Promise | 14

4.4K 589 47
                                    

FRANS turun dari mobil saat mereka sampai di sebuah taman kecil yang Elisa sendiri tidak tahu di mana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


FRANS turun dari mobil saat mereka sampai di sebuah taman kecil yang Elisa sendiri tidak tahu di mana. Selama perjalanan, Elisa terlelap karena dia bangun sangat pagi sehingga membuatnya kurang tidur. Ia turun dari mobil dan berdiri di samping Frans, memerhatikan raut wajah sedih yang terlihat jelas.

Udara dingin menyapa kulit leher Elisa membuat perempuan itu menggulungkan syal pink-nya menutupi leher. Tidak tahu harus berkata apa-apa, Elisa terdiam karena tampaknya Frans sedang menikmati udara dingin di tempat itu. Melihat Frans seperti melihat diri sendiri bagi Elisa. Mungkin dia terlihat seperti Frans saat ini saat dia merindukan Reza.

"Kau tahu, ini adalah tempat terakhir yang kukunjungi bersama Ayahku," Frans berucap, menoleh ke arah Elisa.

"Setelah itu, dia meninggal dunia," sambung Frans.

"Berapa umurmu saat itu?" tanya Elisa sedikit ragu.

"13 tahun."

Elisa mengangguk. Dia kembali terdiam, menunggu Frans kembali bercerita. Meski pun dia tidak tahu apa yang dialami pria itu, tapi dia bisa mengerti perasaan kehilangan yang terasa jelas dari nada bicaranya.

"Saat itu, dia berjanji akan sembuh dari penyakitnya dan datang kembali ke tempat ini tetapi dia malah mengingkari janjinya lalu pergi begitu saja," Frans bergumam, suaranya bergetar, hampir menangis.
"Jika dia memang tidak mampu menepati janjinya, kenapa dia harus berjanji? Aku benci itu."

Apa yang dirasakan Frans sama seperti yang Elisa rasakan kala kehilangan Reza. Tidak mampu menerima kenyataan akan kepergian orang yang sangat disayangi membuat kita menjadikan orang itu  pelampiasan. Elisa mendekati Frans. Menepuk punggung pria yang terlihat tegar namun nyatanya rapuh.

"Yang paling menyakitkan setelah kepergian Ayah, aku mengetahui satu fakta alasan mengapa kondisi Ayah menurun secara drastis. Wanita jahat itu berselingkuh dan Ayah mengetahuinya. Aku tidak habis pikir ada orang sejahat itu di dunia ini."

Frans mengusap wajahnya yang mulai basah karena air mata.

"Aku masih ingat kata-kata Ayah yang masih tidak bisa kumengerti sampai sekarang. Kau tahu apa itu?" Frans menatap Elisa yang terus mengusap punggungnya yang bergetar.

Elisa menggeleng, tanda tidak tahu.

"Cintai wanitamu seburuk apa pun dia karena pria adalah alasan utama mengapa wanita melakukan sesuatu."

***

"Ah, ke mana pergi Elisa? Ini sudah malam dan ponselnya tidak aktif," ucap Karin sembari berjalan mondar-mandir di depan meja makan. Alex dan Arka terdiam, tidak mau menjawab.

"Kenapa kalian diam? Memang lelaki tidak pernah peduli! Udah tahu Elisa belum pulang, bukannya nyariin."

"Bun, tenang. Kak Lisa udah dewasa, dia baik-baik saja, kok," timpal Alex ragu-ragu.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang