Chapter 70 : Peterpan dan Goliath

3.2K 293 43
                                    

"Tin, kau mau menginap atau pulang?" tanya mama Can setelah mereka berempat tenang.

"Kalau di ijinkan, saya ingin menginap. Banyak yang ingin saya bicarakan dengan Can. Tapi kalau tante keberatan, saya akan pulang," jawab Tin.

"Hmm... kali ini tante mengijinkanmu menginap. Tapi, no funny bussiness ya Tin, Can," ancam mama Can.

"Memangnya kami akan ngapain, ma?" rajuk Can.

"Entahlah. Tapi kalau kalian sampai macam-macam, mama tak akan mengijinkan Tin datang lagi."

"Saya janji tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh, tante," jawab Tin cepat.

"Can juga, ma."

"Ya sudah, sekarang sudah malam. Tidurlah Tin, Can. Atau Can mau tidur dengan mama seperti biasa?"

Can yang tak menduga pertanyaan itu jadi serba salah karena sudah menjadi rutinitasnya untuk tidur dengan mama dan Ley saat mama pulang. Tapi saat ini ada Tin yang pasti ingin bicara banyak hal dengannya.

"Can, kau tidur saja dengan mama seperti biasa. Besok pagi baru kita bicara, hmm?"

"Baiklah. Ayo ma.." ajak Can ragu.

"Anak bodoh, Tin sudah meminta ijin menginap untuk bicara denganmu, kau malah mau tidur dengan mama dan Ley."

"Tapi ma, itu kan sudah menjadi kebiasaan kita. Aku tak ingin menambah kekecewaan mama," jawab Can lirih.

"Sayang, dengarkan mama. Kau tidak pernah mengecewakan mama, satu kalipun. Walau kau memilih Tin sebagai kekasihmu, mama juga tidak kecewa. Keinginan mama hanya satu, melihat kedua anak mama bahagia. Kau bahagia kan?"

Can hanya mengangguk.

"Kalau kau bahagia, apa alasan mama untuk tidak bahagia? Bagaimana orang bisa bahagia dan kecewa secara bersamaan? Kali ini mama memberikan dispensasi untuk Can, agar kalian bisa bicara berdua dengan tenang. Tapi hanya kali ini, Can, Tin. Lain kali kalau mama pulang, Can harus tidur dengan mama dan Ley. Deal??"

"Deal ma."

"Deal tante."

Jawab Tin dan Can bersamaan.

🌹🌷🌺❤💞💕💟

Mama dan Ley masuk ke kamar mama Can. Can dan Tin masuk ke kamar Can. Tepat setelah Tin mengunci pintu, Can jatuh terduduk tak jauh dari pintu. Tin yang khawatir langsung menghampiri Can.

"Baby, kau kenapa? Kau sakit?" tanya Tin panik.

Can hanya menggeleng.

"Baby, jangan membuatku takut. Kau kenapa, Can?"

Tanpa menjawab, Can memeluk tubuh besar Tin dengan erat.

"Baby, Can, kau kenapa?"

Can yang masih tak bicara membuat Tin semakin khawatir, apalagi saat dia merasa tubuh kecil di pelukannya bergetar.

"Can... Can... ku mohon, jangan seperti ini. Katakan padaku, kau kenapa? Jangan membuatku khawatir, Can."

Tin berusaha melepaskan pelukan Can dan mengangkat dagu Can. Ternyata, wajah Can sudah penuh dengan air mata.

"Baby, kenapa kau menangis? Apa aku melakukan kesalahan lagi?" tanya Tin yang di jawab dengan gelengan kepala Can.

"Ya Tuhan Can, jangan siksa aku seperti ini. Kau kenapa hmm??"

"Aku tadi takut sekali, Tin. Aku takut, bagaimana kalau mama memintaku memutuskanmu?" jawab Can yang semakin membuat airmatanya semakin deras mengalir.

Kau Milikku - TinCan KlaNo Story (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang