SRBA-10

10.7K 813 30
                                    

"Jagalah apa yang seharusnya kamu jaga, jangan mengumbarnya dengan murah, karena hanya lelaki 'baik' yang mendapatkan wanita 'baik'."

-SRBA-

"Jadi, kamu mau cerita sama bunda?" tanya Ratna menatap Naura.

Naura meletakkan kembali gelas yang tadi diminumnya, membalas tatapan Ratna dengan bingung

Apakah dirinya harus bercerita pada bunda?

Naura terdiam.

"Yaudah, kalau gak mau cerita gak papa, sekarang kamu tenangin diri kamu dulu, lupakan hal yang membuat kamu ketakutan tadi," kata Ratna menggenggam tangan Naura.

Mungkin tidak bercerita adalah hal yang tepat, karena jika Naura kembali mengingat kejadian yang membuat nya takut itu bisa saja traumanya kembali kambuh.

"Mau bantu bunda masak?" tanya Ratna mengalihkan.

Naura tersenyum mengangguk.

🕊️🕊️🕊️

"Kamu darimana? Kenapa kamu tinggalkan Hanif sendirian? Dia itu tamu, tak sepantasnya kamu memperlakukan tamu seperti itu." kata Ani ketika Naura yang baru saja sampai di rumah.

"Lebih tak pantas jika aku berduaan dengannya di rumah ini," batin Naura.

Semua mata yang berada di ruang tamu sontak menoleh ke arah pintu dimana Naura yang saat ini berdiri.

"Maaf Tan, tadi Naura ke rumah Bunda Ratna," jawab Naura menundukkan pandangannya, tak berani menatap Ani yang berada tepat didepannya.

"Urusan apa yang membuat kamu meninggalkan tamu begitu saja? Tante jadi malu karena membiarkan Hanif sendirian di rumah ini, harusnya kamu menemaninya," kata Ani lagi.

Naura menunduk, ingin sekali dia menyuarakan hatinya jika saja dia kehilangan rasa hormat pada Tantenya itu.

"Maaf Tan," hanya itulah yang dapat Naura katakan.

"Sudahlah Ani, tidak apa, lagian Hanif tidak merasa keberatan jika ditinggal sendirian, mungkin Naura ada urusan yang harus diurusnya," kata wanita yang sedari tadi duduk memperhatikan Naura dan Ani.

Seolah sadar keberadaan Salma - Ibu Hanif, Ani langsung terdiam.

"Maaf jika saya menyela, tadi saya yang mempersilahkan Naura untuk pergi, jadi tidak apa jika saya sendirian di rumah ini, dan saya tidak mempermasalahkan itu. saya juga harus pamit sekarang, karena ada pertemuan yang harus saya hadiri jam delapan nanti," kata Hanif setelah melihat jam tangannya sekilas, sekarang  waktu menunjukkan pukul tujuh malam.

"Kalau begitu saya pamit, Tante dan Om," kata Hanif.

Tidak hanya Hanif yang bangkit, Ibu dan Ayahnya juga ikut bangkit.

"Ani, saya juga pergi dulu, kasih kabar untuk tahap selanjutnya, dan Naura, kami menunggu keputusan kamu, Nak," kata Salma lalu meninggalkan rumah Naura.

Naura masih mematung berdiri didepan pintu.

"Maafkan Tante ya, tante tidak bermaksud memarahi kamu," kata Ani.

Naura hanya bisa memaksakan senyumnya, "Maaf juga masalah tadi Tante."

"Oh iya, Tante mau balik malam ini ya, soalnya ada pekerjaan yang juga harus Tante urus disana, minggu depan Tante kesini lagi karena Tante juga harus memantau pekerja disini," kata Ani, Danu yang sedari tadi duduk mengamati mereka berdua akhirnya ikut berdiri mendekat.

Sebuah Rasa Berujung Asa [END]Where stories live. Discover now