Labrak

2.5K 74 3
                                    

Di awal ini cuma mau bilang.

Voment juseyo~ 😳

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Eugggh,," erangnya.

"Udah bangun? Gue cabut dulu. Uangnya di meja" ucap chenle enteng dengan langkah besarnya ia pergi dari kamar yang masih menyisakan gairah-gairah acara semalam.

Zhong Chenle. Adalah definisi dari kekayaan, harta, uang, arogan, hidup bebas tetapi masih memiliki jiwa berwibawa sebagai mana orang-orang yang berlimpah harta untuk mereka yang berstatus sama atau sederajat. Hal tersebut sudah di tanamkan dalam otak belia mereka.

Apa yang keluar dari garis hidup normal mereka itu adalah kesalahan fatal, bahkan jika mereka mencoba melewatinya.

Ya, sebagian besar mereka mendidik anak-anak mereka dengan keras dan tanpa ampun sedikitpun. Menanamkan kesempurnaan tanpa cacat dan celah.

Tetapi disisi lain tentu ada saja yang tidak begitu perduli dengan mendidik anak mereka secara langsung, setiap orang tua memiliki cara yang berbeda untuk mendidik anak mereka.

Mungkin kalian berfikir bila memiliki jabatan tinggi, kekuasaan atau berlimpah harta. Kalian tidak akan menginginkan hal lain lagi, kalian sudah merasa bahagia dengan itu?

Tidak.

Tidak.


Tidak!

Manusia tidak akan bisa menahan ketamakan yang di tawarkan para iblis untuk bersekutu dan membangun kerajaan di balik cahaya, tanpa perduli bila masih banyak yang membutuhkan banyak hal dari apa yang mereka anggap remeh dan biasa.

Iblis tentu senang, karena banyak yang bersekutu dengannya.

Siapa yang taukan, kedepannya bagaimana?

Apa mereka memikirkan nya?

Hmmm, kurasa 60 % tidak dan sisanya tergantung akhlak.


Namun semua itu sudah diatur sedemikian rupa tanpa perlu mengeluarkan peluh untuk tuan muda kita, Zhong Chenle.

"Kemana aja lo anjir! Udah bell masuk juga" ungkap Haechan kemusuhan, saat melihat Chenle masuk dengan seenak jidat lebarnya.

Chenle hanya menarik sebelah sudut bibirnya, "biasa, tenang aja. Kepala sekolahnyakan takut sama gue" santainya, dengan langkah cepat untuk duduk dikursinya.

"Yeuhh, iya daah percaya gue" hardik Haechan, yang lain hanya mengangkat bahu. Tidak begitu perduli tetapi mengarah keingin tauan.

"Woii?! Belajar nih? Ga salah liat gue??" ledeknya sambil menggebrak meja disebrangnya.

Mata perempuan itu menyipit dan menjadi sinis, "ya iyalah, emang elo!" balasnya penuh dengan penekanan.

"Ck, ga asik lo Mii!" decak Chenle, tidak puas dengan repon Miu.

"Bodo amat" gumamnya kemusuhan.









"Mii? Woi?!" panggil Chenle saat melihat Miu hanya melewati mejanya tanpa berbasa basi mengajaknya.

Renjun menepuk bahunya, "lo apain tu anak njir?" celetuknya dengan tatapan bertanya.

"Palingan lagi mood swing PMS" saut Haechan yang udah berdiri siap ke kantin.

"Ayoo, nunggu apaan lagi deh? Males gue kalo udah rame" ajak Jaemin yang ternyata udah sampe depan pintu bareng Jisung.

Lalu ketujuhnya memutuskan pergi, sesampainya di kantin Chenle dengan santainya berjalan kebarisan paling depan di ikuti ke enam temannya.

Bukan Teman Biasa! ; Chenle Ft MiuWhere stories live. Discover now