four ° you don't care

4.5K 916 281
                                    

"Fel, gue suka sama lo"

JEDUGG

Kepala Felix menyundul jendela mobil di sampingnya. Kedua matanya membelalak seketika.

"H-HAH?!"

Changbin menghadap ke jalanan di depannya.

"Gue juga gak ngerti,"

Felix membenarkan posisi duduknya. Agak sedikit tak nyaman. Mungkin karena bahasan obrolan kali ini.

Changbin terus merutuki dirinya yang suka asal berbicara. Dan berakhir dengan dirinya yang sedikit gugup.

"Maaf kak, aku bukan gay" ucap Felix sambil menatap ke arah luar jendela.

Mereka melewati stasiun Manggarai. Yang artinya tempat tinggal Felix sudah dekat.

Jalanan di luar masih ramai. Beberapa ojek online pun masih setia menunggu di depan pintu keluar stasiun transit commuter line tersebut.

"Gue cuma kasih tau aja kok. Ada orangnya kenapa gak ngomong langsung kan'? Hehe"

Bukannya cair, suasana antara keduanya justru makin canggung. Changbin meneguk ludahnya kasar. Mencoba melupakan penolakan halus dari adik tingkatnya itu.

"Kak,"

"Hm?"

"Btw rumahku udah kelewatan dari tadi"

Ciiittttt

Pedal rem diinjak mendadak oleh Changbin.

"Kok gak bilang dari tadi"

"Aku turun disini aja gapapa kok, lagian cuma kelewat tiga rumah"

Changbin mengangguk. Lalu menoleh ke arah Felix yang sudah keluar dari mobilnya.

Felix meninggalkan Changbin yang masih terdiam.

Bahkan tanpa kata terima kasih. Felix berjalan begitu saja.

•••


Hari ini adalah dua hari setelah pelantikan anggota kepengurusan badan eksekutif mahasiswa, dan organisasi lainnya.

Jisung keluar dari mobil yang ditumpanginya.

Srett

Tubuhnya ditarik sehingga kembali duduk di atas jok.

"Obatnya udah dibawa?"

Jisung mengangguk. Lalu tersenyum.

"Bilang aja kakak mau minta cium kan? Pake segala tanyain obat"

Pemuda di jok kemudi itu hanya terkekeh. Jisung mencium bibir kakaknya dengan cepat.

Hendak dilepaskan. Namun tengkuknya ditarik mendekat. Bibirnya dilumat pelan oleh sang kakak.

"Mmh- kakak!"

Jisung mendorong pundak kakaknya menjauh. Kemeja putih yang ia kenakan sedikit kusut di bagian depannya.

"Udah ah, keburu Jisung telat kakaaaakkk!"

Pemuda yang lebih tua hanya terkekeh melihat sang adik yang merajuk di pagi hari. Mungkin seharian ini adiknya akan kesal.

Jisung berjalan memasuki koridor kampusnya. Tak lupa mengisi absen dengan menempelkan barcode kartu mahasiswanya pada mesin scanner.

Jisung menoleh saat seseorang berambut pirang melewatinya.

"Felix!"

Yang dipanggil menoleh.

"Mau kemana?"

PURZELBAUM [Changlix]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon