seventeen ° leave well alone

2.8K 639 129
                                    

Blam

Pintu ruang ICU tertutup rapat. Menyisakan Changbin dan Bangchan di ruang tunggu. Changbin enggan untuk duduk. Merasa benar-benar bodoh untuk kali ini. Rasa bersalahnya lebih besar dari rasa lelahnya.

Yang lebih tua mengusap wajahnya kasar.

BRAKK

Bangku ruang tunggu sedikit bergeser saat Bangchan menendangnya.

"Gue kira setelah tau gue ini kakak sepupunya Felix lo ga bakal deketin dia lagi,"

"Maaf, Kak"

"Masalah yang dulu udah gue lupain. Tapi lo ngusik gue lagi, ngusik anggota keluarga gue"

Helaan napas terdengar.

"—lo tau kan masalah penyakit Felix?"

Changbin mengangguk.

"Gue cuma mau bantu Felix—"

"Lo pikir dengan cara yang lo lakuin itu Felix bisa sembuh gitu aja?!" Bangchan menyahut. Tangannya memegang pundak Changbin di depannya.

"Jangan lakuin cara-cara bodoh itu lagi ke dia. Lo bukan siapa-siapa, gue sebagai keluarganya pun gak bisa nuntut lo soal apapun. Liat sendiri kan hasil karya lo? Felix sekarat di dalem,"

Bangchan mendecih.

"Asal lo tau, penyakit Felix gak sebercanda itu," Bangchan berucap pelan.

"Gue nyesel soal ini. Gue janji lain kali gak—"

"Siapa bilang bakal ada lain kali? Lo boleh pergi sekarang, Bin"

"Tapi-"

"Pergi. Demi Felix"

Pada akhirnya Changbin menurut. Dengan langkah berat ia pergi dari tempatnya. Sempat melirik pada pintu ruangan yang masih tertutup rapat disana.

Dan ia benar-benar menuruti perkataan Bangchan. Seo Changbin berusaha menjauh. Pergi. Demi Felix nya.

•••


Felix memandangi jahitan di lengan kirinya yang mulai mengering. Sudah lebih baik dari sepuluh hari yang lalu saat ia terbangun di ruang serba putih.

Tangannya dengan lincah melipat beberapa pakaian. Memasukkannya ke dalam koper hitam di depannya. Matanya terus melirik pada ponselnya yang belum juga memunculkan notifikasi yang ia tunggu-tunggu.

"Udah jam sepuluh, kamu belum selesai beres-beres?" tanya Nyonya Lee dari depan pintu kamar Felix yang terbuka.

"Sebentar lagi kok, Bun"

Wanita cantik itu duduk di sisi ranjang milik Felix. Lalu mengelus surai pirang anaknya yang kini sedang terduduk di lantai sambil membereskan beberapa barang lain yang sekiranya diperlukan.

"Inget pesan-pesan Bunda ya? Harus jadi anak baik disana. Bunda cuma bisa doain kamu dari sini"

Felix mengangguk singkat sebelum Ibunya mengecup pucuk kepalanya.

"Habis ini tidur ya? Kan besok Bangchan jemput pagi kesini"

"Iya Bunda, ini udah selesai kok" Felix memindahkan kopernya ke dekat tembok, persis sebelah pintu kamarnya.

"Ya udah. Bunda tinggal ya,"

Felix mengangguk. Melihat punggung Ibunya yang menghilang seraya pintu kamarnya tertutup.

Felix melemparkan tubuhnya ke atas ranjang. Tangannya mencari-cari ponsel yang sebelumnya ia letakkan di atas bantal.

Kak Changbin'18

PURZELBAUM [Changlix]Where stories live. Discover now