"Kau tak ada rencana memohon agar aku tak membocorkannya?" Jongin kembali menatap Sehun

"Kau berencana mengambil keuntungan dari rahasiaku Oh.? Silahkan aku tidak perduli" Jongin beranjak dari sana berniat pergi, tapi Sehun menahan lengannya dan menariknya hingga kini ia terduduk di pangkuan Sehun.

"Apa?"tanya Jongin menatap wajah Sehun yang hanya berjarak 3 cm. Sehun lalu mencium bibir itu sekilas.

"Aku mencintaimu" Jongin melongo mendengar penuturan Sehun. Mereka diam sambil mendalami sorot mata masing-masing.

"Apa yang membuatmu mencintaiku Oh?" Tanya Jongin tanpa mengalihkan tatapan matanya

"Apa mencintai seseorang butuh alasan?" Jongin mendengus

"Kau kira aku bodoh?," Jongin berdiri "beronani menyebutkan namaku di kamar mandi sekolah kau bilang cinta?" Jongin berdecak tak percaya

"Sudahlah Oh, kau hanya mencintai tubuhku kan? Aku pergi" Jongin hendak pergi lagi tetapi tubuhnya keburu tersudut di pagar balkon.

"Kau mau membunuhku?" Tanya Jongin nyalak, Sehun tersenyum meremehkan

"Ya aku mencintai tubuhmu.. jadi turuti perintahku atau besok berita mu akan menyebar ke media" Sehun membuat penawaran yang menurut Jongin sama-sama merugikan dirinya. Jongin diam

"Jauhi Krystal, aku tidak suka kau bersamanya" Jongin melongo mendengarnya

"Kau membaca berita itu?"tanya Jongin dengan nada mengejek, Sehun mengangguk membuat helaian rambutnya coklatnya terayun

"Maka kau harus membaca artikel berikutnya" Sehun terdiam tak mengerti, Jongin menggeser tubuh Sehun untuk memberinya jalan.

"Aku lapar.... belikan makanan sana, tanggung jawab karena aku sulit berjalan" ucap Jongin menghempaskan tubuhnya pada kasur singlenya.

"Baiklah... aku akan mencari makanan" jawab Sehun pasrah.

.
.
.
.
.
Junmyeon duduk di sebuh restoran ittaly, di sebuah ruang VVIP menunggu tamu yang beberapa jam lalu ia undang. Dengan segelas wine ia menunggu sambil menatap indahnya lampu kota Seoul.

Lumayan lama menunggu hingga pintu ruang VVIP itu terbuka, seorang pria tinggi berambut blonde dan jas hitamnya berjalan mendekat.

"Maafkan aku telat, jalanan Seoul benar-benar kacau" Junmyeon mengalihkan atensinya pada pria yang beberapa detik lalu baru saja datang.

"Duduklah" pria yang dimaksudpun akhirnya duduk di sana lalu pelayan dengan sigap menyiapkan makanan dan menuangkan wine.

"Apa yang membuat seorang CEO memintaku bertemu?" Tanyanya

"Aku tak ingin bertele-tele, ada maksud apa kau mengusik artisku Wu Yifan?" Tanya Junmyeon, pria yang di panggil Wu Yifan itu menunduk sambil tersenyum.

"Boleh kah mengucapkan kau mengagumkan mantan kekasihku?" Jumyeon mendecih

"Tak ada yang dapat di banggakan dari seorang mantan. Kau mau mengusikku?" Tanya Junmyeon

"Aku hanya ingin melihat sejauh mana kau akan bereaksi dan aku akui artismu yang satu itu cukup berpengaruh pada sahammu" Jumyeon menyesap winenya tak berniat sedikitpun menyentuh makan malamnya

"Kau fikir dengan kau menjatuhkan saham agensiku aku akan miskin?" Ejek Junmyeon

"Ah aku lupa kau penguasa bahkan kau bisa menyembunyikan identitas artis kebanggaanmu atau aku bisa panggil adikmu?" Yifan menyesap winenya. Mengingat kesan terakhir saat mereka bersama.

"Mari kita akhiri ini, jika kau mengusik artis dan keluargaku kau akan mati di tanganku" Ucap Junmyeon final lalu beranjak dari kursinya tetapi langkahnya terhenti saat tangannya di cekal oleh Yifan. Yifan menarik lengan itu hingga tubuh terjatuh pada pangkuan Yifan.

"Lepas kris...kita sudah tak ada hubungan apapun lagi" Yifan tersenyum memandang mantan kekasihnya ini dengan begitu memuja.

"Ah... aku rindu mata ini, hidung ini dan bibir ini" jarinya menari di atas wajah Junmyeon. "Apa rasanya akan sama seperti 4 tahun yang lalu?" Junmyeon menghindar dengan membuat wajahnya memaling.

"Kau yang meninggalkanku jadi jangan berfikir seakan kau yang ku campakan, minggir" Yifan semakin mengeratkan pelukannya, tangan besarnya merain tengkuk Junmyeon menyatukan bibir keduanya. Menyesap sisa wine yang tertinggal

"Manis seperti terakhir kalinya"

Plak

Junmyeon menampar dengan keras dan menyentakan tangan Yifan, akhirnya Junmyeon dapat melenggang pergi meninggalkan ruangan itu. Yifan tersenyum saat bunyi dentuman keras pintu saat pria itu tertelan oleh pintu.

.
.
.
.

"Jadi masalah sudah selesaikan Hyung..?" Tanya Jongin pada managernya

"Ya Junmyeon benar-benar ahli dalam hal ini" jawab Manager antusias

"Ah Hyung siapkan surat pengunduran diriku ya.."

"Hah... ?"

"Aku rasa ini waktu yang tepat" Jongin berucap sambil memandang hijaunya pekarangan hotel. Sehun hanya diam mematung mendengar pembicaraan Jongin dengan managernya, entah harus senang ataukah menyesal mendengarnya.

Kim Kai idolanya akan segera mengundurkan diri, ini benar-benar berita yang membuatnya dilema. Ia menyukai Kai bukan Jongin, Kai penuh dengan karisma, seksi, tegas, dan menggoda bukan Jongin yang lusuh dengan rambut ke bawah kacamata yang besar meski ia akui kadang wajah menggemaskan lah yang ia liat. Tapi Kai tetaplah idolanya ia ingin terus melihat Kai di layar kaca.

"Ah kau kembali" suara Jongin membangunkannya dari lamunan

"Kau membeli apa?"

"Burger" Jongin tersenyum amat manis, ia membetulkan rambutnya ke belakang membuatnya semakin seksi. Sehun sampai menahan nafasnya untuk tidak menerkam pria di hadapannya.

Jongin membuka makananya di meja nakas dekat tv, ia menggunakan celana selutut dengan kaos hitan. Melihat Jongin yang sedang memilah makanannya dan pinggulnya ikut bergerak membuat Sehun semakin tidak waras. Ia menghampiri Jongin memeluknya dari belakang.

"No Sehun kau sudah melakukannya beberapa jam yang lalu"tak mengindahkan ucapan Jongin dan tenaga Sehun juga lebih kuat

"Akhhh Sakit Sehun" teriak Jongin karena Sehun langsung memasukan kejantannya setelah menyibak celana boxernya...

"Ahh hmmm Sehunn sudah ahh Sakit" Jongin berusaha melepasakna penyatuan mereka dan berhasil walaupun pada akhirnya Sehun kembali menarik dan memasukan lagi penisnya

"Ahhhh hemmm Hahh sudah ahhh Sehun ahhhh hemm" Jongin memegang pinggiran nakas menahan bebean tubuhnya karena Sehun mengobrak-abrik rektumnya.

"Shit Kau ketat ahhh Sial baru beberapa jam yang lalu kita bermain shhh" tangannya sudah bermain di nipple memberikan sengatan yang membuat permainan mereka semakin bernafsu.

Drrrrt rrrrrtt drrtttt

Jongin melirik ponsel yang terletak di kasur melihat Junmyeon meneleponnya.

"ahhhh Sehunn lepas, ada yang menelpon" Jongin berusaha menggapai ponselnya tetapi Sehun sudah menariknya lebih dulu meletakan pada punggung Jongin menghentakkan dengan kuat penisnya

"Ahh cukupphhh sial ahh Sehun bajingan sudah ahhh kau ahhAhhh disana ahh lebih dalam terus ahh" racau Jongin saat tak sengaja Sehun menyentuh titik terdalamnya

"Aku tau kau akan menikmatinya" Sehun benar-benar buta oleh nafsunya. Liburan berharganya hilang begitu saja.

Jongin memegang ujung kasur dengan kuat menahan hujaman demi hujaman Sehun. Ia benar-benar menghancurkan dengan telak.

"Ahh Sehun sudah ahh sial Sudah sakit aku lelah aku lapar Sehunhemmm shhhh ahhh"Jongin membola saat merasakan penis Sehun membesar di dalam sana, Sehun semakin brutal menghajar holenya hingga hujaman ke 6 akhir Sehun melepaskan spermanya di dalam hole Jongin. Tubuhnya tumbang ke kasur

"Bocah kelebihan Hormon" maki Jongin merangkak membenarkan letak tidurnya. Ia menarik selimut dan matanya kembali terpejam.
.
.
.
.
TbC

A Star ✅Where stories live. Discover now