Chapter 10

122 11 0
                                    

Kalo ada typo benerin yaakk
________

Di minggu pagi yang cerah ini, Zilla sudah siap dengan rok berwarna navy, baju rajut abu-abu, dipadu dengan kerudung segi empat navy. Di bahunya tas selempang kecil berwarna abu. Sedangkan Doni juga sudah rapih dengan penampilannya yang tak kalah keren, dengan celana jeans hitam, baju kaos berlengan pendek abu-abu dilapisi Boomber jaket hitam.

"Udah pada rapih aja nih, pada mau kemana?." Umy-nya datang membawa kue, disampingnya ada Hanan yang ikut membantu membawa teh.

"Mau ajak Doni keliling Jakarta my, sekalian mau ke Dufan, hehe." Zilla nyengir kuda.

"Tumben gak pake rok nih." Goda aby-nya pada Zilla, Zilla memutar bola mata malas, kadang dia serba salah jika soal berpakaian.

"Pake celana diomongin, pake rok juga sama, terus Zilla harus pake sarung aby gitu?." Ucapnya cemberut.

"Ya enggak gitu loh sayang, kamu tumbenan aja gini." Kekeh aby-nya. Zilla mendengus lalu menarik tangan Doni.

"Cepetan berangkat yuk, kalo siang macet ntar."

"Sabar lah Zil, gue mau makan kue buatan tante Billa dulu, udah lama nih gak makan kue ini." Tunjuknya sambil mengunyah kue brownies kesukaan Doni.

"Ish." Zilla mendesis, lebih baik dia menunggu di motor saja daripada menunggu di ruang tamu mendengarkan godaan keluarganya.

"Mau kemana?." Tanya umy-nya melihat Zilla keluar.

"Nunggu di motor my." Jawabnya menghentikan langkahnya.

"Lohh, emang mau pake motor Don?." Tanya Billa pada ponakannya. Doni menggeleng cepat.

"Pake mobil kok, 'kan tahu sendiri kalo om Hanan gak ngijinin aku buat bawa mobil tan," ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari kue.

"Bener my, aby gak injinin Doni bawa mobil, lagian mas Devan pasti gak ijinin juga 'kan Don?." Tanya Hanan pada Doni teringat insiden kejadian dulu, saat Doni membawa motor dan dia mengalami kecelakaan parah.

"Kapan kak?." Teriak Zilla khawatir. Dia duduk di samping sepupunya.

"Dulu, pas kelas tiga SMA, kamu tahu sendiri lah Zil, kakak emang dulu gak suka pake mobil, kalo sekolah bawa motor." Imbuhnya, Zilla manggut-manggut.

"Lalu, kak Doni gimana sekarang kuliahnya?." Tanya Zilla penasaran.

"Yaah, lancar sih, tapi kangen juga sama Jakarta, papah juga gak mau ikut katanya karena banyak kerjaan di Bandung, terus mamah juga lagi sibuk ngurusin butiknya." Doni meminum teh di gelas dengan sekali tegukan.

"Kalo minum tiga tegukan Don, inget sunnah Nabi." Tegur Hanan. Doni menggaruk kepalanya yang tiba-tiba saja gatal.

"Yaudah, kuenya udah abis nih, kita berangkat sekarang aja nih?." Tanya Doni melihat pada Zilla yang masih memperhatikan wajah Doni.

Zilla mengangguk sekali, "Yuk, nanti kalo gue libur gantian gue yang ke Bandung, lo yang anter gue jalan keliling Bandung, oke?."

"Okelah, apa sih yang nggak buat sepupu gue ini?." Doni bangkit dari duduknya sambil menarik hidung Zilla yang bangir.

"Aws, sakit kak." Zilla mencebikkan bibirnya kesal.

"Hehe, om, tante, kita pamit ya." Doni menciumi punggung tangan Hanan dan Billa bergantian, diikuti Zilla di belakangnya.

"Hati-hati ya, jangan kebut-kebutan di jalannya." Teriak Hanan begitu mereka hilang di balik pintu, sedangkan Zilla berteriak menjawab pertanyaan kedua orangtuanya.

About Friendship [ENDING]Where stories live. Discover now