Chapter 30 : Hari Pertandingan (2)

4.1K 395 55
                                    

TECHNO POV

Setelah hari itu, aku berusaha semampuku membuatnya tak terbebani dengan sikapku. Saat di depannya, aku selalu tersenyum dan terlihat gembira. Melihatnya selalu tersenyum dan memberi perhatian padaku membuatku semakin merasa bersalah karena sudah membohonginya. Semakin lama, aku semakin menyukainya, tapi bukan sebagai kekasih. Aku masih belum bisa memaafkan diriku yang mabuk dan melakukan hal itu dengannya, terlepas dari siapa yang menjadi Top malam itu.

Aku sama sekali tak meragukan perasaannya padaku. Di tambah dengan perkataan teman – temanku yang selalu 'mengingatkanku' betapa bocah itu tergila – gila padaku. Mereka sering sekali bertanya, "Kau pakai pelet apa sampai bocah itu tergila – gila padamu, No?". Andai saja aku tahu pelet apa yang ku pakai, pasti sudah ku buang benda sialan itu.

Orang tuaku adalah orang yang sangat open minded. Aku yakin, bahkan jika aku menyukai laki – laki, mereka tak akan mempermasalahkannya. Tapi berbeda dengan keluarga Kengkla. Aku sudah mencari tahu tentang latar belakangnya, dan setelah mengetahuinya justru membuatku semakin merasa bersalah. Keluarganya memiliki perusahaan pharmasi terbesar di Thailand. Di tambah dengan beberapa rumah sakit. Bagaimana kalau sampai orang – orang tahu kalau Kengkla berpacaran dengan seseorang dari kelas bawah... di tambah .... Seorang lelaki. Apa yang akan terjadi dengan orang tuanya beserta bisnis mereka?

Kengkla memang sudah bilang kalau dia tak peduli dengan orang tuanya, tapi aku tak bisa seperti itu. Aku tidak di besarkan untuk mengacuhkan nama baik orang tuaku seperti itu. Aku tak ingin hubungannya yang sudah buruk dengan orangtuanya menjadi lebih buruk lagi. Karena Kengkla seumuran dengan Nong Nic, membuatku berpikir jika hal – hal seperti itu terjadi pada adikku. Aku tak dapat membayangkan bagaimana hidup Kengkla selama ini, hidup tanpa kasih sayang siapapun, tanpa pernah membuka dirinya untuk siapapun. Kecuali..... untukku.....

"Phi, maaf aku terlambat menjemputmu. Tapi sebentar lagi aku sampai. Kau tunggu aku di tempat biasa ya."

Baru saja di pikirkan, sekarang ada sebuah pesan Line darinya.

"Tidak apaapa, Nong Kla," balasku singkat.

Aku langsung merasa lemas. Tadi aku sudah merasa senang, berpikir dia tak akan menjemputku hari ini karena kata Nong Nic dia ada pelajaran tambahan. Tapi ternyata dia tetap datang, kembali mengacaukan perasaanku.

"Phi No, maaf membuatmu menunggu lama. Tadi ada pelajaran tambahan," tegur Kengkla beberapa menit setelah kiriman pesannya, dengan wajah ceria dan senyum yang indah, yang menampilkan jejeran gigi putih dan taringnya.

"Hei, tidak apaapa. Santai saja. Phi tidak kemana – mana kok," jawabku, berusaha memberikan senyum yang sama lebarnya dengannya.

Matanya terlihat bahagia tiap kami bertemu. Bagaimana aku bisa punya hati untuk menolaknya??

💠🔻💠🔺💠🔻💠

🔺💠🔻💠🔺💠🔻💠🔺💠

Di hari pertandingan, Kengkla membawakan burger dan minuman untuk anggota team sepakbolaku. Dia juga sudah datang dari pagi untuk membantuku mempersiapkan segala sesuatunya. Melihat seorang tuan muda mengangkat bermacam – macam barang dan berkeringat membuat perasaanku sedikit tersentuh. Dia sudah melakukan banyak hal hanya untuk bisa bersamaku, apakah aku tetap harus menolaknya, demi masa depannya?

Kau Milikku - TinCan KlaNo Story (COMPLETED)Where stories live. Discover now