He is Mine! (Jaeyong) [REVISI]

Part 17

Mereka pun menaiki mobil tersebut untuk menyebrang padang rumput ini, hanya membutuhkan waktu 5 menit mereka akhirnya sampai diujung padang rumput dan menemukan kembali jalan setapak.

Hanya berjarak 20 meter akhirnya mereka sampai di sebuah rumah mewah yang terbuat dari kayu.

Tanpa berkata apapun keduanya memasuki rumah tersebut lalu duduk di sofa yang mengarah langsung ke luar.

"Jika sedang sedih, Ini adalah tempat terbaik aku menenangkan diri." Lucas menyandarkan kepalanya menatap langit-langit rumah.

"Apa sekarang kau sedang sedih?" Tanya Jungwoo.

"Bukan aku tapi kau."

"Aku tidak." Balas Jungwoo cepat.

"Kau tak pandai berbohong asal kau tahu." Ujar Lucas menatap Jungwoo.

"Jangan sok tahu!" Jungwoo berujar dengan panik.

"Bukan sok tahu tapi semua itu tergambar jelas di wajahmu." Lucas menunjuk wajah Jungwoo seraya tersenyum lalu pergi entah kemana.

Jungwoo yang di tinggal sendiri beranjak dari duduknya, ia membuka pintu kaca yang terdapat di ruangan ini. Udara segar menyapanya begitu dirinya melangkah keluar.

Pohon rindang yang subur serta taman bunga di samping rumah ini membuat Jungwoo merasa tenang.

Benar yang di katakan Lucas tempat ini terbaik untuk menenangkan diri.

Jungwoo mendudukkan tubuhnya di lantai kayu tanpa alas apapun. Toh tempatnya bersih.

"Apa aku sudah keterlaluan?" Gumamnya saat mengingat kejadian tadi pagi.

"Ah kisah cintaku begitu menyedihkan." Jungwoo tersenyum pahit sembari mengadahkan kepalanya.

"Artinya kau belum menemukan cinta sejati mu."

Jungwoo menoleh ke belakang dan menemukan Lucas berjalan mendekatinya dengan dua kaleng cola di tangannya. Setelah itu ia mendudukkan pantatnya di samping Jungwoo.

"Apa kau belum memaafkan sahabatmu?" Tanya Lucas seraya menyerahkan satu kaleng cola yang telah ia buka pada Jungwoo.

"Aku hanya kecewa? Ah sudahlah." Jungwoo mengambil kaleng cola tersebut.

"Keluarkan lah tidak ada siapapun disini kecuali kita." Ujar Lucas tanpa menoleh sedikitpun pada lawan bicaranya.

"Aku merasa di bohongi oleh semua orang. Mereka seakan-akan bersikap tidak ada apapun di depanku, namun nyatanya mereka menyimpan sebuah rasa sakit." Jungwoo menunduk menatap cola yang ia pegang.

"Rasanya sangat menyakitkan saat dia seakan mendukungku tetapi di belakangku dia seakan mengejekku yang terus berharap." Setetes demi setetes air mata keluar dari mata indahnya.

"Aku saja yang sudah menganggap Jaehyun saudaraku baru mengetahuinya, lalu sahabatmu Ten bukankah dia juga baru mengetahui hal ini? Bukan hanya kau yang merasa dibohongi namun kita semua."  Lucas menoleh kesamping dimana pemuda manis itu sedang menahan isakannya.

"Mungkin niat Taeyong tidak ingin membuatmu kecewa namun caranya yang salah." Lanjutnya kali ini menatap intens Jungwoo.

"Terimalah fakta yang kau ketahui sekarang karena mau bagaimana pun kau tidak bisa mengubah apapun dan cobalah bicarakan masalah ini baik-baik dengan sahabatmu." Kali ini Lucas mengusap rambut blonde milik Jungwoo.

"Dan tadi kau bilang "orang yang aku sukai" tandanya kau baru menyukainya bukan mencintainya." Ujar Lucas tersenyum.

Jungwoo diam mencerna perkataan Lucas. Dia masih belum tahu apa yang harus di katakan.

"Ada satu fakta lagi yang belum kau ketahui." Jungwoo menoleh kearah Lucas dengan pandangan bertanya.

"Orang di hadapanmu telah mencintaimu sejak lama." Ujarnya santai bagai air mengalir.

Jungwoo melotot mendengarnya.

"Ma-maksudmu?" Tanya Jungwoo terbata.

"Aku mencintaimu Kim Jungwoo jauh sebelum kita saling mengenal."

Dan setelah itu yang Jungwoo rasakan bibir Lucas bertemu dengan bibirnya.

TBC

Panjang banget yaa? Asalnya mau di buat dua part cuma asli Jae males ngeditnya ini juga ga diedit:')

See you untuk Jaeyong di chap depan mwehehe