Chapter 2

187 23 2
                                    

Zilla membaringkan tubuhnya di atas kasur, dia memikirkan ucapan Leo sore tadi, bagaimana bahagianya dia saat mengatakan bahwa dia sudah dekat dengan Nela, Nela memang sangat cantik, apalagi dia itu cukup populer di sekolah mereka, Nela juga terkenal dengan kecerdasannya, yang membuat Leo jatuh cinta pada Nela, adalah karena sikap Nela yang feminim dan lemah lembut, berbeda dengan Zilla yang selalu kasar.

"Kalo gue gak punya pacar berarti si Leo gak bakalan pacaran juga 'kan sama si Nela?" tanyanya pada diri sendiri, Zilla tersenyum lebar, kalau begini dia tidak usah nyari pacar. Biarlah Leo juga lama untuk menyandang status pacar dengan Nela.

Pintu kamarnya diketuk. "Zilla, dipanggil aby tuh!" teriak Umynya. Zilla mendudukkan dirinya.

"Iya my, bentar." Zilla menarik kerudungnya, walupun di dalam rumah maka dia harus memakai kerudung, takut Leo ke rumahnya.

Zilla keluar dari kamarnya, dia melihat Abynya yang sedang duduk dengan Qur'an kecil di tangannya, Zilla sudah tahu pasti dia harus setor hafalan pada sang Aby.

"Assalamualaikum aby." Zilla menyalami tangan Abynya, dia dibiasakan untuk bersalaman pada Abynya, Abynya tersenyum lalu menyuruh Zilla duduk.

"Hafalan, by?" tanyanya, Abynya terkekeh lalu mengangguk.

"Surat An-nisa ayat 1-5 ya By," ucapnya, abynya menganggukkan kepalanya dua kali. Lalu mendengarkan lantunan ayat suci dari bibir putrinya.

"بسم الله الرحمن الرحيم
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا .1

وَآتُوا الْيَتَامَىٰ أَمْوَالَهُمْ ۖ وَلَا تَتَبَدَّلُوا الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ ۖ وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَهُمْ إِلَىٰ أَمْوَالِكُمْ ۚ إِنَّهُ كَانَ حُوبًا كَبِيرًا .2

وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا .3

وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً ۚ فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا .4

وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ قِيَامًا وَارْزُقُوهُمْ فِيهَا وَاكْسُوهُمْ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلًا مَعْرُوفًا .5"

Zilla menyelesaikan hafalannya, Abynya tersenyum lembut pada putrinya. Putrinya sudah besar, Hanan tersenyum simpul lalu menyuruh Zilla agar duduk di sampingnya.

"Alhamdulillah, kamu makin pintar makhrazul hurufnya, tajwidnya juga." Abynya-Hanan mengusap lembut kepala Zilla.

"Iya by, ini juga 'kan berkat aby."

"Kamu sama Leo, masih bersahabat?"

Tanyanya, memastikan bahwa persahabatan putrinya dengan tetangganya itu, selama ini Hanan sibuk untuk bekerja di kantor, menjadi penerus perusahaan ayahnya, karena usia ayahnya yang sudah rentan, mau tidak mau Hanan akhirnya memegang perusahaan itu dan mengikhlaskan pekerjaannya sebagai ustadz di Makassar.

About Friendship [ENDING]Where stories live. Discover now