SRBA-48. Rasa Sayang Dan Cinta

8.4K 616 50
                                    

"Rasa sayang memiliki ruang lingkup yang lebih luas, siapapun dapat kamu sayangi. Namun cinta, ruang lingkupnya lebih kecil, hanya orang-orang tertentulah yang pantas kamu cintai, salah satunya dia, orang yang akan menjadi masa depan kamu."

-SRBA-

"Kamu kenapa?" tanya Ratna setelah membawa Naura kedalam sebuah ruangan yang sekarang hanya ada mereka berdua. Ruangan ini tadinya digunakan oleh istrinya Fathan untuk mengganti pakaian.

Naura menggenggam kedua tangannya di pangkuan, menatap manik mata Ratna lalu menunduk.

"Bahagia, sedih, cemas dan rasa bersalah semuanya datang bersamaan Bunda. Naura tidak tau harus bagaimana lagi," ucapnya pelan, menahan tangis yanh kapanpun bisa saja meluruh.

Ratna terdiam, lalu merengkuh Naura kedalam pelukannya. Mengusap punggung Naura pelan.

Hanya bertahan beberapa saat, karena perlakuan Ratna malah membuat tangis Naura meluruh.

"Ceritalah, kalau itu bisa membuat kamu tenang. Disini Bunda tetaplah bunda kamu, tidak ada salahnya kamu memberitahu Bunda tentang apa yang saat ini kamu rasakan, biar perasaan kamu menjadi tenang," ucap Ratna lagi, tangannya sesekali mengusap kepala Naura.

Naura terdiam dengan masih sesegukan, dan Ratna tetap menunggu Naura untuk bercerita.

"Apa ini tentang Fathan?" tebak Ratna sambil mengusap pelan kepala Naura.

Naura mendongak menatap Ratna. Ratna tersenyum menenangkan. Naura mengangguk pelan, "Maafkan Naura, Bunda," ucap Naura menunduk, lalu mengusap air matanya yang lagi-lagi kembali jatuh dipipinya.

"Ssstt.. tidak apa," ucap Ratna sambil mengelus punggung Naura.

"Jika menangis membuat kamu tenang, menangislah. Karena air mata wanita adalah salah satu rahmat terbesar yang Allah berikan pada kita."

Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis?

Ketika Aku menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia, namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan.

Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan kuat menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya.

Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh.

Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan.

Cukup lama menunggu, akhirnya Naura melepaskan pelukannya pada Ratna ketika perasaannya sedikit tenang karena telah selesai menangis.

Ratna tersenyum, mengusap wajah Naura yang telah basah dengan air mata.

"Nanti bunda di marahi Hanif loh kalau ngeliat istrinya nangis begini, padahal tadi Hanif nitipnya baik-baik," ucap Ratna terkekeh pelan dengan masih mengusap wajah Naura yang basah.

"Perasaan kamu dengan Fathan itu adalah rasa sayang seorang adik pada kakaknya, begitu juga dengan Fathan, perasaan antara seorang kakak dengan adiknya. Kamu sedih begini karena merasa kehilangan seorang Abang yang dulunya terus bersama kamu, yang selalu ada ketika kamu terpuruk, yang selalu menemani kamu ketika teman-teman kamu menjauhi kamu," ucap Ratna menatap wajah Naura. Memberikan pengertian tentang perasaan sebenarnya yang dirasakan oleh Naura.

Naura menunduk, entah mengapa rasa sayang dan cinta itu berbeda tipis yang membuat dirinya linglung akan perasaannya sendiri.

"Kamu sedih karena kamu tau, kalau rasa sayang itu tidak kamu dapatkan lagi dari Fathan. Tapi yakinlah Nak, sayang dan cinta itu tetap lah berbeda, ruang lingkup sayang itu lebih luas dibandingkan rasa cinta, sayang itu bisa kesiapa saja, seperti Bunda yang sangat menyayangi anak-anak bunda, kamu dan Fathan. Seperti kamu yang menyayangi orangtua dan teman-teman kamu. Seperti kamu yang menyayangi Fathan sebagai kakak kamu," lanjut Ratna lagi.

Sebuah Rasa Berujung Asa [END]Where stories live. Discover now