Ucap Dwight sambil menaruhnya di ranjang UGD.
"Ada apa dokter ?" salah seorang suster bertanya.
"Tadi dia pingsan ditaman."
"Dokter yang membawanya sendiri kemari?" Tanyanya terkejut.
"Itu sudah menjadi tugasku." Sahutnya sambil berusaha mengambil nafas dalam-dalam sehabis berlari.
"Tapi anda bisa menghubungi kami-
"Sudahlah. Tangani saja dulu." Ucap Dwight memotong pembicaraan.
Saat akan memeriksa gadis itu tak sengaja pandangannya teralihkan. Kearah gantungan boneka kayu yang tergantung ditas milik gadis itu. Badannya terpaku dan terdiam.
Sekilas bayangan-bayangan yang bagaikan film tua terputar otomatis dikepalanya .
'apa mereka mengganggumu ?'
'aku tidak apa-apa kok'
'Mulai sekarang, aku akan terus menjagamu.'
'tidak usah, saat besar nanti aku akan jadi gadis yang kuat. Aku bisa sendiri kok.'
'kalau begitu aku akan memperhatikkanmu.'
'kenapa?'
Saat itulah Hati Dwight tak bisa menjawab.
.
.
YOU ARE READING
DWIGHT (Completed - Revised)
RomanceDemi gadis kecil yang sakit itu, Dwight seorang dokter yang kompeten itu harus menyamar menjadi seorang siswa SMA. Membiasakan diri dengan kehidupan bersama gadis penderita leukimia yang kehilangan alasan untuk mempertahankan hidupnya. Namun sebena...
