Part 18

24.3K 3.1K 132
                                        

Malam ini Keluarga Lee dan Keluarga Jung dan juga Baekhyun sedang makan malam di kediaman Lee.

Hanya suara denting sendok beradu dengan piring yang menghiasi meja makan luas tersebut hingga sang tuan rumah bersuara.

"Apa kalian sudah membagikan undangan pertunangan kalian?" Tanya Lee Hyukjae selaku ayah dari Taeyong.

"Sudah." Jawab Jaehyun.

"Bagiamana respon teman-teman kalian?" Jaejoong ibu dari Jaehyun bertanya dengan semangat.

"Sangat heboh." Jaehyun menjawab dengan malas mengingat tadi dirinya dan juga Taeyong yang menjadi bahan perbincangan seluruh penjuru sekolah.

"Bagaimana tidak! kalian baru confess dua hari yang lalu dan hari ini kalian membagikan undangan dasar bocah." Cibir Chanyeol menatap keduanya malas.

"Bilang saja kau iri di langkahiku!" Balas Taeyong sengit.

"Untuk apa aku iri besok saja aku bisa menikah langsung." Chanyeol tak mau kalah.

"Terserah kau menyebalkan Hyung!" Taeyong menyimpan alat makannya lumayan keras.

"Sayang jangan seperti itu." Ibu dari kedua Lee tersebut memperingati anaknya dengan lembut.

"Tapi Chanyeol Hyung menyebalkan eomma." Taeyong mempoutkan bibirnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Anak mommy kenapa hm? Tidak biasanya." Jaejoong bertanya dengan lembut.

Taeyong menggeleng menjawab pertanyaan sang calon mertua.

"Aku selesai, maaf atas keributan yang aku perbuat." Taeyong berdiri dan membungkuk hormat lalu pergi meninggalkan semua orang dimeja makan yang menatapnya bingung.

"Ada apa dengan anak itu?" Tanya Chanyeol heran dan juga khawatir.

"Dia sudah seperti itu sejak di sekolah." Jawab Jaehyun lemas.

"Kalian ada Masalah?" Tanya Yunho.

"Tidak ada." Jaehyun menggelengkan kepalanya.

"Aku akan menyusul Taeyongie." Ujar Baekhyun berdiri dari duduknya.

"Eomma titip Taeyong." Ujar ibu Lee pada kekasih anak sulungnya.

"Tentu Eomma." Balas Baekhyun tersenyum.

Baekhyun pun meninggalkan ruang makan untuk menyusul adik kekasihnya.

"Taeyong-ah?" Baekhyun membuka pintu kamar Taeyong pelan.

Setelah dirinya benar-benar masuk, Baekhyun melihat sang pemilik kamar tengah duduk di pinggir kasur dan menatap kosong ponsel miliknya.

"Hey." Baekhyun menepuk pundak Taeyong hingga membuat sang empu menoleh kearahnya.

"Hyung." Dapat Baekhyun lihat mata adik dari kekasihnya ini basah akibat menangis.

"Apa ada masalah?" Tanya Baekhyun lembut.

"Jungwoo." Lirih Taeyong.

Ah kali ini Baekhyun mengerti permasalahan adik kekasihnya. Taeyong memang sudah menceritakan tentang Jungwoo padanya dan ia sangat paham bagaimana situasi keduanya saat ini.

"Apa Jungwoo menerimanya?" Tanya Baekhyun seraya mendudukkan dirinya di samping Taeyong.

"Dia menghindariku bahkan ia menghilang sejak tadi pagi." Jelas Taeyong.

"Jungwoo bukan menghindarimu namun dia sedang menata kembali hatinya yang sedang patah jika berdekatan denganmu dia takut malah membencimu, tunggu saja dia akan kembali seperti dulu saat hatinya telah tertata kembali." Baekhyun mengusap kepala Taeyong dengan sayang.

"Bagaimana jika dia benar-benar menjauh dariku?" Taeyong bertanya dengan air mata yang mengalir di pipinya.

Sungguh yang ia takutkan adalah kehilangan salah satu sahabatnya.

"Tidak akan, aku yakin dia akan kembali seperti dulu. Hanya orang bodohlah yang rela melepaskan sahabatnya karena satu orang lelaki." Baekhyun tersenyum manis.

"Tapi-"

"Sudah jangan pikirkan hal yang aneh percayalah padaku Jungwoo akan kembali lagi."

Pada akhirnya Taeyong memilih untuk mengangguk dan percaya pada Baekhyun.

"Sekarang hapus air matamu dan kembali ke bawah semua orang mengkhawatirkanmu." Baekhyun menghapus jejak air mata di wajah Taeyong menggunakan ibu jarinya.

"Hyung boleh aku memelukmu?" Tanya Taeyong ragu.

"Tentu." Baekhyun segera membawa yang lebih muda ke dalam pelukannya.

Tanpa mereka ketahui diluar kamar Taeyong terdapat dua orang yang sedang menguping.

"Sudah kubilang Baekhyun adalah yang terbaik."

"Taeyong tetap yang terbaik Hyung."

....

"Kalian tahu Jungwoo kemana?" Taeyong bertanya seraya menatap ketiga sahabatnya yang sedang sibuk dengan ponsel mereka.

Saat ini mereka sedang berada di apartment milik Ten dengan seragam yang melekat di tubuhnya. Katakan saja mereka tengah bolos.

"Aku tidak tahu dia hilang sejak meninggalkan kelas kemarin." Jawab Ten lesu sembari menyimpan ponselnya.

"Aku sudah ke rumahnya kemarin malam dan dia belum juga pulang." Doyoung berkata dengan nada khawatirnya.

"Tasnya ditinggal bersama dengan ponselnya." Bahkan Haechan sudah ingin menangis saking khawatirnya.

Mereka menjatuhkan tubuhnya diatas karpet berbulu yang segaja Ten gelar.

"Pokoknya nanti malam kita harus cek ke rumahnya apa ia sudah pulang atau belum jika belum kita harus pergi mencarinya." Interupsi Doyoung yang langsung disetujui oleh mereka semua.

Setelah itu hening menyelimuti ruangan tersebut, mereka memikirkan tempat mana yang mungkin saja sahabat mereka datangi.

Hingga suara notif ponsel mereka berbunyi secara bersamaan memecah keheningan. Mereka semua segera membuka ponselnya masing-masing lalu setelah itu menatap Taeyong yang sudah berlinang air mata.

"Bajingan!"

"Brengsek!"

"SIALAN MATI SAJA KAU!"




TBC

Hayo ada apa iniiii

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hayo ada apa iniiii

Maaf kalau banyak typo soalnya ga diedit sama sekali:(

He is Mine! (Jaeyong) [REVISI]Where stories live. Discover now