Chapter 7 Saingan ✔

474 226 92
                                    

Waktu telah berlalu dan tidak terasa hari sudah menyembunyikan sinarnya. Namun, tidak berdampak pada gadis tak berdaya yang masih saja memejamkan matanya di sudut ruangan gelap itu.

“Non Mayra, bangun Non. Ayo ke kamar, biar Mbok obatin.” Mayra membuka matanya secara perlahan.

“Aku masih hidup ya Mbok,” tutur Mayra dengan kekehannya.

Mbok Asri menggelengkan kepala tak mengerti dengan majikannya ini. Sudah sering terjadi hal seperti ini, tapi setiap ia membuka matanya, pasti kalimat itu yang dilontarkannya. Mbok Asri membantu Mayra untuk berdiri dan langsung memapahnya untuk pergi ke kamar yang ada di lantai dua. Setelah sampai, wanita paruh baya itu membiarkan Mayra duduk di tepi kasur dan ia segera pergi untuk mengambil kotak P3K.

“Aw ... sakit Mbok,” jerit Mayra ketika Mbok Asri mengobati lukanya.

“Ya sakit lah Non. Liat aja nih sampai memar-memar gini. Tuan benar-benar tega sama anak sendiri.”

Rasa sedih kembali menghampiri Mayra. Tidak ada yang peduli kepadanya kecuali Mbok Asri. Mungkin Mbok Asri hanya kasihan padanya. Ayahnya sendiri pun tidak peduli padanya, apalagi orang lain? Seharusnya Mayra tidak berharap lebih pada orang lain. Dirinya mungkin sampai kapanpun tetap sendirian.

*♡*

P

ukul 10.00 malam. Mayra terbaring lemah di kasurnya. Memakai selimut tebal dikarenakan suhu tubuh yang panas. Ia tidak tertidur, hanya memandang bulan sabit yang tampak dari jendela kamarnya. Sementara itu, Tara juga melakukan hal serupa. Memandang bulan yang indah dari balkon kamarnya. Menunggu benda pipih ditangannya berdering, tapi tak juga berdering.

'Lagi-lagi dia gak chat gue. Apa dia udah mulai bosan ya sama gue? Eh kok gue jadi mikirin dia sih.'

5 menit.

10 menit.

15 menit.

Tara sudah tak tahan lagi. Ia langsung mencari kontak yang bertuliskan Moyang Benalu. Mayra yang merasa matanya sudah sangat berat kembali terbuka lebar karena getaran ponselnya. Ia tersenyum sumringah melihat siapa yang mengiriminya pesan. Langsung saja jarinya menari di atas layar ponselnya.

Tara Sayang
Besok gue jemput.

Moyang Benalu
Gak perlu.

Tara sontak membulatkan matanya tak percaya. Ia melihat lagi kontak yang dihubunginya. Masih tertera nama yang sama.

'Bener kok ini kontaknya Mayra. Tapi kok jawabnya judes gitu? Wah gue mulai curiga nih dia udah dapat yang baru. Atau jangan-jangan yang balas pesan gue itu bukan Mayra?'

Tara tak membalas pesan tersebut, tapi ia langsung menelponnya. Tara hanya ingin memastikan siapa yang baru saja membalas pesannya yang membuat ia jadi marah dan curiga begini.

You say love is messed up ...” lagu BTS berjudul Waste It On Me menggema di kamar Mayra. Ia terkejut karena ponselnya berdering dengan nyaringnya. Langsung saja Mayra mengangkat panggilan itu tanpa melihat nama yang tertera.

“Halo, siapa ya?”

“Eh benalu. Lo udah hapus kontak gue ya? Ini rekor baru tau, untuk pertama kalinya gue nelpon lo dan bisa-bisanya lo nanya gue ini siapa,” bentak Tara.

Tak Pernah Berpaling (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang