Chapter 01 : Bisakah kita hanya berteman?

13.5K 844 89
                                    

Untuk percakapan awal, di ambil dari Episode 14 (terakhir), dengan engsub dari JayBL

🌸💮🌸💮🌸💮🌸💮🌸💮🌸💮🌸💮🌸💮🌸

"Jadilah pacarku, Can....". - Tin

"Kau bagaikan oksigen untukku". – Tin

"Aku bukan oksigen. Kalau bernapas, aku bisa membuang karbon dioksida juga". - Can

"Aku hanya tahu bahwa aku menyukaimu...". - Tin

"Aku tak menyukai..... perasaan ini....". - Can

"Apa maksudmu??". - Tin

"Perasaan..... saat Ai Lay mengatakan bahwa kau dan Ai Pete berpacaran. Dan jika aku menjadi pacarmu, aku akan terus berpikir tentang apa yang di katakan Ai Lay. Kemungkinan aku tak akan bisa menikmati makanku, tak dapat tidur saat malam, dan kemungkinan akan terus memikirkan dimana kamu, dengan siapa.....". - Can

"Tak bisakah kita hanya menjadi teman?". - Can

"Aku tak mau menjadi temanmu....". - Tin

"Tapi aku ingin menjadi temanmu, Tin". - Can

"Aku tak mau hanya menjadi temanmu....", jawab Tin dan langsung meninggalkan Can yang mematung di samping mobilnya. 

"Tin........". – Can

🌸💮🌸💮🌸💮🌸💮🌸💮🌸💮🌸💮🌸💮🌸

Can hanya dapat memandang mobil Tin yang perlahan menjauh dan menghilang dari pandangannya. Kata - kata Tin yang terakhir terus terngiang - ngiang di kepalanya. Kenapa Tin tak mau berteman dengannya? Apa keputusanku salah? Tapi, bukankah ini yang ku inginkan? Tin menjauh dan berhenti mengacaukan hidupmu? Tapi kenapa hati ini terasa sakit? Kenapa aku merasa bahwa aku akan benar - benar kehilangan teman seperti Tin?

Teman? Benarkah itu yang kau inginkan, Can??

Tak ada teman yang berciuman. Tak ada teman yang kontakkan selama hampir 24/7, walau di manapun kalian berada. Tak ada teman yang selalu mengawali hari dengan mengucapkan 'Selamat pagi' dan mengakhirinya dengan 'Selamat Malam'. Tak ada teman yang akan merasa kesal saat mendengar cerita bahwa temanmu berpacaran dengan orang lain. Tak ada teman yang melakukan semua itu, Can!!!!

Can yang selama ini selalu menghindari untuk memakai otaknya untuk berpikir, langsung sakit kepala. Melihat mobil Tin yang perlahan menghilang dari pandangannya, membuatnya merasa kehilangan. Di tambah dengan pemikiran – pemikiran 'anehnya' tadi.

Can yang tadi merasa lapar, langsung kehilangan selera. Dia hanya ingin segera kembali ke rumah dan tidur, melupakan kejadian barusan. Mungkin besok Tin akan mengganggunya seperti biasa, pikirnya.

Saat malam, Can masih melakukan 'aktivitas' rutinnya dengan Tin. Mengirim pesan 'Selamat malam, semoga mimpi indah, Tin' sambil tersenyum. Biasanya, tak lama setelah Can mengirim pesan itu, Tin akan segera membalas, bahkan terkadang langsung menelpon. Katanya, hanya ingin mendengar suara Can sebelum dia terlelap. Tapi sekarang, 30 menit telah berlalu dan tak ada notifikasi apapun dari Tin. Can terus menunggu. Mungkin Tin sedang sibuk atau handphone nya sedang di charge. Tapi setelah menunggu sampai jam 1 malam, tetap tak ada kabar apapun dari Tin. Can mulai khawatir dan mencoba menelpon Tin. Sempat terdengar nada sambung beberapa kali sebelum akhirnya terputus. Can mencoba menelpon sekali lagi dan kali ini tak tersambung karena handphone Tin mati.

Kau Milikku - TinCan KlaNo Story (COMPLETED)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz