스물다섯

15.6K 1.2K 124
                                    

~Twenty-Five~
'Boyfriend-boyfriend'

Jungkook merasakan ia berada di sebuah ruangan gelap. Rasanya tenang, nyaman, dan kosongーlegam sekali. Si Jeon tak dapat melihat apa-apa, kecuali kedua telapak tangannya dan tubuhnya sendiri. Semua masih utuh, tidak ada bekas tembakan juga di dadanya.

Apakah dia sudah mati?

"Huh, konyol. Kupikir matiku akan lebih elit dari pada ini," gumam si Jeon, merajut senyum miring di parasnya.

"Kata siapa kau mati, huh?"

Si raven membuka matanya ketika mendengar suara khas itu di balik punggungnya. Suara wanita yang sangat dirindukan dan dicintainya. Jungkook membalikkan tubuhnya tak percaya, "Eomma...?"

Di saat itu, ruangan gelap itu berangsur-angsur menghilang menjadi buih. Ruangan dimana ia pijak berubah menjadi putih. Semuanya serba putih. Wanit cantik itu berdiri dan menggenggam tangannya sendiri di balik punggungnya, menarik senyuman di wajahnya yang sudah agak keriput.

"E... eomma? Ini benar eomma, 'kan?" Jungkook gelagapan. Rasanya, ia seolah dapat merasakan detak jantungnya sendiri, berdebar sangat kencang dan berisik. Wanita di hadapannya terlihat terlalu nyata.

Wanita itu mengangguk. Ia agak terkejut ketika si raven itu langsung berlari kearahnya dan memeluk tubuhnya erat. Terisak di bahu wanita itu tanpa berkata-kata.

Nyonya Jeon mendengus geli, lalu tersenyum. Tangannya mengelus rambut putranya pelan, "Baru ditinggal sebentar sudah setinggi ini, ya? Kau juga tambah kurus. Kau pasti mengalami masa-masa susahmu, ya? Maafkan eomma ya, nak, harus meninggalkanmu seorang diri."

"Hiks... Jungkook rindu eomma," Harga dirinya sebagai seorang pria yang memegang opini masyarakat; seorang lelaki harus kuat, tak boleh menangisーmenghilang begitu saja. Air mata Jungkook mengalir begitu derasnya, rasa rindu yang selama ini dibendungnya seperti terluapkan. Sudah lama ia tak menangisi ibunya, karena selama ini ia pikir semua takkan ada yang berubah jika ia menangis.

"Sstt, berhentilah menangis seperti ini. Kau seperti Baby besar saja," Wanita itu mendorong pelan bahu putranya, mengusap pipi anaknya, "Lihatlah, wajahmu tampan sekali. Kau sangat mirip eomma!" sang ibu berkata dengan penuh percaya diri.

Jungkook menyeka air matanya dan mulai tersenyum mendengar keantusiasan sang ibu. Selalu saja seperti ini. Dalam keadaan apapun, eommanya selalu bersikap hangat dan ceria di depannya.

"Eomma, Jungkook sekarang nakal, lho. Aku jadi gay, suka dengan om-om dan dia membayari hidupku sekarang. Hal itu kulakukan soalnya appa pergi dari rumah. Aku juga memanfaatkan si om-om itu karena dia polos sekali. Eomma marah, tidak?"

Plak.

Iya.

Sebuah tamparan mendarat di pipi Jungkook yang habis mencerocohーdan itu lumayan menyakitkan. Pipinya nyut-nyutan.

Si ibu yang habis menampar hanya tetawa hampa, "Mana mungkin eomma marah? Hahahaha~"

Kalau tidak marah, itu barusan apa...?

Si eomma menghembuskan napasnya, "Eomma tidak marah karena kau gay atau apapun itu, sayang. Tetapi eomma kecewa dengan caramu memperlakukan orang yang kamu cintai itu. Seharusnya kau memperlakukannya dengan baik."

Little Sugar Daddy《KookV Fanfiction》Where stories live. Discover now