TJWM.-19

6.7K 730 71
                                    


(Aku mengaku bahwa chap kemarin gak banget deh, aku salah masukin flashback kaya gitu di book baku kea gini huwaaaa T_T)

Happy Reading..

"Taehyung-Shi?" Taehyung menoleh. "Iya Jim?" "Apa aku bisa bertemu dengan Jungkook?" tanya Jimin hati hati. Taehyung membuang pandangannya. "Untuk apa?" Tanya nya. Jimin membasahi bibir bawahnya. "Sejujurnya semua kejadian di masa lalu sudah tak pernah aku ingat kembali, kau tau aku bukan tipikal orang yang harus terus berlama lama bersedih, hidupku masih panjang Mina masih kecil dan aku tetap harus berjuang untuk semua itu." Taehyung menatap Jimin sendu.

"Apa kau tidak dendam atau kesal sama sekali Jimin-ah?" Tanya Taehyung hati hati. Jimin tersenyum sumbang. "Untuk apa? Semua kejadian ini sudah di gariskan oleh Tuhan Taehyung-Shi, kau orang baik aku percaya itu, dan Tuhan telah menggariskan aku untuk mempercayaimu, lalu apa aku masih harus tidak terima dengan ketentuan Tuhan Taehyung-Shi?" telak perkataan Jimin menampar Taehyung berbalik pada kenyataan dirinya.

"Aku bukan tidak terima akan ketentuan Tuhan, namun aku hanya ingat Jimin-ah" Jimin tersenyum menatap ke arah Taehyung "Kau tau, jika kau berkata Yoongi memiliki sifat dan cara berpikir seperti aku, pasti ia juga akan mengatakan ini" Jimin meraih tangan Taehyung untuk setelahnya ia kepal dengan kedua tangannya. Dan di letakan di antara ruang yang tersisa di antara mereka berdua.

"Aku menyayangi semua orang tidak terkecuali yang membenciku, aku juga tidak akan pernah dendam dan tidak akan pernah marah pada orang yang telah menghancurkan semua harapanku, Tuhan tidak pernah tidur semua ada masanya ini hanya tergantung waktu. Aku menyayangi diriku dan kepercayaanku pada Tuhanku." Taehyung menatapa Jimin penuh Minat. Benar benar sempurna segala hal yang dimiliki Jimin benar benar membuat dirinnya tidak barang sedikitpun terlihat kurang.

Kekurangannya tertutupi oleh sikap dan cara tutur katanya yang baik. Jimin orang baik dan Taehyung merasa bersalah akan semua yang telah ia perbuat sekarang.
"Terima kasih Jim, terima kasih" Taehyung memeluk tubuh Jimin ia membenamkan wajahnya pada ceruk Jimin. Jimin yang kaget berusaha mengatur semuanya agar terlihat baik baik saja.

Jimin mengusap punggung Taehyung menyalurkan ketenangan untuknya.
Taehyung melepaskan pelukannya dan menghapus sudut matanya yang berair.
"Kau menangis?" Tanya Jimin. Taehyung menggeleng. "Aku terharu Jimin-ah, Terima kasih" Jimin tersenyum dan mengangguk. Taehyung bangkit dari atas kasur dan hendak pergi ke kamar mandi.

"Besok akan ku antar ke Mansion Jungkook Jim" Seru Taehyung. Jimin tersenyum. "Terima kasih Taehyung-Shi."

Hati Taehyung menghangat perasaan kesalnya akan Jungkook seketika luntur, ingatannya tentang Yoongi melembut, amarah dan ambisinya di dunia perlahan memudar hanya karena melihat bagaiamana gigihnya Jimin dan sabarnya ia menghadapi segala cobaan yang di alami.

Taehyung bukan tidak tau Jimin bagaimana. Selama hampir 2 Minggu tinggal bersamanya Jimin sama sekali tidak merepotkan ia selalu menolak apapun yang akan Taehyung berikan.  Saat malam tiba Jimin lebih memilih tertidur di atas sofa atau karpet. Taehyung awalnya tidak enak. Namun saat ia melihat interaksi Jimin bersama Adiknya pada malam dua hari setelah berada di apaertemennya, seketika hatinya menghangat dan ia mengerti kenapa Jimin menolak semua itu.

Flashback on

"Sayang, dengar ka chim Minie disini tidak boleh nakal, tidak boleh manja, dan cengeng mengerti?" Mina mengangguk.

"Ka chim pria itu siapa?"

"Eum, om itu baik, intinya Minie harus selalu menurut pada Ka chim oke" Mina mengangguk.

"Ingat pesan ibu kan? Kita anak ibu, jadi kita kuat"

"Mina anak ibu, jadi mina kuat" Mina tersenyum menampilkan deretan giginya.

The Jerk Wants Me - KM.ᴱⁿᵈ [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang