Chapter 13 Menjenguk✔

444 148 55
                                    

Hari lambat laun menghentikan tangisannya. Tak terasa sudah 20 menit perjalanan ditempuh oleh Mayra dan juga Kak Tara untuk mengantar si gadis yang benar-benar terlihat pucat. Kak Tara menghentikan mobilnya tepat di depan rumah mewah berpagar hitam. Sebenarnya ada perdebatan yang diantara mereka hanya untuk menentukan dimana Mayra akan turun. Tentu Mayra tak ingin ayahnya melihat sosok lelaki yang sekarang sudah berdiri tegap di depan pagar rumahnya.

"Keras kepala banget deh. Udah dibilangin gak usah antar aku sampai depan rumah." Mayra berucap dengan nada kesal. Tapi Kak Tara tahu sebenarnya Mayra cemas dengan keadaan dirinya.

Ia memegang kedua bahu Mayra. "Hey My Queen, lupakan masa lalu." Dilihatnya Mayra tertunduk masih merasa cemas. Ia pun menarik dagu Mayra hanya untuk meyakinkan queen-nya bahwa ia baik-baik saja.

"Lihat gue. Sekarang gue di sini dan keadaan gue baik." Mayra mau tidak mau memandangi lelaki menawan yang jarak di antara mereka sangat dekat. Hanya ada mata yang penuh dengan kehangatan yang dipancarkan oleh Kak Tara. Dan tentu Mayra menjadi tersenyum melihat lelaki itu tersenyum tulus padanya.

"Gue kangen sama lo, Kak." Itulah kata-kata yang ingin diungkapkan Mayra sejak bertemu tadi. Kak Tara memeluk erat dan dibalas tak kalah erat oleh gadis itu. Pelukan yang sangat berarti, yang menyalurkan kerinduan yang sudah lama terpendam dari keduanya.

Cup

Kecupan singkat diberikan Kak Tara kepada Mayra tepat di keningnya. "Gue juga kangen sama lo."

*♡*

Tara menghentikan mobilnya tepat beberapa meter dibelakang mobil Kak Tara. Tara dan Rena meneliti rumah tempat berhentinya Mayra dan Kak Tara. Dan mereka terkejut, karena tak disangka Mayra memiliki rumah semegah itu. Tentu mereka tahu Mayra kaya. Tapi ini diluar ekspetasi.

Lalu tatapan mereka beralih pada dua orang yang sedang beradu mulut. Itulah yang mereka lihat. Tara sebenarnya sangat penasaran apa yang Mayra dan Kak Tara bicarakan. Ia hanya dapat melihat Mayra yang menampakkan wajah kesal, lalu tertunduk, lalu .. APAA INI?!

"WHAT? Mereka pelukan?!" Rena sampai kaget mendengarnya. Satu sifat Tara yang sekarang diketahui Rena, yaitu heboh. Heboh jika menyangkut Mayra. Sungguh menyebalkan bagi Rena.

"Biasa aja kali, Kak. Cuma pelukan doang kok. Sama teman juga biasa pelukan," ujar Rena sambil memandang Tara dengan tatapan tak bersahabat.

"Cium kening ke teman juga biasa?" ucap Tara dingin dan matanya tak lepas memandang adegan Kak Tara yang mengecup lembut kening Mayra. Rena pun mengarahkan matanya ke depan dan juga memandang adegan itu.

"E-eh agak berlebihan sih." Tara sudah menahan emosinya sekuat mungkin. Terlihat dari kepalan tangannya yang memutih. Rena memang takut dengan Tara yang seperti ini, tapi tentu keadaan ini dapat menjadi kesempatan baginya untuk mendapatkan lelaki itu.

"Aku bisa liat kalau mereka itu saling mencintai." Rena mulai memanas-manasi Tara.

"Lo gak kenal mereka dengan baik," sanggah Tara yang meyakinkan dirinya sendiri bahwa Mayra dan Kak Tara tak ada hubungan istimewa.

"Semua orang juga tahu kok Kak kalo ngeliat mereka berdua. Mereka tadi pelukan, pake cium kening segala. Udah 100% ada hubungan spesial di antara mereka."

"CUKUP! Turun dari mobil gue. SE.KA.RANG!" Rena shock dengan perintah Tara. Tega-teganya Tara menyuruhnya turun dan pulang sendiri. Ia sangat kesal, tapi ujung-ujungnya Rena turun dari mobil setelah melihat tatapan tajam yang mengarah kepadanya.

*♡*

Mayra tak bisa berkonsentrasi dalam pelajaran. Memang sih, selama ini ia tidak pernah berkonsentrasi belajar, tapi kali ini berbeda. Ia sangat khawatir dengan Tara yang tidak menampakkan batang hidungnya sampai bel masuk berbunyi. Setelah mata pelajaran pertama berakhir, cepat-cepat ia mengeluarkan ponselnya.

Tak Pernah Berpaling (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now