Chapter 26 : Kecemburuan Tin

6.1K 453 55
                                    

Sepanjang perjalanan, senyum tak lepas dari wajah Tin. Can yang melihatnya jadi bertanya – tanya.

"Ai Tin, kenapa kau senyum – senyum terus daritadi? Kau jadi gila setelah ke Mall yang ramai seperti tadi?."

"Sepertinya begitu hehehehe....."

"Kalau begitu, turunkan aku di sini. Aku tak mau di supiri oleh orang gila."

"Hahahahaha..... Can..... aku gila karenamu....." ucap Tin seraya mencubit lembut pipi chubby Can.

"Apa???!!! Cepat turunkan aku di sini!!! Aku tak mau kalau sampai keluargamu menuntutku karena membuat anaknya gila. Cepat!!!!," ucap Can panik yang membuat tawa Tin semakin keras.

Sepertinya ini adalah pertama kalinya aku lihat Tin tertawa selepas ini, pikir Can. Dia hanya diam menatap lelaki tampan di sebelahnya, menunggunya berhenti tertawa.

Tin yang menyadari tatapan Can, menghentikan ketawanya perlahan.

"Kenapa memandangku seperti itu, Can?."

"Ini pertama kalinya aku melihatmu tertawa lepas seperti ini. Dan kau terlihat berpuluh puluh kali lebih tampan, Tin," ucap Can lembut.

Tangan kiri Tin yang bebas segera menggenggam tangan mungil Can dan menciumnya.

"Semua karenamu, Can. Kau menyibak dunia yang selama ini hanya ada dalam khayalanku. Kau membuatku mengerti tentang dunia dengan cara yang semestinya. Kau juga membuat hari – hariku menjadi berwarna. Sejak kehadiranmu, aku selalu menantikan malam berganti pagi agar bisa segera bertemu denganmu. Kau membuktikan bahwa bahagia itu ada dan aku juga pantas untuk bahagia. Kata terima kasih tak akan cukup untuk menggambarkan apa yang ku rasakan saat ini, Can."

Hati Can terasa hangat. Dia membalas genggaman tangan Tin dan membiarkannya bicara.

"Aku tahu kau belum mencintaiku sebesar aku mencintaimu, tapi terima kasih karena kau mengijinkanku mencintaimu dan terima kasih karena sudah berusaha mencintaiku. Terima kasih untuk semua yang sudah dan tidak kau lakukan, Can."

"Kenapa kau berterima kasih untuk sesuatu yang tidak ku lakukan?," tanya Can bingung.

"Kau tidak memintaku berhenti mencintaimu. Tidak memintaku menyerah. Tidak meninggalkanku."

"Owh....." jawabnya pendek.

"Tin......"

"Hmmm....."

"Ah tidak. Tidak apa – apa," elak Can.

"Ada apa, Can? Bukankah kau yang meminta untuk kita saling jujur?."

"Sungguh, tidak ada apa – apa, Tin," jawab Can seraya tersenyum kecil.

Tin tahu bahwa ada yang mengganggu pikiran Can, tapi Tin tak mau memaksanya sekarang. Tin masih menyetir dan dia tak ingin membahayakan mereka berdua di sini.

"Mau ke apartmentku?."

"Boleh. Teman – teman Ley mau belajar bersama di rumah. Aku tak mau bertemu dengan teman – teman Ley yang menakutkan."

"Menakutkan?."

"Iya, mereka suka sekali menggodaku. Karena tubuh Ley dan teman – temannya lebih besar dariku, mereka suka menggodaku dengan memanggil Nong. Kadang mereka mencubit pipiku. Bahkan mereka memanggilku imut. Huh, memangnya aku perempuan??? Mana ada lelaki yang suka di panggil imut," sungut Can.

Can tak menyadari perubahan di wajah Tin yang kesal mendengar bagaimana mereka memperlakukan Can seakan dia adalah milik mereka.

"Tin..... sakit....."

Kau Milikku - TinCan KlaNo Story (COMPLETED)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant