Chapter 09 : Operasi Tin dan Pete

6.6K 592 38
                                    

Gw baca semua komen di Chapter Bukan Apdetan kemaren. Thank you buat pengertiannya. Kecuali ke satu akun yang malah nanya kapan lanjutannya karena udah gak sabar buat next chapter. 

One lesson buat lw, first of all, bikin FF ini bukanlah 'kerjaan' utama gw. Gw punya keluarga dan kerjaan di real life gw, yang nyita hampir semua waktu dan tenaga gw. En gw nulis cerita - cerita ini cuma sebagai hobby, saat ada ide dan ada waktu senggang. En biasakan menghargai orang lain sebelum meminta sesuatu yang bahkan bukan hak lw. Jelas2 gw tulis di situ keluarga gw lagi dapet musibah, jadi gw belum bisa nulis next chapter, apalagi apdet. Mungkin buat lw, itu sekedar kata - kata or rasa kesukaan lw terhadap cerita yang gw bikin tapi buat gw, itu songong. Biasakan membaca tulisan dan pesan yang termakna di dalamnya, sebelum komen.

Terserah kalo lw merasa tersinggung en gak mau baca cerita gw, gw gak peduli. Karena lw udah nyinggung gw duluan. Lw pasti tau kan betapa sensi-nya orang yang lagi kena musibah???

Sebenernya gw udah mau apdet dari tadi, krn kebetulan hari ini adalah hari ulang tahun gw, jadi gw pengen jadiin chapter ini sebagai kado buat kalian. Tapi satu komen itu bikin mood gw jelek seharian, so gw baru apdet sekarang deh. 

Sorry buat yang laen yang udah pengertian banget, jadi kena imbas uneg2 gw. Maaf ya. Dan terima kasih juga buat semua doa dan penyemangatnya. 

Love Yu

 💠🔻💠🔺💠🔻💠🔺💠🔻💠🔺💠🔻💠🔺💠  

No proofread, edit or photo. Hope you enjoy

💠🔻💠🔺💠🔻💠🔺💠🔻💠🔺💠🔻💠🔺💠    

Pete dan Tin memulai 'operasi' mereka. Tin hampir selalu memakirkan mobilnya di Fakultas Sport Science atau di depan lapangan sepakbola. Berkali – kali Tin berpapasan dengan Can, tapi segera pergi setelah mata mereka bertemu. Begitu pula dengan Pete, sering menyebut nama Tin saat dia sedang berkumpul dengan Ae dan tim sepakbolanya. Dia tak mempedulikan kecemburuan Ae yang semakin terlihat. Setiap Ae mulai protes, dia akan menggenggam tangan Ae dan mengatakan, 'nanti kau akan tahu alasanku. Yang pasti, di hatiku hanya ada Ae'. Ae pun tak bisa melakukan apa – apa dan membiarkan Pete 'berdekatan' dengan Tin.

Seperti yang terjadi hari ini, saat mereka sedang berkumpul di lapangan. Mereka merencanakan untuk menonton Aquaman bersama – sama. Saat mereka sedang asik, diam – diam Pete mengirim Line ke Tin, memintanya untuk menelpon. Tak lama kemudian, Tin menelpon. Tin tak perlu bicara apapun, Pete yang akan menghandlenya.

"Ah Tin, kebetulan kau telepon. Kami berencana mau menonton Aquaman di Siam. Kau mau ikut?."

"Kau ingin bertemu di sana atau bareng dari kampus?."

"Tentu saja dengan Ae dan beberapa anggota team sepakbola-nya."

"Can? Tentu saja dia ikut. Malah dialah yang mengajak kami tadi."

"Eh, kenapa tidak jadi ikut? Tin.... Halo Tin... Halo...."

"Di putus. Dia kenapa ya?."

Sejak awal pembicaraan, ujung mata Pete sesekali melirik Can. Awalnya dia terkejut, senang dan terakhir kecewa. Walau terlihat tak peduli, Pete merasa puas dengan 'hasil kerjanya'. Tanpa menunggu lama, mereka langsung bergegas ke mobil Pete dan Type. Mereka tak ingin telat menonton Aquaman di Siam.

💠🔻💠🔺💠🔻💠🔺💠🔻💠🔺💠🔻💠🔺💠

Can ikut mobil Pete. Dia diam sepanjang perjalanan. Sesekali Ae dan Good mengajaknya mengobrol tapi dia hanya menjawab dengan anggukan, gelengan atau hhmm, seperti orang yang sedang sakit gigi. Akhirnya mereka menyerah dan membiarkan Can dengan dunianya sendiri.

Kau Milikku - TinCan KlaNo Story (COMPLETED)Where stories live. Discover now