"Jiyeon pasti suka" Sehun mengambil boneka beruang dengan pakaian LVnya, ia juga mengambil tas kecil sebagai aksesorisnya.

"Darimana kau tau Jiyeon suka beruang?" Tanya Jongin

"Insting seorang ayah" Sehun langsung mengecup bibir Jongin, mencuri kesempatan

"Aish, ingat tuan Park anda sudah ada kekasih" ujar Jongin kesal lalu mengusap bibirnya kasar.

"Tapi semalam kau menikmatinya" Jongin buru-buru menutup bibir Sehun agar tak melanjutkan ucapannya

"Kau gila, astaga gilanya dirimu tidak berubah" Sehun tersenyum gemas melihat bagaimana paniknya Jongin. Sehun mengambil tangan Jongin dari mulutnya lalu menggandeng kemudian.

"Sehun lepas malu dilihat orang" ucap Jongin, Sehun hanya diam dan menyeret Jongin menuju kasir.
.
.
.
.
.
Sehun lagi-lagi mengantar Jongin menuju mansion, ingin memberikan hadiahnya pada Jiyeon langsung. Setelah mendarat di incheon dan di jemput oleg supir pribadinya.

"Pak antar kami ke restoran biasa ya" Jongin menoleh pada Sehun meminta penjelasan

"Aku lapar, dan kau perlu menjelaska sesuatu" Jongin menunduk, ini kali pertama sejak 5tahun lalu ia mendengar bagaimana suara datar itu berucap. Tatapan mata Sehun begitu tajam, dan Jongin tau bahwa ketika Sehun bersikap seperti itu tak ada yang dapat membantahnya.

Sang supir memarkirkan kendaraanya di depan restoran, sedangkan Sehun sudah berjalan lebih dulu di banding Jongin yang memilih mengekor di belakang. Sehun memesan private room di restoran tersebut agar pembicaraan mereka tidak di dengar oleh orang lain.

"Duduklah Kim Jongin, apa kau akan terus berdiri disana?" Ucap Sehun melihat bagaimana ketakutannya Jongin.

"Aku akan bersikap baik, jika kau dapat bersikap baik juga" Jongin akhirnya membalas tatapan mata Sehun. Ia tak ingin terpojokan dalam masalah ini.

Tak ada pembicaraan sama sekali sampai hidangan datang membuat atensi mereka berdua teralihkan.

"Makanlah lebih dulu, menjelaskan semuanya juga butuh tenaga"ucap Sehun dingin

Jongin menyantap makan siangnya, memotong daging sapi dengan saus lada hitam. Sebetulnya perasaan Jongin tak tenang, harus mulai darimana ia menjelaskan. Sehun hanya menyesap minumannya tanpa minat menyentuh makan siangnya.

"Kau tidak makan Sehun?" Tanya Jongin saat tak melihat pergerakan di piringnya.

"Tidak, aku tak lapar" jawabnya dingin, Jongin menghembuskan nafasnya

"Baik, kalau begitu kita mulai saja. Apa yang ingin kau tau dariku Sehun?" Tanya Jongin

"Jiyeon anakku?" Tanya Sehun to the point

"Dia anakku, kau hanya menitipkan benihmu! Aku yang merawatnya dan memberikan kasih sayang padanya" jelas Jongin

"Jika kau bicara padaku soal Jiyeon aku tak akan membiarkanmu pergi" jawab Sehun

"Pergi tanpa aba-aba sebelum kelulusan kau fikir aku hanya menanamkan benihku? Astaga kau tau setelah kau pergi dari kamar mandi aku mengejarmu, aku mencarimu ke apartemenmu, mansion Kim. Tapi aku tak menemukanmu dan sekarang kau bicara seolah-olah aku tak perduli keberadaan Jiyeon?" Terdengar ada emosi dalam tiap bait yang terlontar dari mulut Sehun.

"Kau tau sehun aku menderita 5 tahun ini, dan saat aku tau Jiyeon adalah anakku kau tau betapa hancurnya aku" Jongin tertawa kecil

"Kau fikir aku yang salah soal Jiyeon? Dengar Park Sehun! Kau bilang kau menderita? Kau fikir aku senang-senang? Ha?" Bentak Jongin, emosinya semakin meledak saat mendengar Sehun menderita

"Dengan entengnya kau membicarakan hal yang seharusnya menjadi rahasia pribadi, mengajak orang lain berhubungan dengan ku. Kau fikir aku jalang? Saat itu kau seakan menginjak harga diriku, dengar aku tau aku mengandung setelah perasaanku hancur olehmu. Apa setelah kau menginjak harga diriku aku akan dengan senang hati bicara soal Jiyeon ha? Kau bisa saja menyuruhku mengugurkannya atau menatap jijik padaku karena aku tidak seperti pria normal lainnya. Jika kau menderita apa kau fikir aku tidak menderita? Setiap malam aku membayangkan jika Jiyeon sudah besar nanti apa yang harus aku katakan soalmu? Kau menderita tapi aku melihat kau justru baik-baik saja. Kau bahkan punya kekasih, dan kau bilang mencintaiku? Bulshit!"Jongin beranjak dari kursinya

"Jangan datang dan jangan menampakan dirimu di hadapan ku maupun Jiyeon aku membencimu" Jongin melenggang pergi meninggalkan Sehun yang menatap sendu kepergiannya.

Jongin berniat membuka pintu ruangan tapi sebuah tangan menahannya dan membalikan tubuhnya dengan kasar.

"Jika kau berani memisahkanku dengan anakku lagi kubuat kau menderita" ucap Sehun marah

"Kau tak berhak atas Jiyeon Park Sehun" balas Jongin tak kalah berani, Sehun menggeram lalu satu tangannya menahan tengkuk Jongin ia meraup bibir itu. Jongin berusaha mendorong tubuh itu memisahkan penyatuan mereka. Tapi Sehun begitu kuat, bahkan dengan kasarnya Sehun mengigit bibir Jongin agar ia memberikan  akses menjelajahi rongga mulutnya.

"Heummmm" desahan itu lolos di tengah ciuman mereka

"Dengar Kim Jongin, kau tak berhak melarangku. Kau sangat tau aku seperti apa aku" Jongin mengatur nafasnya, sudut bibirnya begitu perih akibat ciuman tadi. Sehun menarik tangan Jongin keluar, Jongin tak protes karena jika ia protespun percuma.

.
.
.
.

Sehun mendorong Jongin masuk ke dalam mobilnya, kembali ke rencana awal mengantar Jongin dan memberikan Jiyeon hadiah.

Setelah 15 menit perjanan yang hening tanpa pembicaraan akhirnya mobil itu sampai di depan mansion Kim. Jongin keluar lebih dulu dan berniat mengambil kopernya, tetapi lebih dulu di tahan oleh Sehun. Pria pale itu membawa koper dan barang bawaan yang lain, tak membiarkan Jongin membawa 1 barangpun.

"Appa pulang" sapa Jongin, terdengar suara langkah kaki yang cepat menghampiri mereka. Jiyeon langsung bergambur kepelukan Jongin.

"Appa Jiyeon lindu" ucap Jiyein, Jaemin mengikuti di belakang dengan pengasuhnya.

"Dengan Uncle tidak rindu?" Tanya Sehun, Jiyeon menoleh melihat ada Sehun

"Ah uncle Hun" Jiyeon merentangkan tangannya meminta pindah ke gendongan Sehun. Sehun dengan senang hati menggendong gadis kecilnya.

"Uncle bawa oleh-oleh untuk kalian berdua" ucap Sehun sambil mengelus pipi si kecil dan mengacak rambut Jaemin.

"Ini untuk Jiyeon, ini untuk Jaemin" Sehun memberikan boneka beruang pada Jiyeon dan robot remot pada Jaemin.

"Kalian bisa memainkannya berdua" Jiyeon tersenyum manis

"Telimakasih Uncle" Jiyeon mencium pipi Sehun, Jongin menghembuskan nafasnya saat melihat adegan itu.

Irene muncul dengan apron pinknya, ia terlihat habis memanggang kue.

"Kau sudah kembali?" Tanyanya, Jongin mengangguk lalu meminta pembantu untuk membawakan barang-barangnya.

"Aku akan bermain sebentar dengan Jiyeon dan Jaemin" ucap Sehun melangkah pergi menuju ruang bermain. Irene yang melihat luka dan raut sendu adik iparnya itu merasa tak tega

"Duduklah di teras aku akan membuatkan teh dan mengambil kue" Jongin tersenyum lalu melangkah menuju teras rumah mereka.
.
.

.
.
TeBeCe

Aku lupa kalo Krystal prnah muncul di ep 6 klo gg salah eh diriku malah pake soojung buat calon bininya Sehun.... anggap aja mereka beda orang🤭

A Star ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora