si anak ambon

180 73 25
                                    

Dan belum sampai 1 menit, para pemuda yang gue kira berasal dari angkringan yang gue lewati tadi datang nolongin gue, dan menghajar dua preman tersebut tanpa ampun.

MAMPUS LO!! 

Gak lama setelah itu, satu mobil polisi datang dengan dua anggota polisi turun lalu berlari ke kerumunan para pemuda yang nolong gue. Sebelumnya, gue sempat lihat bahwa polisi tersebut berbicara sebentar dengan seorang pria yang gue duga dialah yang menghubungi polisi ini untuk datang ke tempat kejadian.

Setelah tertangkapnya dua preman tersebut, lalu para pemuda membubarkan dirinya masing-masing. Selang beberapa menit setelahnya gue sempat bertemu tatap dengan orang yang gue duga menghubungi polisi tadi, tetapi hanya dengan hitungan detik.

"Lo gapapa kan?" tanya seorang pria kepada gue

"Eh, ah apaan?" jawab gue kikuk karna kaget

"Et ni bocah, lo gapapa kan?" tanyanya lagi

"Gapapa gue, thanks ya udah bantuin tadi,"

"Oh iya sama-sama, santai aja kan emang udah kewajiban seorang pria menjaga seorang wanita," jawabnya sambil cengengesan

Gue memutar bola mata malas. Ini pasti calon-calon pakboi. Tuding gue dalam hati.
Dan tau gak sih? Ni anak ngomong sambil mainin jambulnya yang ikal kayak orang ambon, anjir. Pengen gue smoothing aja rasanya.

"Ohya kenalin, gue Boni anak terganteng sejagat raya. Kata nyokap bokap gue," jawabnya pede sambil menjulurkan tangan ke gue

"Anastasya, panggil aja Tata,"

"Tata... Bukan tata tertib atau tata krama kan?" tanya Boni meledek

"Terserah lo," kata gue malas

"Haha canda doang elah, baper banget dah" ucap Boni sambil menyenggol lengan gue, sontak gue melotot kaget dan senyum kikuk

Heh sumpah, lo itu siapa? Gue gak kenal betul asal usul lo darimana, kenapa bisa-bisanya lo sok akrab kayak gitu sama gue? Hellooo...

"Eh tapi tapi... bentar," katanya dengan merunduk dan menyedekapkan tangannya diatas dada dan melanjutkan perkataannya, "Perasaan gue kayak pernah liat lo deh, dimana ya?"

"Ohya? Salah liat kali lo," kata gue sedikit terkejut

"Gatau juga sih, gue lupa hehe" jawabnya sambil menggaruk tengkuk kepalanya

Bocah aneh

"Oh iya tadi gue sempet liat ada orang yang nelfon, mungkin dia nelfon polisi buat dateng kesini. Apa itu temen lo?" tanya gue penasaran

"Hu? Ah iya dia temen gue. Tadi sebelum gue lari kesini buat nolongin lo, dia emang bilang mau telfon polisi," kata Boni memberikan penjelasan kebenarannya, "Sebentar gue kenalin ke lo. Az ni cew... lah tu anak kemana anjir, udah ngilang aja macem jin, perasaan tadi gue liat dia gak jauh dari sini," jawabnya sambil celingak-celinguk mencari keberadaan temannya

"Orangnya udah pergi" sahut gue

"Emang bocahnya aneh dia. Maklumin aja ya," jawabnya yang tidak sadar diri, "Yaudah lo gapapa kan?"

"Iya gue gapapa, santai aja sih,"

"Oke-oke kalau gitu mau gue pesenin taxi dulu gak biar lo gak jalan sendirian lagi, biar cepet sampe rumah juga?"

"Um gausah. Rumah gue udah deket kok dari sini. Gapapa gue jalan lagi aja. Makasih btw tawarannya,"

"Serius nih?"

"Hmm," jawab gue singkat

"Yaudah kalo gitu gue tinggal ya. Temen-temen gue pasti nyariin gue. Karna katanya kalo gak ada gue sepi. Secara kan gue anaknya pembawa hoki. Udah gitu gue orangya ganteng, terus gu...e. Lah buset tu anak udah ngacir aja. Padahal gue belom selesai promosi. Emang promosi yang barusan gue bilang gabagus apa ya?" ucapnya yang masih berusaha mengotak ngatik tangan layaknya orang ngitung hutang

Iya, gue ngacir duluan, ninggalin dia yang masih sibuk mempromosikan diri. Jahat sih, tapi gak sejahat dia yang tiba-tiba menghilangkan tanpa kabar.

diary blueWhere stories live. Discover now