Chapter 18

105 9 1
                                    

Jangan lupa VOTE!

******

Leo berlari ke segala arah mall, tapi dia tidak juga menemukan Zilla, dia menarik rambutnya gusar, dia menanyakan pada penjaga toko sepatu juga dia bilang kalau tidak melihat Zilla.

Leo berlari lagi ke arah stand es krim, siapa tahu Zilla membeli es krim karena saat Zilla ke mall pasti dia tidak pernah absen membeli es krim. Tapi harapannya pupus, dia tidak melihat keberadaan Zilla disana.

"Gimana Le?." Tanya Fitra berlari ke arahnya, Leo menggelengkan kepalanya lesu.

"Yaudah, kita cari dulu, nanti kalo lo udah temuin dia hubungin gue, oke?."

"Oke." Jawab Leo.

Leo berpikiran sesuatu, dia belum mengecek toilet, tapi apa dia bisa masuk ke toilet perempuan, kalau dia kembali lagi ke tempat semula, yaitu ke Fera, nanti lama lagi. Leo akhirnya berlari ke toilet dekat toko sepatu tempat mereka tadi.

"Moga aja lo ada disana Zilla, jangan buat gue khawatir." Ujarnya.

****
Sedangkan di balik toilet, Zilla masih meringkuk memeluk lututnya, bahunya terguncang karena isakan tangisnya.

"Leo, bantu gue, tolongin gue, auhh." Dia memegangi perutnya yang kembali perih. Zilla menggigit bibir bawahnya mencoba menghilangkan rasa sakit itu di perutnya.

"Gue kuat." Ucapnya lagi.

Tok tok tok

"Zilla." Suara teriakan itu membuat Zilla mendongak, dia mendengar suara Fitra, apakah itu Fitra, dan dia tidak salah dengar?. Zilla mencoba berdiri, tapi dia kembali terjatuh karena tidak bisa menahan beban badannya.

"Tra, to_ long." Ucapnya pelan.

"Zilla, lo di dalam 'kan?." Teriak orang itu lagi, Zilla mencoba membuka mulutnya, dia ingin meraih knop pintu, tapi tidak bisa menjangkaunya.

"ZILLA!." Itu teriakan Leo, Zilla tersenyum pilu, dia beringsut menggeser badannya agar mereka bisa mendobrak pintu itu.

"Zilla, kalo lo ada di dalam plis jawab kita, Zilla ini gue," ucap Leo lagi dengan panik karena suara Zilla tidak juga terdengar.

"Leo, ini gue." Ucap Zilla pelan.

"Ini gue, plis tolong bukain pintunya." Ucapnya lirih, telinganya sendiri hanya bisa mendengar dengan lirih, apa Leo dan Fitra akan mendengarkan suaranya.

"Zil, kalo lo di dalam, mundur ya, gue dobrak pintunya." Teriak Leo lagi, Zilla menganggukkan kepalanya samar, semoga saja Leo bisa merasakan kehadirannya.

"Oke, gue hitung ya, satu, dua, tiga!." Dan saat itu juga, Leo melihat Zilla, Zilla menatapnya dengan raut kesedihan, dengan rambut basah dan acak-acakan, baju basah, pipinya yang merah akibat tamparan.

"Leo." Lirih Zilla.

Leo mendekati Zilla, dia melepaskan jaketnya, lalu menutupi tubuh Zilla, dia ikut berjongkok di depan Zilla.

"Leo, gue takut." Ucapnya dengan terisak, Zilla memegangi baju lengan Leo, dia tidak berani memeluk Leo.

"Tra, tolong ambilkan kerudung." Ucap Leo, dia tidak tahan ingin mengelus rambut panjang Zilla yang hitam itu, apalagi harum rambut Zilla yang membuat hidungnya nyaman. Dia baru melihat rambut Zilla, dari kecil dia tidak pernah sekalipun melihat rambut Zilla yang panjang itu.

Fitra keluar kembali mencarikan kerudung untuk Zilla.

"Oh iya, baju dia basah juga, mending gue beliin baju juga kali ya, tapi gue harus ajak Fera biar dia yang pilih bajunya." Fitra berlari kepada Fera.

About Friendship [ENDING]Where stories live. Discover now