nine ° confused

3.8K 856 155
                                    

Felix tengah sibuk berkutat dengan ponselnya. Ruangan BEM kali ini cukup sepi. Hanya ada Felix dan beberapa kakak tingkat angkatan delapan belas.

"Lah iya kan dulu dia pernah menang olimpiade, medali emas pula"

"Iya setau gue juga anaknya pinter, makanya gue gak percaya kalo sampe drop out,"

Felix mengernyit. Dirinya yang berada di pojok ruangan mulai menajamkan pendengarannya.

"Hah? Sumpah Changbin DO?"

Salah satu dari ke empat orang  yang mengobrol disana mengangguk.

"Denger denger sih masalah keluarga,"

Obrolan ke empatnya masih terdengar. Felix beranjak meninggalkan ruangan tersebut. Langkahnya membawa dirinya untuk menuju kelas.

Baru saja kakinya berpijak pada lantai ruang kelasnya. Suara Lee Jeno menginterupsi.

"Pulang pulang ayo"

Felix melirik ke belakang tubuh Jeno. Ruang kelas kosong.

"Gak ada kelas, kosong lagi. Dosen ada kunjungan ke IPB"

Ponsel Felix berdering singkat. Diambilnya ponsel hitam miliknya di dalam saku.

Pesan singkat dari Seo Changbin.

Kak Changbin'18


| Free gak?
| Samperin sinih ke Thamrin city, gue di Starbucks

Oke kak |


Felix berlari menuju parkiran fakultas teknik. Segera mengendarai motornya menuju kawasan Jakarta pusat.

Pandangan matanya berkeliling mencari sosok yang ia cari. Dan ya, Changbin memakai setelan hitam seperti biasa. Pemuda Seo itu duduk di sudut barat, sendirian.

Felix melangkah mendekat. Mengerutkan dahi saat melihat ada beberapa bekas gelas plastik bekas kopi yang tersisa sedikit.

"Kak Changbin sama siapa disini?" tanya Felix sebelum mendudukkan diri.

"Tadi habis ngumpul sama temen-temen, trus gue kangen lo"

Felix tertawa pelan.

"Apaan sih kak"

Changbin melepas topi hitam yang ia kenakan. Rambutnya ia sisir ke belakang dengan jari tangannya.

Felix memandang pemuda di hadapannya. Beberapa hari ini memang Changbin sudah tidak berangkat lagi ke kampus. Jujur saja, itu membuat hari-hari Felix terasa janggal.

"Gimana hari ini? Ada cerita apa?" tanya Changbin.

"Seharian ini aku cuma di ruang BEM, kelas banyak yang kosong"

Changbin mengangguk. Tatapan matanya tak lepas dari sosok di depannya.

"Oh iya kak, besok pemilihan ketua angkatan teknik" ucap Felix ragu.

"Trus?"

"Aku gak semahir kak Changbin, takut kinerjaku anjlok dan gak sesuai ekspektasi"

"Mau mundur di tengah jalan? Padahal mulai aja belum loh"

Tak ada sahutan.

"Coba dulu aja, lagian gak bakal tau kalo belum dicoba kan'?" Tangan Changbin mengusap sekilas pipi Felix.

"Pulang yuk?"

Felix mengangguk malas. Padahal ia ingin lebih lama lagi bersama pemuda Seo itu.

PURZELBAUM [Changlix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang