Promise | 7

9.8K 976 75
                                    

ELISA benci dengan suasana seperti sekarang ini, berada di antara orang-orang asing yang tidak pernah ia temui sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ELISA benci dengan suasana seperti sekarang ini, berada di antara orang-orang asing yang tidak pernah ia temui sebelumnya. Elisa tengah menghadiri pesta yang sejak tadi dia tidak ketahui pesta apa, yang pasti Arka-lah yang mengajaknya untuk menghadiri pesta yang Elisa tebak adalah pesta perayaan seseorang penguasa.

Sebenarnya aneh jika Elisa benci berada di kerumunan orang sebab selama ini pekerjaannya menuntutnya selalu berurusan dengan orang asing, entah itu pejabat atau orang biasa sekalipun. Tapi kali ini entah kenapa dia merasa canggung berada di antara orang-orang yang sering dia temui di kelas bisnis di penerbangannya, yang pasti adalah pengusaha atau pastinya orang kaya.

Setelah acara inti selesai, Elisa memilih pergi ke pojok ruangan. Dia tidak suka ditanya banyak hal oleh orang yang tidak dikenalnya dan lagi sejak tadi Arka dan Karin terus memperkenalkannya kepada anak-anak orang kaya itu dan semuanta terlihat sebagai 'anak manja' di mata Elisa.

Sebelumnya Elisa terus bersama Alex-adiknya. Namun tanpa disadarinya, Alex sudah menghilang. Dia mulai gelisah sebab awalnya dia menggunakan Alex agar para anak manja yang terus menanyainya itu menganggap jika Alex itu adalah kekasihnya, dengan begitu tidak akan ada yang berani menggodanya. Tetapi adiknya itu kini entah berada di mana dan Elisa pikir Alex kembali melaksanakan tugasnya sebagai playboy sejati.

"Hai," sapa seseorang dari belakang. Elisa yakin itu salah seorang dari para anak manja yang tadi menggodanya. Ia menghela napas lalu memasang senyum palsu kemudian berbalik, "Ah, hai." balasnya ramah.

Berdiri seorang pria yang Elisa akui itu tampan dan gagah di hadapannya. Pria itu tersenyum lebar lalu menyodorkan tangan kirinya yang spontan langsung Elisa balas.

"Apa yang gadis secantik kamu berdiri sendirian di sini?" ucapnya dengan senyum lebar. "Apa kamu perlu seseorang untuk menemanimu?"

Elisa tersenyum kecil, "Terima kasih tawarannya, tapi keberadaan Anda membuat saya tidak nyaman."

Pria itu tersenyum miring, lalu mendekatkan wajahnya pada Elisa hingga mata mereka bertemu lekat, "Tapi aku bukan tipe pria yang menyerah begitu saja setelah ditolak."

"Sungguh Anda pria yang keras kepala," ucap Elisa.

Pria itu terkekeh kecil. "Bukan keras kepala tapi aku ini pekerja keras. Bolehkah aku tahu siapa nama perempuan unik di hadapanku ini?"

Elisa memutar bola matanya malas, "Sungguh lebih baik jika memperkenalkan diri terlebih dahulu. Rasanya tidak sopan menanyakan sebelum memperkenalkan diri." Elisa mengakui jika pria dihadapannya itu pantang menyerah.

Alis pria itu terangkat, "Baiklah, perkenalkan, namaku Rando Anzerta. Lalu siapa namamu?"

"Elisa."

Kini alis pria bernama Rando itu tertaut, "Just Elisa?"

Elisa mengangguk kecil. Dia tidak ingin memperkenalkan dirinya dengan nama keluarganya sebab orang-orang akan mendekatinya karena ingin memanfaatkannya untuk urusan bisnis.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang