SRBA-41. Datang Dengan Cara Unik

7.3K 690 42
                                    

"Jodoh itu unik, kamu yang mendatanginya atau dia yang mendatangi kamu. Allah punya cara unik untuk menyatukan dua insan."

-SRBA-

"Assalamualaikum, Ayah." Lelaki itu menatap hamparan pemandangan kota dari jendela apartemennya.

"Waalaikumsalam, Fathan? Apakabar Nak?" Suara lelaki yang telah berumur itu terdengar senang mendapat telepon dari sang anak.

"Alhamdulillah, baik. Ayah gimana? Sekarang ayah lagi dimana?" rentetan pertanyaan yang dilontarkan Fathan pada ayahnya.

"Ayah juga baik, Nak. Alhamdulillah sehat. Sekarang lagi istirahat. InsyaAllah minggu depan ayah bisa pulang," ucap ayah Fathan.

Fathan terdiam, begitu juga dengan ayahnya yang menunggu Fathan kembali berbicara.

"Gimana kuliah kamu disana?" tanya Hasan membuat Fathan tersadar dari lamunannya.

"Alhamdulillah, lancar yah. Mungkin Fathan hanya mengambil beasiswa ini satu semester," ucap Fathan, padahal dia mendapat beasiswa penuh untuk pendidikannya sampai tamat.

"Bukannya kamu mendapat beasiswa sampai tamat? Atau semester depan kamu udah tamat?" tanya sang ayah bingung.

Fathan memaksakan senyumnya. Tidak mungkin dia akan tamat dalam waktu singkat, masih ada beberapa semester lagi dan juga praktek yang harus dia lakukan.

"Ayah, ada yang ingin Fathan bicarakan dan Fathan butuh solusi dari Ayah," ucap Fathan, lalu mendudukkan dirinya di sofa, masoh dengan menatap ke arah luar jendela.

"Ada apa? Kamu ada masalah disana? Jika disana tidak membuat kamu nyaman, kamu kembali saja pulang. Berapapun uang beasiswa yang kamu pakai, InsyaAllah biar Ayah yang ganti. Kenyamanan tetap hal paling utama Nak, jangan karena itu pendidikan kamu jadi terganggu," ucap Ayah yang entah mengapa langsung menebak keadaan Fathan.

"Bukan Ayah, Fathan disini nyaman kok, Alhamdulillah semuanya dilancarkan," ucap Fathan lagi.

"Lalu, kamu kenapa Nak? Apa ada hal yang mengangguk pikiran kamu?" tanya sang Ayah lembut.

Hasan memang tidak pernah menghakimi anaknya, pasti selalu mendengarkan alasan Fathan melakukan suatu hal yang membuat dirinya bingung dengan kelakukan anaknya itu.

"Ayah," ucap Fathan, namun tertahan, dia ingin mengatakan semuanya pada sang Ayah, berharap sang Ayah dapat membantunya dalam masalah yang dia hadapi ini.

Sampai saat ini, hari ketiga setelah Sarah menyampaikan keinginannya membuat Fathan masih dilanda kebingungan, setiap malam telah dia diskusikan pada Allah, tapi tetap saja hatinya masih ragu dengan jalan yang harus dia ambil.

"Ada apa Nak? Ayo, bicarakan sama Ayah," ucap Ayah Fathan ketika putra semata wayangnya tak kunjung berbicara.

Akhirnya Fathan menceritakan semuanya pada sang Ayah, mengenai Sarah dan masalah keinginan yang di utarakan gadis itu. Jawaban shalat istikharah, tak selalu melalui mimpi, jawabannya bisa dimana dan diberitahu oleh siapa saja, tergantung kita dapat mencerna dan memahami sinyal-sinyal jawaban yang Allah berikan lewat perantara. Dan Fathan yakin, apapun keputusan yang diberikan sang Ayah, adalah keputusan yang datangnya dari Allah lewat perantara-Nya.

"Kalau kamu sudah yakin dengan hati kamu, jalani saja. Apapun jawaban yang kamu berikan, InsyaAllah ayah akan menerimanya. Jika hati kamu condong menolak mungkin dia memang bukan jodoh kamu, jika hati kamu condong untuk menerima, mungkin dia datang atas izin Allah. Ayah akan menerima segala keputusan kamu. Jangan jadikan dunia sebagai alasan untuk menggapai akhirat, InsyaAllah semua ada jalannya," nasehat Ayah dari seberang Telepon, Fathan kembali memijit pelipisnya. Entah mengapa kepalanya mendadak sakit dengan kembali mengingat masalah yang sedang dia hadapi ini.

Sebuah Rasa Berujung Asa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang