Chapter 29 : Hari Pertandingan (1)

4.8K 448 81
                                    

Hhaaiiii.... Sorry lama update. Gak tau juga sih kalo masih ada yang baca ni FF apa gak. But whatever, gw akan selesaikan apa yang sudah gw mulai (semoga #crossfingers).

Enjoy......

  💠🔻💠🔺💠🔻💠🔺💠🔻💠🔺💠🔻💠🔺💠   

Sudah beberapa hari berlalu sejak kejadian di Mall. Sejak saat itu, Kengkla semakin lengket dengan Techno. Dia seperti bayangan. Teman – teman Techno selalu bertanya, "apakah kau tidak sekolah, Nong?" atau "apakah kau tidak bosan datang kemari terus?", yang tentu saja di jawab Kengkla dengan tegas namun sopan, "aku pulang cepat" dan "aku lebih senang di sini daripada di tempat lain."

Tak terhitung berapa kali teman – teman Techno bertanya tentang hubungan mereka berdua, tapi tak ada satupun yang menjawab. Techno selalu mengalihkan pembicaraan, menjawab asal – asalan dan terkadang malah pergi meninggalkan teman – temannya. Kengkla masih memegang janjinya untuk tak mengucapkan kata "pacaran" pada siapapun. Kengkla tak ingin membuat Techno marah, karena dia tak dapat menduga apa yang akan Techno lakukan nantinya. Kejadian kemarin sangat membekas di benak Kengkla.

Kengkla tahu bahwa Techno saat ini sedang berperang dengan hatinya. Dia tahu kalau Phi kesayangannya ini sama sekali tak mencintainya. Sesekali Kengkla melihat Techno duduk sendiri seakan memikul beban berat di pundaknya. Kengkla hanya bisa menatapnya dari jauh. Dan saat Kengkla mendekat, Techno akan tersenyum ceria menyapanya. Tapi Kengkla tahu mata itu. Mata yang bicara berlawanan dengan bibirnya.

Kau mau menunggu kakakku sampai kapan, Ai Kla? Jangan sia - siakan waktu dan perasaanmu hanya untuk kebahagiaan semu seperti ini. Kau tahu pasti bagaimana perasaan kakakku padamu. Saat aku di rumah, aku merasa kasihan melihatnya tertekan. Hubungan kalian sama sekali tak sehat. Kalian hanya saling berpura - pura, Ai Kla

Ucapan Technic terus terngiang di benak Kengkla. Tapi mau bagaimana lagi? Techno adalah satu - satunya kebahagiaan Kengkla. Selama hidupnya, dia sudah mengalah demi kebahagiaan orang - orang terdekatnya. Dia hanya ingin egois sekali ini saja. Kengkla juga ingin bahagia.

  💠🔻💠🔺💠🔻💠🔺💠
🔻💠🔺💠🔻💠🔺💠 


KENGKLA POV

Dia duduk sendirian lagi. Masih dengan gestur yang sama. Duduk membungkuk dengan tangan meremas kepala atau tengkuknya.

"Phi, maaf aku terlambat menjemputmu. Tapi sebentar lagi aku sampai. Kau tunggu aku di tempat biasa ya."

Aku mengirim Line padanya. Aku berbohong lagi, karena sekarang aku berada di belakangnya. Dia mungkin tak menyadari kehadiranku karena ada tembok yang memisahkan pandangan kami.

"Tidak apa – apa, Nong Kla," balasnya singkat.

Tadi aku melihatnya terkejut saat pesan Line dariku masuk. Setelah membacanya, bahunya turun lebih rendah dari yang sebelumnya. Tanda dia kecewa. Mungkin, kecewa karena aku tidak menyerah mengejarnya.

Aku tunggu sekitar 10 menit sebelum akhirnya aku muncul dan menyapanya.

"Phi No, maaf membuatmu menunggu lama. Tadi ada pelajaran tambahan."

Kau Milikku - TinCan KlaNo Story (COMPLETED)Where stories live. Discover now