TJWM.-3

10.3K 1K 36
                                    

Aku akan tetap memikirkan hal hal yang memang benar adanya, tak lebih dan tak kurang termasuk itu menyangkut bagaimana cara kamu mencintaiku itu sendiri.

--------------------------------------------










Binar binar cahaya matahari memaksa masuk kedalam netra cantik lelaki mungil yang sedang meringkuk di atas ranjang. Tubuhnya yang tidak menyisakan sehelai benang dan hanya tertutup selimut putih itu bergerak gusar di dalam tidurnya.

"Hmm"

Sudah keberapa kalinya ia membolak balikan tubuhnya agar dapat merasakan nyaman. Namun apa daya badannya terasa sangat sakit di tambah semalam ia tertidur di jam 3 dini hari, pantas saja hingga matahari mulai meninggi ia masih belum terbangun juga.

Tok tok tok

Bunyi suara daun pintu yang di ketuk menambah rasa tidak nyaman yang di rasakan oleh lelaki manis tersebut.

"Tuan Park Jimin-Shi?"

Tok tok tok

Lelaki manis bernama Jimin tersebut perlahan membuka kedua kelopak mata cantiknya dan betapa terkejutnya ia tatkala ia melihat keadaan dirinya yang kini sudah tidak layak di pandang.

Bekas tanda yang sudah pasti lelaki sialan itu yang melakukannya ini benar benar tidak main main. Ini banyak sekali lebih dari yang kemarin, ketambah bagian bawah Jimin yang perih dan sakit luar biasa.

Jimin mencoba untuk melenggang pergi dari atas kasurnya dan membuka pintu. Saat ia berhasil berdiri dengan selimut yang melingkar di tubuhnya ia berjalan mendekati pintu dan membuka pintu yang sedari di ketuk dari arah luar.

"Selamat Pagi tuan, Gaun pengantinya sudah siap"

Jimin mengernyitkan dahinya sambil terus memfokuskan pandangannya yang masih kabur itu.

"Maksudnya?"

"Ah, maaf Tuan, tapi hari ini acara pernikahan tuan dengan Boss besar Jungkook"

Mendengar itu Jimin mengigit bibir bawahnya, ia takut teramat takut pada Jungkook, sebelumnya ia sedikit memiliki keberanian untuk sekedar melawan Jungkook, namun saat ia tahu bahwa Jungkook tipikal lelaki yang nekad, seketika keberaniannya luntur.

"Tuan Jimin-shi?"

"Ah, iya maaf, aku akan segera turun"

"Tak perlu tuan, semua penata riasmu akan naik ke kamar ini dan akan menyiapkan semuanya."

"Hm baiklah, terima kasih"

"Baik tuan, saya pergi dulu, maaf menganggu"

Blam

"Bagaimana ini?, Tunggu? Mina?" Seketika Jimin teringat akan adiknya tersebut segera ia berjalan menuju lemari untuk mengambil apapun yang bisa ia kenakan, tak peduli jika itu pakaian Jungkook sekalipun karena kali ini Mina tak ada di sisinya, ia khawatir tapi ia juga tak mungkin keluar dengan kondisi seperti itu. Pasti di luar banyak sekali orang pikirnya.

Akhirnya pilihannya jatuh pada kemeja putih kebesaran milik Jungkook, yang hanya bisa menutupi tubuh Jimin hingga pahanya saja.

Jimin berlari keluar dari dalam kamar, ia berjalan menyusuri setiap kamar yang terdapat di lantai atas ini, sungguh ia kalut, ia tak bisa menemukan adiknya tersebut.

"Mina...? Minaa.."

Jimin masuk kedalam ruangan yang entah apa itu dirinya pun sendiri tak tahu, namun kala pintu terbuka dan menampilkan deretan botol Anggur, sudah bisa di tebak ini adalah tempat penyimpanan minuman keras.

The Jerk Wants Me - KM.ᴱⁿᵈ [ Revisi ]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora