Pernikahan yang tak seindah itu

47 4 0
                                    


Kembali lagi 🙏


Sekuy voment 😚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hahh,, sial badan gue sakit semua, gue mandi duluan".

Deheman terdengar sebagai balasan 'iya' untuk menjawab wanita yang hampir tiga tahun itu menjadi Istrinya, Chenle ga paham kenapa dirinya masih bisa bertahan di atas kertas yang terbakar ini.

Chenle memutuskan merokok di balkon kamarnya, memandang gelapnya dunia. Kepulan asap berlomba lomba keluar dari mulut dan hidungnya, menghilang bersama hembusan angin malam yang dingin dan menusuk kulit telanjangnya.

Tiga tahun kurang ya?

Kira-kira 'dia' apa kabar?

Kata informannya, 'dia' sedang mengandung anak pertamanya.

Kening Chenle menyatu dengan gurat tak bersahabat, membanting puntung rokoknya tanpa berperasaan. Telapak tangan kanannya ia gunakan untuk menutupi sebagian wajahnya, pusing. Kepalanya sakit. Tapi hatinya lebih sakit dan panas, tubuhnya terbakar. Menyatu dengan kertas yang di lahap api, dirinya selalu membara bila sudah memikirkannya.

"haha..".

"Bangsat sialan!".

"Berani beraninya lo hantuin gue. Perasaan SIALAN! ENYAH LO ANJING!" teriaknya bergemuruh.

Suara pecahan terdengar nyaring di sunyinya malam, angin datang membawa sisa emosinya menjauh.

Lia menatapnya malas, sudah terlalu sering melihat Chenle seperti kehilangan akalnya. Penyebabnya hanya satu, yang ia tau cowok China itu hanya rindu. Ya, hanya satu yang dia rindukan dan hanya satu kesalahan terbesarnya.

"Mending lo mandi, nanti gue suruh orang buat beresin. Gue mau langsung tidur, jadi jangan berisik lo" jelas Lia yang sudah rapih dengan piamanya, Lia terlalu cantik untuk orang yang akan pergi tidur.

Keduanya menelan pahit apa itu takdir, hati Lia maupun Chenle sudah lama mati rasa. Mau sekeras apapun seseorang memaksa menerobos masuk ke dalam hati mereka, semua itu tidak ada gunanya. Keduanya bahkan bisa tidur satu ranjang tanpa ada rasa tertarik satu sama lain sedikitpun.

Lia dan Chenle memiliki seseorang beharga yang mereka lepas, jangankan mendekapnya, hanya sekedar menggenggamnya saja keduanya tak sanggup lagi.

Mau sejauh apapun mereka tinggal, apa daya hatinya memiliki tempat untuk kembali pulang.









Hari-hari Chenle dan Lia sangatlah monoton, namun Lia masih menghiasi harinya dengan sesuatu yang menarik. Berbeda dengan Chenle yang menjalankan harinya seperti hari-hari yang sudah berlalu, tidak ada yang terlalu menarik minatnya.

"Hahh" helaan nafas panjang terdengar jelas, Chanhee melirik atasanya serius. Sudah beberapa kali Chenle menghela nafas dengan fokus yang entah kemana, mereka sedang mengadakan meeting penting dengan kolega. Bisa-bisanya Chenle ga fokus begitu, pengen dia slepet rasanya kalo ga inget tempat.

Tangan Chanhee bergerak mencubit lengan Chenle, langsung aja Chanhee melotot dengan mulut komat kamit tanpa suara. Chenle langsung berdehem kecil dan kembali fokus.

Chenle dan Chanhee ternyata teman di taman kanak-kanak dulu hingga sekolah dasar kelas 2, Chanhee pindah sekolah karna orang tuanya pindah pekerjaan sekaligus rumah huninya.

Keduanya cukup dekat satu sama lain dulu, Chenle dulu selalu mengira Chanhee ini perempuan. Chenle yakin semua orang juga mengira hal yang sama dengannya, bagaimana tidak?

Bukan Teman Biasa! ; Chenle Ft MiuOnde as histórias ganham vida. Descobre agora