31. Ingin Cepat Pulang

27.6K 2.1K 124
                                    

31. Ingin Cepat Pulang

"Sebentar lagi Ilyas ulang tahun. Kamu bisa memakainya di hari ulang tahun Ilyas." Begitulah kata Rosa ketika Malaika menunjukkan gaun yang Ilyas berikan padanya. "Jadi kalian tidak perlu merayakannya di luar rumah. Cukup dinner romantis di sini saja."

Tapi Malaika bahkan tidak tahu kapan ulang tahun Ilyas. "Memang kapan ulang tahun Mas Ilyas, Bu?"

"Bulan ini. Tanggal 12 Oktober."

Kedua mata indah itu membelalak. Itu berarti lima hari lagi, dan dia belum memikirkan persiapan juga kado apapun. Tapi, bagaimana kalau Ilyas belum pulang saat hari ulang tahunnya tiba?

"Itu berarti hanya tersisa lima hari lagi. Bagaimana kalau Mas Ilyas belum pulang?"

"Kalau begitu, kamu datangi Ilyas ke sana. Dia pasti akan senang."

Tidak, itu tidak terpikirkan sama sekali oleh Malaika.

"Biar Ibu yang urus semuanya."

"Tidak, Bu. Aku tunggu Mas Ilyas pulang saja."

Rosa menghela napasnya. "Yasudah, tapi kalau kamu butuh sesuatu, jangan sungkan untuk menghubungi Ibu." Mendengar itu, membuat Malaika tersenyum manis dan menganggukkan kepala.

***

Mas Ilyas jangan lupa shalat.

Itu lah pesan yang Ilyas baca ketika ia melihat layar ponselnya. Pesan itu dikirim pukul empat sore. Ilyas tersenyum. Ia baru saja sampai di apartemennya setelah tadi menemui rekan bisnisnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Ia tertinggal shalat maghrib karena pertemuan tadi. Dan karena pesan yang barusan Ilyas baca, membuat Ilyas segera bangun dari sofa dan pergi mengambil wudhu.

Ilyas tahu kalau dia masih membutuhkan Malaika untuk mengingatkannya shalat. Padahal harusnya, sebagai seorang muslim, Ilyas harus berusaha mengerjakan kewajiban itu tanpa terus diingatkan oleh orang lain.

Tapi sebenarnya tidak ada salahnya. Ilyas sedang berusaha merubah dirinya menjadi lebih baik, semuanya butuh proses, dan Ilyas sedang menikmati setiap prosesnya dengan bantuan sang istri tercinta.

Setelah melaksanakan shalat maghrib yang sangat di akhir waktu, karena sudah memasuki isya, Ilyas pun langsung mengerjakan shalat isya. Di akhir shalat, ia memanjatkan do'a dan syukur pada Sang Pencipta. Setelah itu Ilyas berbaring di atas tempat tidurnya yang nyaman. Melihat setiap pesan Malaika yang hari ini hanya sempat ia baca.

Mas sudah makan?

Apa tempat tinggalnya nyaman?

Ah, harusnya aku tidak perlu mengkhawatirkan tempat tinggal Mas Ilyas.

Sedang musim apa di sana, Mas? Kalau musim hujan, Mas jangan sering keluar.

Mas, aku tidak ke toko hari ini. Ibu mengajakku jalan-jalan.

Mas Ilyas jangan lupa shalat

Ilyas masih tersenyum meski itu adalah pesan terakhir yang dikirimkan oleh Malaika. Mungkin Malaika sudah lelah karena tidak juga mendapat balasan dari Ilyas. Kini, Ilyas menggerakkan jemarinya untuk mengetik sebuah pesan.

Malaika?

Hanya itu yang Ilyas kirimkan. Ilyas hanya ingin memastikan apakah Malaika memegang ponselnya atau tidak.

Assalamu'alaikum, Mas. Sudah di rumah?

Ilyas tersenyum mendapat balasan pesan yang begitu cepat. Ilyas tebak, Malaika sedang menunggu pesannya.

The Perfect Wife For IlyasWhere stories live. Discover now