Pusing kan lo

69 11 0
                                    


Say hello~

Kembali lagi, kita ngenggggg~

Jan lupa voment 🐮

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Jaemin. Kamu dengerin Papa gak?".

Iqbaal yang duduk di sampingnya menendang kaki adiknya dari bawah meja, bisa-bisanya dia malah melamun lagi di ceramahin Baginda Raja.

"Kenapa?" jawabnya spontan, Siwon yang melihat tingkah anaknya menghela nafas panjang. Salah apa dia di masa mudanya, sampe nurun ke Jaemin gini. Ga pernah bikin masalah, tapi sekalinya punya masalah. Bikin serumah pusing tujuh keliling, mana masalahnya bukan hal yang sepele.

"Ya Allah Jaemin, cepet istighfar lima puluh kali!" perintah Papa Siwon sambil menggebrak meja dengan satu tangannya.

"Kamu juga Iqbaal".

"Lahh?".

Mau ga mau kedua anak adam itu istighfar sampai lima puluh kali, di ahiri membaca Doa Selamat dunia akhirat.

"Jaemin?" panggil Beliau pelan.

"Ya Pah" jawab Jaemin cepat.

"Kamu sayang Nakyung? Cinta Nakyung? Mau kan yang terbaik buat Nakyung?" tanya Papa dengan wajah serius, Iqbaal melirik adiknya dalam diam. Jaeminnya sendiri menunduk sedih, "iya Pah, Jaemin mau yang terbaik buat Nakyung".

Irene merangkul Jaemin, membawanya lebih dekat dengan dekapannya. "Sekarang dengerin baik-baik Papah kalo gitu".


"Kamu tau ga Nakyung kenapa sekarang?" Jaemin menggeleng pelan, matanya menatap Papanya. Menunggu apa yang akan di ucapkan Beliau.

"Nakyung ternyata ga baik-baik aja Jaem, dia stres berat dan itu berdampak buruk buat kandungannya. Bahkan buat kesehatannya yang sekarang juga, Papa sama Mama udah diskusiin ini bareng keluarganya Nakyung" jedanya, jantung Jaemin terasa terpompa lebih cepat. Perasaannya mengatakan ini adalah kabar buruk untuknya.

"Dan kita semua sepakat buat ngirim Nakyung ke Rusia, kampung halamannya. Jaemin, ini semua demi Nakyung, apa lagi ini keputusan pihak keluarga Nakyung juga" jelas Siwon masih menatap mata anaknya, terlihat jelas ada gurat ke kecewaan di matanya.

"Maksud Papa apa??!" Irene mencoba menenangkan Jaemin, ia tau ini berat untuknya namun bila itu yang terbaik untuk Nakyung. Ia bisa apa? Sebagai seorang Ibu, ia juga paham betul. Lebih baik mencegah dari pada mengobati.

"Kalian bilang itu keputusan bersama! Tapi aku ga ada di sana buat ngasih pendapat ku juga Pah! Papah sama Mamah tau dari mana kalo itu juga keputusan aku??!" marahnya meledak, mata Jaemin basah. Rasa terombang ambing itu datang lagi padanya, ini sangat menyiksa.

"Jaemin".

"Papah tega misahin aku sama Nakyung?? Dia lagi ngandung anak aku Pah! Nakyung pasti butuh aku, dia butuh Pahh" keluh Jaemin menggebu-gebu.


PLAK

Satu tamparan keras mendarat dan menyadarkan kewarasan Jaemin yang kini diam mematung, "kalo gitu kamu yang harusnya paling paham! Apa yang lagi di hadapin Nakyung itu bukan cuma mengandung anak kamu! Apa cuma itu yang kamu pikirin Hhaaa??! Kamu ga mikirin perasaannya? Hatinya? Kesehatan fisik dan batinnya juga gimana?? Dia sakit Jaemin, sakit! Dia butuh istirahat yang cukup tanpa ada yang buat dia kepikiran" marah Beliau, ga habis pikir dengan pola pikir anaknya yang satu itu.

"Kalo kamu masih mau ketemu Nakyung dengerin kata Papa, sekarang masuk kamar. Kamu ga boleh keluar kamar" finalnya.

"Tapi Pah??".

Bukan Teman Biasa! ; Chenle Ft MiuDove le storie prendono vita. Scoprilo ora