Chapter 40 Second Kiss✔

316 50 13
                                    

“Semoga kita bisa melakukan kerjasama lagi untuk ke depannya.”

“Tenang saja, Mr. Roy.  Bekerjasama dengan Anda akan terus berlanjut selama kita saling menguntungkan satu sama lain,” ucap wanita itu dengan tersenyum.

Mr. Roy tergelak mendengarnya. “Kau sangat jujur.”

“Selamat malam, Mrs. Cassa.”

Wanita yang bernama belakang Cassandra itu pun menoleh pada seorang lelaki jangkung yang memanggilnya.

“Selamat malam, Mr. Luca. Aku tidak tahu kau akan datang.”

“Tentu aku harus datang. Apa yang tidak aku lakukan untuk wanita secantik dirimu.” Sang lelaki mengambil tangan Cassandra dan menciumnya dengan lembut.
Lain halnya dengan dua orang lelaki yang matanya tertuju pada interaksi Cassandra dan Luca dengan geram.

“Ada yang nyari masalah sama gue,” ujar Aqim dengan seringaiannya. Ia pun melangkah santai mendekati dua orang tadi.

“Halo, Mr. Luca,” sapa Aqim sembari melingkarkan tangannya di pinggang Cassandra.

“Mr. Dion. Senang bertemu dengan Anda.” Mr. Luca kemudian pamit pergi setelah kedatangan Aqim yang sudah dikenal sebagai pasangan dari Mrs. Cassandra yang memiliki wajah cantik dan terkenal dengan kesuksesannya di dunia bisnis.

“Ini alasan kenapa gak ada satu lelaki pun yang berani dekat sama gue. Jauhin tangan lo dari pinggang gue, Qim.” Wanita yang tak lain dan tak bukan adalah Mayra berusaha melepaskan tangan Aqim di pinggangnya.
Baby, gue gak bisa ngeliatin lo disentuh-sentuh sama cowok lain.” Aqim mencuil dagu Mayra.

Mayra menyikut perut Aqim dan lelaki itu meringis karena sikutannya tak main-main. “Emangnya gue mau lo sentuh-sentuh terus?” Mayra memutar matanya malas.

Lelaki itu terkekeh dan mencuri cium pipi Mayra. Ingin rasanya Mayra memenggal kepala Aqim, tapi apa daya, sekarang banyak mata sedang memandanginya. Termasuk salah satu lelaki yang tengah mengepalkan tangannya dengan kuat.

“Gue mau kenalin lo ke seseorang. Lebih tepatnya teman lama kita.” Mayra tak mengerti siapa yang sedang dibicarakan Aqim, namun ia tetap ikut kemana lelaki itu menariknya.

Deg

“Q-Qim ... yang gue liat sekarang bukan halusinasi gue, ‘kan?” Mayra mengeratkan pegangannya pada tangan Aqim.

Dua mata saling bertemu menyiratkan kerinduan dan keterkejutan satu sama lain. Kenangan satu demi satu terlewat di benak masing-masing. Perasaan gundah dirasakan oleh Mayra, namun lain halnya dengan Tara yang merasa saat ini adalah momen yang ditunggu-tunggu olehnya beberapa tahun terakhir.

- - - - - - - - - -
SETENGAH PART INI DIHAPUS KARENA SUDAH TERBIT

Tak Pernah Berpaling (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang