Prolog.;

24.3K 1.5K 126
                                    

"Malam yang sunyi kita benar-benar tak sengaja bertemu dan berujung akan selalu saling merindu, tapi itu semua hanya harapanku, mungkin? "

------------------------------------------







Angin malam yang berhembus sedikit kencang, dan langkah kaki yang sedikit dipercepat membuat lelaki manis yang sedang menyusuri trotoar jalan raya ini harus sesekali tersandung oleh krikil-krikil yang lumayan besar.

Coat yang dikenakannya juga tak seberapa tebal, mengharuskan lelaki manis ini sesekali memeluk tubuhnya sendiri untuk menghalau dingin yang hendak menyerang tubuhnya.

Hatinya tak tenang, sedari tadi ia merasa bahwa dirinya sedang diikuti oleh seseroang, namun demi apapun ini sangat gelap dan Ia tak dapat melihat apapun, bahkan, sebagian toko juga tidak menyalakan lampunya, dan itu mengakibatkan jalan semakin gelap dan sulit untuk dilihat.

Ia menambah tempo kecepatan langkah kakinya, ia buat menjadi setengah berlari, dan benar saja, ia mendengar langkah kaki yang berlari juga di belakangnya. Oh Tuhan bagaimana ini, ia harus sekuat mungkin menahan air matanya agar tak terisak di sini, ia harus kuat agar bisa sampai ke rumah hingga...

Grep

"Mphttt..."

Tiba tiba saja sesosok lelaki bertubuh tegap sedang berdiri di depannya dan langsung menarik dirinya ke dalam pelukannya dan membungkam mulutnya dengan tangan besarnya.

Tolong Tuhan ia tak sanggup, ia benar-benar takut, Tubuh yang baru saja mendekapnya itu tak lama bergerak dan menarik dirinya agar berjalan menjauh dari arah jalan raya tersebut dan memasuki satu gang sempit yang entah dirinya pun tak tau, karena ia jarang sekali melewati gang ini.

Lelaki tadi melepaskan lengannya, dan menarik masker yang dikenakannya, setelahnya, ia menatap lekat ke arah pria yang telah ia bawa ini, sambil berkata.

"Hai Park Jimin, merindukanku?"

Saat namanya disebut, pria bernama Park Jimin tersebut mendongak dan menatap siapa yang barusan memanggilnya.

"Kau??? TOL- Mppht."

"Mencoba berteriak, habis kau disini!"

Pria bertubuh tegap itu membawa Jimin pergi ke ujung gang tersebut hingga menemui mobil hitam yang terparkir di sebrang jalan.

"Masuk!"

"Lepaskan, aku harus pulang, adikku di rumah, kumohon Jungkook-Shhi."

"MASUK! "

Jimin tercekat disaat lelaki yang bernama Jungkook itu memakinya tepat di depan wajahnya, sungguh pria ini membuat Jimin takut.

Jungkook membawa mobilnya melaju dengan kecepatan yang tidak bisa dibilang bersahabat ini.

Jimin yang takut mengeratkan pegangannya di karet Saftey belt yang melingkar di tubuhnya.

"Kumohon Jungkook-Shhi."

Jungkook sama sekali tak merespon ia tetap fokus ke jalan dan menaikan kembali tempo kecepatan laju mobilnya. Jimin hanya bisa memejamkan matanya, karena sungguh pria di sampingnya ini membuat dirinya takut.

Sudah beberapa hari ini memang Jimin selalu merasa ada yang mengikutinya saat ia pulang kerja, namun Jimin mencoba mengabaikan karena mungkin itu hanya firasatnya saja, namun saat ia menemukan Lelaki ini hadir lagi di hadapannya, jujur itu membuat Jimin takut. Sangat takut, apalagi yang ia inginkan sebenarnya, bukannya hutang hutang keluarganya sudah terbayarkan, dan itu juga sudah sangat lama ia lunasi, tapi kali ini ada apa lagi?

The Jerk Wants Me - KM.ᴱⁿᵈ [ Revisi ]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें