ELISA duduk di kursi Arka sembari berlagak selayaknya boss di dalam film yang sering dinontonnya. Dia menaikkan kedua kakinya keatas meja lalu menatap dengan dagu sedikit lebih ke atas agar terkesan like an arrogant boss.
Dia tertawa kecil puas dengan aktingnya yang menurutnya sudah bagus. "Seharusnya aku jadi aktris saja sebelumnya." gumamnya.
Kini dia sendirian di ruangan Arka—Ayahnya. Arka baru saja pergi rapat dadakan sehingga Elisa harus tinggal sendirian di sana. Ruangan ayahnya masih terlihat membosankan, sama seperti terakhir kali dia berkunjung ke sana. Hanya ada rak buku dan sofa yang terlihat suram di mata Elisa. Dia tidak pernah yakin dengan selera Ayahnya itu.
Karena merasa bosan dia memilih memainkan ponselnya dan streaming serial Tv kesukaannya
Terlalu serius dengan layar ponselnya, Elisa tidak menyadari jika sejak tadi ada yang mengetuk pintu hingga akhirnya yang mengetuk membuka pintu. Elisa melihat ke arah pintu dan ternyata itu Frans.
"Hai Frans." sapa Elisa ramah
Kelebihan dari seorang Elisa adalah sifat ramahnya hingga banyak orang yang menaruh hati padanya dan senang berteman dengannya hingga sifatnya itu terbawa ke siapa saja dan di mana saja.
Frans baru menyadari jika Elisa ada di kursi Arka, pria itu membawa tumpukan buku ditangannya, "Hai, apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya seraya meletakkan buku-buku yang dibawanya ke tempat semulanya, mungkin.
"Hanya menunggu Ayah selesai rapat."
Pria itu mengangguk kecil dan tidak menjawab lagi. Setelah selesai meletakkan buku di tempatnya, Frans melirik Elisa yang terus menatapnya sejak tadi. "Aku pergi dulu." pamitnya.
"Tunggu," cegah Elisa setengah berteriak, "Bisakah aku ikut denganmu? Aku bosan di sini."
Frans menaikkan alisnya, "Tentu."
Dengan semangat Elisa langsung beranjak dari duduknya dan mengikuti Frans. Meskipun pria itu tidak begitu meresponnya, itu lebih baik dibandingkan harus menunggu rapat ayahnya selesai yang tidak pasti kapan selesainya.
"Apa kau suka bekerja di sini?" tanya Elisa dengan mata menatap ke sekeliling. Banyak orang tersenyum ke arahnya.
"Biasa saja." Jawab Frans singkat.
Sebenarnya Elisa bukan tipe yang terlalu ramah terhadap pria sebab pria akan menaruh hati padanya jika dia bersikap ramah dan itu akan membuatnya kesulitan nantinya. Bukannya sombong, hanya saja dia belum bisa menerima pria lain, menggantikan Reza baginya.
Tapi berbeda dengan Frans. Pria itu terlihat tidak tertarik sedikitpun kepadanya sehingga itu membuat Elisa lebih leluasa berteman dengan Frans. Bisa jadi karena Frans sudah punya kekasih atau memang tidak tertarik padanya, Elisa tidak peduli. Selama sikap Frans bukan seperti Rando—pria yang dia temui di pesta, semuanya pasti baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Romance[SEQUEL OF LOVELY HUSBAND] Bagi seorang Elisa Sherlyn Hardikusuma, tak akan lagi dia percaya akan janji. Sebab janji itu hanya akan menimbulkan luka tanpa obat saat yang berjanji tidak menepati janjinya lalu pergi dengan janji yang hanya akan mengga...